Senin, 13 September 2010

WE GOT MARRIED part 15 (final) – I want to Spend My Lifetime Loving You

Annyeong haseyo, chingudeul.....

Ketemu lagi nih.... akhirnya.. ff gaje yg satu ini udah tamat....

Bagi yg penasaran sama endingnya, langsung dibaca saja....


Ide cerita: Lulu, Nden, Rahmi

Cast(s): bumsso, seungho-jiyeon, and mates

Pictures: baidu, fb, DC gallery, etc, edited by rahmi dan nden

Opening word by: Lulu



Saat nanti kita melewati semak kebersamaan dan melintasi gurun kehidupan, kaulah yang memelukku. Dan jika waktu telah habis di sorga, kelak kau tetap menggandeng tanganku.



Hari pernikahan so eun dan kim bum pun telah tiba. Pernikahan yang terasa megah, karena memang ayah kim bum adalah seorang perdana menteri maka kesan mewah memang tak lagi dapat ditolak.


So eun berjalan dengan didampingi ayahnya dan diiringi oleh ji yeon sebagai pengiring pengantin. Ia berjalan menuju kim bum yang tengah berdiri di altar. Kini mereka sejajar berhadapan dengan pendeta yang siap untuk menikahkan mereka.


“Sekarang saatnya kita memulai jalannya pernikahan ini. Sebelum kedua mempelai mengucapkan janji mereka, apakah ada yang keberatan? Kalau tidak mengungkapkannya, maka dia akan menyesal selamanya,” ucap pendeta. Semua hening, tak ada jawaban penolakan. “Baiklah, kita mulai saja,” lanjutnya.


“Kim sang beom, maukah kau menerima kim so eun apa adanya dan menemani kim so eun dalam keadaan susah dan senang sampai akhir hayatnya?” tanya pendeta.

“Saya bersedia,” ucap kim bum.

“Kim so eun, maukah kau menerima kim sang beom apa adanya dan menemani kim sang beom dalam keadaan susah dan senang sampai akhir hayatnya?” tanya pendeta lagi.

So eun tersenyum, kemudian dia menjawab, “saya bersedia.”

“Sekarang, silakan kalian memasangkan cincin ke jari pasangan kalian,” perintah pendeta.

Kim bum pun kemudian memasangkan cincin pernikahan mereka ke jari manis so eun, begitu pun sebaliknya, dan setelah itu kim bum mencium kening so eun dengan menumpahkan segala perasaan yang ada di hatinya.



Ku menggenggam tanganmu ke tempat yang jauh

Kita berdua punya mimpi

Ketika aku memikirkanmu, jantungku berdetak kencang

Bisakah kau pergi denganku ke manapun kau mau?

Sayang, kembalilah untukku

Kamu satu-satunya orang di masa depanku

Jangan mengeluh

Aku punya mata untuk melihatmu

Suaramu tidak pernah hilang di diriku

Aku tidak bisa melakukan apapun

Hanya untukmu, aku tidak putus asa

Genggam tanganku dan katakan kau mencintaiku

Dan tetaplah selamanya di sisiku

Kamu satu-satunya cintaku

Dan aku mencintaimu dengan penuh kasih

(Wild Rose Thorn – Only You *indonesia translate*)



Triple S

Lulu, nden, dan rahmi tiba di sebuah gedung resepsi pernikahan bersama ibu mereka masing-masing, namun mereka sama sekali tidak tahu siapa yang menikah pada saat itu. “kami pergi menemui rekan kami dulu yah, kalian tunggu kami di sini. Bila kalian ingin mengambil makanan ada di sebelah sana.” ujar eomma dierenz diiringin anggukan eomma retno dan eomma intan.


“siapa yang menikah yah, mengapa ramai sekali, banyak wartawan juga artis.” Tanya rahmi pada kedua temannya. “iya ibuku juga tidak memberitahukannya padaku. Kamu tahu siapa lu?” Tanya nden sambil melirik ke arah lulu. Namun ia bingung orang yang dia maksud tidak ada di tempat. Nden dan rahmi pun celingak celinguk mencari sosok lulu.


Sedangkan di lain tempat lulu tengah asyik menata piring di tangannya dengan berbagai makanan lezat sambil tersenyum-senyum bahagia. “wah makan besar, untung saja aku belum makan dari rumah dan aku juga membawa kantong jadi bias kubawa ke rumah.” ujar lulu bahagia. Tiba – tiba ada seseorang dari sampingnya yang tak sengaja menyenggol tangannya, “eh …maaf aku tidak sengaja.” ujar seorang laki-laki dengan rambut hitam legam dan tersenyum manis. “se …seung ho …..” ujar lulu terbata-bata. “seung ho ternyata kau ada di sini.” ujar seseorang yang menghampiri seungho. “iya aku ambil makanan dulu.” Ujar seung ho pada temannya tersebut.


“oh my God, lee hong ki???!!!” ujar lulu sambil menepuk-nepuk dadanya. “kau mengenal kami?” Tanya seung ho, lulu pun mengangguk. “siapa namamu? tanya hongki. “namaku Lulu siti auliyah ms anaknya eomma retno, zodiac pisces, single, suka bidang fotografi, lumayan pinter kalo dipaksain dan sedang mencari pacar dunia akhirat.” ujar lulu dengan sedikit promosi. Seung ho dan hongki pun saling pandang dan menatap lulu kemudian tersenyum aneh.


Rahmi sedang asyik menatap sekeliling ruangan, kemudian dia menangkap sosok yang dikenalnya. “nden....,” ucap rahmi sambil *mikirin b.indonya* menarik tangan nden, namun matanya masih melihat sosok itu. “nden,” teriak rahmi. “ada apa, sih?” tanya nden yang kesel karena dari tadi rahmi menarik-narik tangannya hampir copot. “igo..... itu.... itu..., nden?” kata rahmi sambil menunjuk seseorang. Nden kemudian memperhatikan arah tunjukkan rahmi, “ahhh... itu kan kyuhyun, pacar aku, masa kau tidak tau,” gumam nden. “iya aku tau kalau itu kyuhyun. Tapi yang kumaksud cowok yang ada di sampingnya, dia tampan sekali. Dia pasti temennya kyu kan? Kenalin aku donk,” pinta rahmi. “iya, namanya siwon, dia temen pacarku,” kata nden. Kemudian nden pun mengajak rahmi menemui kyuhyun, dan mengenalkan siwon kepada rahmi. *udah sampe di sini aja, otak saya udah mampet*rahmi


“kamu dari mana aja lu? Tau gak tadi aku ketemu sama kyu dia lagi sama oppa siwon. Dan kemudian aku mengenalkan siwon sama rahmi, kalau tidak tanganku yang satunya lagi bisa lepas” ujar nden agak kesal sambil menatap rahmi dan kemudian mengalihkan pandangannya ke lulu sedang cengar cengir sendiri. “hehehe ….” reaksi lulu hanya tersenyum. Rahmi menepuk-nepuk punggung nden, “teman – temannn ……”ujar rahmi sambil memperhatikan sesuatu. “kenapa rahmi?” Tanya nden . “lihat itu.” ujar rahmi sambil menunjuk sesuatu. Kim bum dan so eun yang tengah bercengkrama berdua dan mengenakan pakaian pengantin. “jadi mereka yang menikah.” ujar lulu yang baru sadar dengan lamunannya. Mereka bertiga pun segera lari menghampiri mereka. Dengan secepat kilat ketiganya sudah nemplok aja meluk kim bum dan so eun. “kyaa ….. kita masih di bumi kan?” ujar rahmi girang. “eonnie so eun… oppa kim bum … kami adalah fans setiamu yang paling gila sama kalian.” ujar nden diiringin anggukan lulu dan rahmi yang masih memeluk kim bum dan so eun. “benarkah?? Terima kasih karena kalian telah menyukai kami.” ujar so eun ramah. “by the way kami engap juga kalau dipeluk seerat ini.” ujar kim bum.


Lulu, rahmi, dan nden pun melepaskan pelukannya, “eonnie … oppa …. Resmikan kami sebagai netizen kalian.” ujar rahmi dengan tatapan penuh harap. So eun dan kim bum pun saling menatap kemudian tersenyum. “baiklah.” ujar kim bum disertai anggukan dari so eun. “hiks ….. aku bahagia banget sampai-sampai nangis beserta mimisan begini.” ujar lulu sambil mengelap air mata dan mimisannya. “cup cup cup …. Kamu jangan lebay yah, kita kan lagi sama bumsso.” ujar nden.


Tak lama kemudian eomma retno, eomma dierenz, dan eomma intan pun menghampiri mereka. “hai so eun apa kabarmu?” Tanya eomma retno. “baik, terima kasih sudah menyempatkan datang.” ujar so eun. “tentu saja kami kan teman baik ibumu jadi kami pasti harus menghadiri pernikahanmu. Apalagi anak-anak kami sangat menyukai kalian berdua.” ujar eomma dierenz. “iya benar, kalian sangat serasi terlebih wajah kalian begitu mirip. Pasti kalian sangat dekat dan sudah satu hati.” tambah eomma intan. So eun dan kim bum pun tersipu.


Setelah acara pernikahan selesai esoknya mereka langsung pergi ke pulau Jeju untuk menikmati bulan madu mereka.



***************************

Lotte Hotel, Dataran Tinggi Hallasan, Jeju Island


Setelah tiba di hotel, kim bum dan so eun masuk ke kamar mereka. Kamar khusus untuk bulan madu, Honeymoon room. Sebuah kamar yang bisa disebut bungalow, terdiri dari 2 lantai yang memiliki ruangan yang cukup besar dengan 1 ruang tempat tidur yang berada di lantai 2, tempat duduk, kolam renang di dalam, yang terpisah.


So eun melihat-lihat ruang tidurnya. Ada kasur memakai kelambu putih dan ada wewangian aromatherapy. “Yeobo,” panggil kim bum. So eun pun menoleh, “ada apa?” tanya so eun. “ikut aku,” ujar kim bum. Kim bum pun menutup mata so eun dengan tangannya dan menuntunnya menuju kolam renang.


Kim bum membuka mata so eun. Sebuah tempat berupa pondok kecil atau gazebo dekat kolam, dengan makanan terhidang. Kim bum dan so eun pun duduk berhadapan. “Kau yang menyiapkannya?” tanya so eun. Kim bum pun mengangguk. Kim so eun menatap hidangannya, makanan khas korea favoritnya. “Makanlah, kau pasti lelah selama perjalanan tadi,” ujar kim bum. “Kau selalu tau apa yang kumau,” ujar so eun. Kim bum pun tersenyum. “cobalah ini,” kata kim bum dan menyuapi so eun. “Bagaimana? Enak?” tanya kim bum, so eun pun mengangguk.


Setelah makan malam.....

So eun pun duduk di tepi kolam dan membiarkan kedua kakinya masuk ke dalam air. Kemudian kim bum mengikutinya dan duduk di samping so eun, dan membelai rambut so eun.

“lihatlah ke atas,” ujar kim bum. So eun pun menurut. Dilihatnya atap bungalow yang berada di kolam renang yang tembus pandang hingga ia bisa melihat langit malam. “atapnya transparan,” ujar so eun. “ya, tapi sayang tidak ada bintang, hanya bulan yang bulat sempurna,” ucap kim bum. “tapi aku masih bisa melihat bintangnya,” sahut so eun. “jeongmal?” tanya kim bum penasaran. “Kau,” jawab so eun dengan tatapan hangat. Kim Bum pun tersenyum. “lihat itu,” teriak kim bum sambil menunjuk ke atas. So eun pun melihat ke atas, dan... CUP.... kecupan lembut mendarat di pipi so eun. So eun tersipu malu. “sudahlah, cukup main airnya. Ayo kita ke atas saja,” ajak kim bum yang kemudian menggandeng so eun.


“huaaaaaaa.... indah sekali pemandangan dari balkon ini,” ujar so eun yang berdiri di balkon kamar mereka menikmati pemandangan pulau jeju di malam hari. “ya, tapi tidak seindah wanita yang ada di depanku,” ujar kim bum sambil tersenyum, ia tengah bersandar pada pintu geser yang menyambung kamar ke balkon.

Kim bum pun menghampiri so eun dan berdiri di sampingnya sambil menggandeng pinggang so eun. “kau suka tempat ini?” tanya kim bum dengan tatapan lembut. So eun mengangguk, ia pun menggenggam tangan kim bum erat. “terima kasih karena kamu bersedia menjadi istriku, dan kuharap kau bersedia hidup bersamaku selamanya,” tukas kim bum. So eun pun menatap suaminya dengan lembut. Ia gerakkan tangannya perlahan menyentuh rambut kim bum, dan.... Pletakkk.. “asalkan kau mau kujitak setiap hari, hehehe” ujar so eun jahil. Kim bum mengusap kepalanya, “wah istriku galak sekali,” gumamnya dengan wajah polos.


Kemudian kim bum menarik so eun dan menggendongnya. “chajiya, turunkan aku. Kamu mau apa?” teriak so eun sambil memukul dada kim bum pelan. “hehehe, ayo kita bulan madu, Yeobo,” ujar kim bum senyum sambil mengerlingkan matanya. So eun pun tersipu.


Di kamar....

Saat hendak meletakkan so eun ke kasur, tiba-tiba so eun mencekek kim bum karena gugup. Kim bum pun refleks menurunkan so eun dari gendongannya. Kim bum memegang lehernya yang agak sakit karena dicekek so eun. Dia menatap dalam mata so eun, so eun yang dipandangi seperti itu hanya menunduk karena takut.

“kau marah, bum?” tanya so eun.


“ne, aku marah karena kau mencekekku. Kau harus mendapat balasan,” ucap kim bum misterius.

“tapi aku kan tidak sengaja, apa kau mau mencekek balik istrimu ini?” takut so eun yang masih berdiri.

Perlahan kim bum mendekat, tangan kirinya menepuk bahu so eun, so eun tiba-tiba merinding disko, “kyaaaa... bum, apa yang kau lakukan?” tanya so eun sambil berteriak memukul kim bum yang menggendongnya.

“kau akan menjadi milikku seutuhnya,” gumam kim bum.

So eun masih teriak-teriak, kim bum menjatuhan so eun di atas kasur yang empuk, dan rambut so eun tergerai langsung menutupi wajahnya sebagian. Kemudian kim bum naik ke kasur dan perlahan mendekati so eun. Dengan perlahan kim bum menyingkirkan helai demi helai rambut so eun yang menutupi wajah istrinya dengan tangan kanannya. *capek bgt helai demi helai* So eun benar-benar gugup dibuatnya, tangan dan kakinya mendadak dingin dan berkeringat. Kim bum tersenyum. Dengan posisinya yang terlentang, so eun semakin gugup. Perlahan kim bum mendekatkan wajahnya ke wajah so eun. So eun menutup matanya, kim bum malah tersenyum dan bergumam, “siapa yang mau menciummu? Aku hanya ingin bilang kalau aku punya kejutan untukmu.”

So eun sontak membuka matanya dan wajahnya memerah malu, “aku kira tadi kau....,” belum selesai so eun berucap, kim bum beranjak dari kasur dan kemudian mempersiapkan proyektor. “duduklah dan lihat dinding ini nanti,” pinta kim bum. “untuk apa aku menatap dinding, gila. Lebih baik aku menatap suamiku,” gumam so eun.


Kemudian kim bum menyalakan proyektor dan mulailah muncul slide show di dinding kamar mereka.



So eun menangis terharu. “eottokae?” tanya kim bum. Tanpa lama-lama, so eun berlari dan memeluk kim bum dan mendaratkan ciuman di pipi kim bum. “aku senang,” ucap so eun.


Setelah mereka berdua selesai melihat slide show buatan kim bum, mereka pun saling pandang. “malam ini milik kita kan?” tanya kim bum. So eun mulai gugup. “Ayo kita lanjutkan menghabiskan malam ini,” sambungnya. So eun ditarik lembut kim bum menuju ranjang yang hangat itu.

*ssstttttttttt habis ini privasi mereka, ayo mates semua pulang.. hush hush... hehehheh*


**************************************

Keesokan harinya....

Kim bum dan so eun tengah asik bermain sepeda. Kim bum membonceng so eun di belakang dan menaruh keranjang piknik di keranjang sepedanya. “Chajiya, kita mau ke mana?” tanya so eun. “lihat saja nanti. Aku akan tunjukkan hal-hal indah padamu, yeobo,” sahut kim bum sambil tersenyum penuh arti.


Di padang bunga......dekat sanbang mountain, jeju island...


Kim bum menghentikan sepedanya dan meraih keranjangnya. “wahhh... padang bunga,” ujar so eun senang. Kim bum memegang tangan so eun dan mengajaknya ke tengah padang bunga.

Kim bum menggelar kain merah untuk alas dan merapikan makanan. “kau bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan ini?” tanya so eun sambil memperhatikan hidangan di depannya. Kim bum mengangguk. “piknik di tengah padang bunga, jenius kan?” ujar kim bum bangga. “hmm, lumayan. Aku belum pernah melakukannya,” ujar so eun. “makanlah yang banyak supaya kau kuat dan subur,” pinta kim bum. “subur? Kuat?” gumam so eun bingung. “aku ingin anak kembar atau sekalian 12 anak agar aku bisa membentuk tim sepak bola,” ujar kim bum semangat.


“mwo? 12? Apa kau...” belum sempat so eun menyelesaikan protesnya, kim bum dengan cekatan menyuapkan roti isi ke mulut so eun hingga mulutnya penuh. “hehe... yang banyak ya makannya. Aku serahkan generasi-generasiku padamu, yeobo,” ujar kim bum sambil mengacak rambut so eun.



Menjelang sore, kim bum mengajak so eun ke pantai jungmun. Mereka berjalan-jalan menikmati suasana pantai sambil bergandengan tangan dengan erat.


Kemudian so eun berlari-lari seperti anak kecil dan mengambil ranting di dekat kakinya. So eun pun mengukir namanya dan kim bum di pasir dan dia dan kim bum kemudian membingkainya dengan simbol love besar.


Setelah lelah bermain pasir dan air, kim bum dan so eun duduk di tepi pantai sambil memandang laut lepas. “ternyata bumi sangat luas dan beruntungnya aku bisa menemukanmu,” ujar kim bum. “sejauh apapun aku pergi, aku pasti akan kembali padamu, chajiya,” sahut so eun. Kim bum pun tersenyum, “akan aku habiskan waktuku hanya untuk mencintaimu, yeoboya,” ucap kim bum dengan tatapan lembut.


“lihat itu, matahari terbenam,” teriak kim bum sambil menunjuk. “indah ya, chaji,” ujar so eun dengan tatapan takjub. “akhirnya aku bisa melihat matahari terbenam bersamamu,” ucap kim bum. “terima kasih telah menunjukkan hal-hal indah padaku hari ini,” gumam so eun.

Kim bum pun menatap so eun lekat, dan menyentuh pipinya lembut. Kemudian kim bum mendekatkan wajahnya ke wajah so eun. So eun menutup matanya, begitu juga dengan kim bum, kini wajah mereka semakin dekat, dan..... CUP... bibir mereka pun beradu.



**********************************

Sudah sekitar 5 bulan pernikahan mereka, pagi ini so eun seperti biasa mempersiapkan sarapan untuk dia dan suaminya, kim sang bum. *sambil doa moga kejadian* . setelah ia selesai merapikan meja makan ia pun naik ke atas untuk membangunkan kim bum. “chajiya bangunlah .. sudah siang. Waktunya untuk sarapan.” ujar so eun sambil menepuk-nepuk badan kim bum dengan lembut. Sedangkan kim bum tetap tidak mau bangun, tapi bukan so eun kalau dia menyerah. Ia pun mendekati wajah kim bum dan “aww ….” teriak kim bum kesakitan. “hehe …. Ternyata cara ibuku membangunkanku juga ampuh terhadapmu, chaji.” ujar so eun tersenyum jail. “iya tapi jangan mencabut bulu hidungku.” ujar kim bum sambil mengucek-ucek hidungnya, kemudian dia menarik so eun ke dalam pelukannya.


“hehe … sudahlah ayo bangun dan cuci muka dulu baru nanti kita sarapan.” ujar so eun sembari melepaskan pelukan kim bum. Ia pun pergi sambil tersenyum.


Dengan langkah gontai kim bum pun melangkah menuju kamar mandi, ia pun mengambil sikat gigi di hadapannya, namun kemudian matanya tertuju pada sebuah kotak kecil berwarna cokelat berpita. Kim bum pun meraihnya “apa ini?” tanyanya dalam hati. Kim bum pun membukanya. Dilihatnya sebuah test pack dengan 2 garis merah. Kim bum pun tersentak, ia segera berlari-lari mencari so eun. “Yeobo... Yeobo…” teriaknya sambil lari terpontang panting.


Setelah ia temukan sosok yang dicarinya, dengan sigap kim bum pun memeluknya dari belakang. “Yeobo, apa kau hamil?” Tanya kim bum dengan terengah-engah. So eun pun berbalik dan mengangguk sambil tersenyum sumringah. “sebentar lagi kita punya bayi.” ujar so eun. Senyum pun semakin mengembang di wajah keduanya, “aku akan menjadi ayah.” teriak kim bum. Ia pun berlari keluar mengitari keliling komplek rumahnya sambil berteriak “aku akan menjadi ayah …. Istriku so eun hamil … horeee ….aku akan menjadi ayaaaaaaahhhhh !!!!” Tak ayal orang-orang di sekitarnya pun menatapnya heran.



****************************

Beberapa bulan kemudian …

So eun kini tengah memasuki usia kehamilan 8 bulan. Namun so eun masih saja merasa ngidam. Dari mulai ingin tidur di atas genteng, makan gudeg langsung di Indonesia, sampai tidak memperbolehkan kim bum mandi selama 2 minggu. Dan hari ini ia ingin sekali masakan yang dibuat oleh kim bum. Tentu saja itu membuat kim bum bingung setengah mati, karena ia sangat tidak bisa memasak. Namun karena ini keinginan dari calon bayinya akhirnya kim bum pun bersedia.


Kim bum pun memasuki dapur dan melihat isi dari kulkas. Ia mengambil beberapa bahan. Kali ini ia ingin membuat pancake strawberry untuk so eun.


So eun pun melihatnya sambil tertawa-tawa melihat kim bum yang kesulitan memasak. So eun pun menghampirinya dan memperhatikannya.


Plok …. Mangkuk berisi terigu itu pun mendarat di kepala kim bum sehingga membuat kepalanya dipenuhi oleh tepung. Kim bum merasa terusik konsentrasinya karena so eun. Ia pun membalas so eun dengan memeluk so eun dan mengibas-ngibaskan rambutnya pada so eun, sehingga tepung-tepung tersebut beterbangan ke wajah so eun.

“hatchim …..” so eun bersin dibuatnya.

“hahahahah ….” Kim bum menertawakannya.

“aduh kalau begini kapan kau selesai memasaknya. Ayo cepat.” ujar so eun

“iya …. Lagipula siapa suruh kau menggangguku.” ujar kim bum.


Kim bum pun terus mengaduk adonan tersebut. Dengan takaran yang asal kim bum membuat adonan pancakenya. Kemudian ia pun siap memasak adonan tersebut.


Beberapa saat kemudian makanan yang kim bum sebut pancake strawberry pun terhidang di depan so eun. So eun menatapnya aneh, “apa ini?” Tanya soeun

“ini pancake strawberry, kau pasti menyukainya.” ujar kim bum

“tapi terlihat seperti pancake dakocan.” ujar so eun.

“enak saja. Coba dulu dong, pasti kau ketagihan.” bujuk kim bum.

“apa kau yakin tidak ada bahan-bahan beracun yang tercampur?” Tanya so eun

“tentu saja tidak, mana mungkin aku meracuni istri dan calon anakku.” tukas kim bum.


“de. … araso … araso …” gumam so eun. Ia pun melahap pancake tersebut. Walaupun rasanya terasa campur aduk dan agak aneh, namun karena ini buatan kim bum, so eun pun terpaksa memakannya “sabar yah nak, beginilah dunia terkadang kita harus menderita untuk membahagiakan orang lain.” bisik so eun pada calon anaknya sambil mengelus-elus perutnya.

“ada apa soeun?” Tanya kim bum

“ah tidak apa-apa. Pancakenya rasanya rrrruuuuar biasa, aku belum pernah menemukan rasa yang seperti ini.” ujar so eun.


Setelah selesai makan so eun pun melangkah ke ruang tv, namun terjadi kontraksi di perutnya, ia merasa sakit sekali. So eun pun kehilangan kesadarannya dan pingsan. Kim bum yang melihatnya segera menahan so eun, ia terus mencoba memanggil-manggil so eun namun tak ada jawaban. Kim bum merasa sangat khawatir dengan keadaan so eun. Ia pun segera membawa so eun ke rumah sakit.


***********************************

Di Seoul National University Hospital


So eun langsung dimasukkan ke ruang bersalin, namun pada awalnya kim bum tidak diperbolehkan untuk masuk. Dokter pun mendatangi kim bum. “apakah anda suami dari pasien tadi?” Tanya dokter tersebut.

“iya.” jawab kim bum dengan tatapan cemas.

“perkenalkan nama saya anis, saya adalah dokter yang akan menangani ibu so eun.” ujar dokter anis menjelaskan.

“iya dok, saya mohon selamatkan istri dan anak saya. Bagaimanapun caranya dan berapa pun biayanya.” ujar kimbum.

“baiklah, saya akan berusaha dengan baik.” Ujar dokter anis dan masuk ke ruang bersalin.


Kim bum terlihat gelisah menunggu kelahiran anaknya ditemani oleh orang tua kim bum dan orang tua so eun juga ji yeon dan seung ho. Mereka mencoba menguatkan kim bum.

“aku menyesal membuatkannya pancake strawberry.” gumam kim bum

Setelah beberapa menit berselang, dokter anis pun keluar. Segera kim bum menghampirinya berusaha mencari informasi mengenai keadaan so eun dan anaknya.

“bagaimana dengan istri saya dok?” Tanya kim bum

“sebenarnya bulan ini bukanlah bulan saatnya ibu so eun melahirkan, namun karena terjadi sesuatu maka terpaksa persalinan harus segera dilakukan.” tukas dokter anis

“lalu bagaimana sekarang dok?” Tanya kim bum dengan perasaan cemas.

“bisakah anda ikut saya ke dalam ruang bersalin, istri anda meminta anda untuk menemaninya dan supaya istri anda bisa sedikit tenang?” pinta dokter anis. Kim Bum mengangguk dan kemudian mengikuti dokter anis masuk ke ruang bersalin.


Di ruang bersalin *saya ngakak ngetik nih adegan*

“ayo tarik nafas yang dalam lalu dorong,” ujar dokter anis mengarahkan.

So eun pun mengikutinya. “kyaaa...” teriak so eun.

“bum, ini gara-gara kau,” teriak so eun lagi sambil menjambak-jambak rambut kim bum yang tengah menemaninya.

“ayo, sayang, kau harus berjuang! Tarik nafas dan keluarkan,” ujar kim bum sambil memperagakan. So eun pun mengikutinya.

.....................................

“oweeekkkk” suara tangisan bayi pun terdengar. Dokter mengangkat bayinya dan memperlihatkannya pada kim bum. “chukahae, bayi anda laki-laki,” ujar dokter anis.

Kim bum menatap anaknya dengan rasa takjub. “sayang, anak kita laki-laki, dia tampan sepertiku,” ujar kim bum gembira. So eun tersenyum.

Tiba-tiba so eun merasakan kontraksi lagi dalam perutnya. Kim bum panik. Dokter pun segera memeriksa, “masih ada satu bayi lagi,” ujar dokter anis.

“Mwo?? Kembar??” tanya kim bum kaget.

So eun pun kemudian berusaha mengeluarkan bayi yang satu lagi sambil mencakar-cakar, menarik-narik baju kim bum hingga robek, dan menjambak kim bum.

Tiga menit kemudian bayi kedua pun lahir, dan berjenis kelamin perempuan. Kim bum menggendong anaknya, “akhirnya setelah kepalaku hampir pitak dan badanku lecet-lecet, kau keluar juga, nak” ucap kim bum.


Beberapa jam kemudian....

So eun beserta 2 bayinya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Orang tua kim bum dan so eun, jiyeon beserta seung ho pun kemudian menjenguk so eun.

“wahh, aku mendapatkan 2 cucu sekaligus,” ucap ayah kim bum senang.

“iya, apalagi laki-laki dan perempuan,” kata ayah so eun yang juga terlihat bahagia dan diikuti anggukan sang istri, ibu so eun.

“oh ya, bum, siapa nama anak-anak kalian?” tanya seung ho.

“yang laki-laki kami memberinya nama kim so bum, dan yang perempuan kim sang eun,” ucap kim bum sambil menggendong bayi perempuan, dan bayi laki-laki digendong oleh so eun.

“wahh pas sekali, gabungan dari nama kalian berdua ya..” ucap ji yeon.

“kalian cepatlah menikah, agar bisa punya anak juga,” suruh so eun pada seung ho dan ji yeon. Seung ho dan ji yeon pun hanya tersipu malu.




*******************************

Beberapa tahun kemudian....

So eun dan kim bum beserta kedua anaknya, kim so bum dan kim sang eun pun merayakan hari ulang tahun yoo seung yeon anak dari seung ho dan ji yeon.

“ini kado dariku, kau pasti menyukainya.” ujar so bum

“buka dulu dariku. Kadoku lebih bagus.” ujar sang eun tidak mau kalah

“jangan kau buka dulu kado dariku,” teriak so bum.

“ah pusing, lebih baik aku tidak akan membuka kado kalian berdua.” ujar seung yeon,

Kim bum, so eun, seung ho, dan ji yeon memperhatikan anak-anaknya yang sedang bertengkar. Mereka kini sangat bahagia dan memiliki kehidupan yang sangat menyenangkan dan penuh warna.

Moon so bright night so fine

Keep your heart here with mine

Life’s a dream we are dreaming

Race the moon catch the wind

Ride the night to the end

Seize the day stand up for the light

I want to spend my lifetime loving you

If that is all in life I ever do

Heroes rise heroes fall

Rise again, win it all

In your heart, can you feel the glory?

Through our joy, through our pain

We can move worlds again

Take my hand, dance the dance with me

I want to spend my lifetime loving you

If that is all in life I ever do

I will want nothing else to see me through

If I can spend my lifetime loving you

Through we know we will never come again

Where there is love, life begins

Over and over again

Save the night, save the day

Save the love, come what may

Love is worth everything we pay

I want to spend my lifetime loving you

If that is all in life I ever do

I will want nothing else to see me through

If I can spend my lifetime loving you

(I want to Spend My Lifetime Loving You – Tina Arena)


THE END


Kami tidak ingin mengakhiri kisah mereka... tapi berhubung tarif listrik naik dan kami males ngetik jadi ceritanya cukup sampai di sini saja..... semoga dalam kehidupan nyata kisah bumssoeulsangeun tetap terus berlanjut....................


Kami tunggu komen kalian.... kamsahamnida ^^

7 komentar:

ella mengatakan...

wAH..Kak...bguz bgt crta.a! kk, tlg d lanjutn dong KCB-nya, dh nunggu nih..soal.a crta kk bguz"! trs tuangkn imajainasi kk dn kreatifitas kk ya...! good luck....

ophie mengatakan...

kerrrrreeeeenn ..
so speachless ..
kocak, mengharu biru ,, romantic ..
terus berkreasi ,..
love u author .. love u bumsso ..

Anonim mengatakan...

kereeeen abiissssss ..

Anonim mengatakan...

Hello! I simply want to give a huge thumbs up for the good
information you may have here on this post. I might be coming back to your blog for more soon.



Also visit my webpage; seminole state college employment

Anonim mengatakan...

Good day! I simply would like to give an enormous thumbs up for the great data
you’ve got here on this post. I shall be
coming again to your blog for extra soon.

Review my weblog jung gu seoul korea postal code

Anonim mengatakan...

Whats up! I just would like to give a huge thumbs up for the great data you have right here on
this post. I shall be coming back to your blog for extra soon.


Here is my homepage - toy semi trucks lowboy trailers

Anonim mengatakan...

Whats up! I simply wish to give an enormous thumbs up for the great info
you may have right here on this post. I will be coming back to your
blog for extra soon.

Visit my web blog :: pictures of semi inground pools

Posting Komentar