Rabu, 28 Juli 2010

Mau Share Video buatan Pribadi.... ^_^

hai hai hai.......

aku mau share video buatan pribadi nih..... silakan diliat ya... hahahhaahah





4 Loves 1 True Love Part 4 (Pengurus Kim Diculik!!!!!!!!!!!!!)

Annyeong mates….

Kembali lagi nih di lanjutan FF aku..

Yang sudah tidak sabar ingin baca *PD mode on hahah plakkkkkkkkkkkk*

Langsung aja dech…

Let’s check this out.



Kim bum keluar dari rumahnya, dia langsung naik mobil. Tak seperti biasanya, kali ini dia memakai supir pribadi keluarga, Pak Jang. Dia diantarakan ke sebuah café. Setibanya di café kim bum yang menyamar menggunakan topi dan syal langsung membukanya, dia berjalan sampai menemukan sebuah tempat duduk yang sudah di duduki oleh seorang perempuan manis. Kim Bum langsung duduk di hadapan wanita itu. Wanita itu tersenyum manis pada kim bum, namun sama sekali kim bum tak menghiraukannya. “Kim Bum-ssi”. Sapa wanita itu lembut dengan senyuman manis tersungging di mulut kecilnya. “Ada apa kau memanggilku kemari??? Ada hal pentingkah?”. Tanya kim bum dingin. “Ne.. ada yang ingin aku bicarakan denganmu”. Ucap wanita itu. “Mwo?”. Tanya kim bum datar pada gadis itu yang tak lain Goh Ara. “Tentang kita”. Ucapnya tegas. “Kita???? Ada apa dengan kita?”. Tanya kim bum keheranan.


Sementara itu kim joon dan so eun pun dalam perjalanan menuju sebuah restoran. Kim joon terlihat senang hari itu. “Tuan muda… tuan belum menjawab pertanyaan saya”. Ucap so eun sambil menatap kim joon. “Pertanyaan yang mana pengurus Kim?”. Tanya kim joon pura-pura lupa. “Tuan pura-pura lupa.. atau mau…”. Ucap so eun sambil menatap tajam kim joon. Ya, hanya pada kim joon so eun bisa akrab dan seberani itu, mungkin karena pembawaan kim joon yang asyik dan bersahabat. “Ne..ne.. akan aku jawab, tapi nanti kita makan dulu, aku lapar.. dan aku pun tahu dari raut wajah pengurus, pengurus Kim juga lapar bukan???”. Ucap kim joon yang tetap konsen menyetir itu, mereka sudah seperti sepasang kekasih saja, bukan pengurus dan majikan.




Kim Joon dan so eun pun tiba di sebuah restorant biasa. Mereka turun dari mobil bersamaan dan berjalan masuk menuju restorant. Sampai mereka mendapatkan bangku dekat dengan jendela, di paling pinggir yang langsung dapat dilihat oleh para pejalan diluar. Mereka memesan makanan lalu memulai perbincangan mereka. “Lalu..bagaimana kelanjutannya tadi?”. Tanya so eun. “ Ucapan ku yang tadi???”. Tanya kim joon jail. “mmm… ne!!!”. jawab so eun yang merasa di gantung jawabannya oleh kim joon. “Terserah pengurus Kim mau menganggapnya apa..”. ucap kim joon menyiratkan sebuah makna. So eun berfikir mendengar perkataan kim joon. “yang jelas.. dan harus pengurus tahu, aku orang yang consistent dalam semua hal”. Ucap nya lagi sambil tersenyum manis.



***




“Tentang kita apa??? Ada apa memangnya dengan kita?”. Tanya kim bum pada goh ara dengan wajah penuh dengan pertanyaan itu. “Kim bum-ssi, bukankah kita sama-sama sudah dewasa, sama-sama bisa menetukan sesuatu, kita pun sejauh ini hubungannya masih terjalin dengan bagus”. Ucap goh ara. “lalu.. apa maksud perkataanmu barusan?”. Kesal kim bum dengan perkataan goh ara yang bertele-tele itu. “apa kau tidak mau membuat suatu komitmen lebih??? Apa selamanya kita akan terus begini?”. Tanya ara. “Dia memang gila.. berani sekali dia mengajaku membuat komitmen”. Batin kim bum. “Selamanya kita akan terus begini? bagaimana maksudmu itu?”, Tanya kim bum lagi. “Kita resmikan hubungan kita”. Ucap goh ara. “kau jangan aneh yah.. Goh ara-yang, aku masih menghormatimu sampai detik ini, kita resmikan hubungan kita yang mana?? Teman??”. Ucap kim bum dengan nada mulai naik. “Apa selama ini kau hanya menganggapku sebatas teman tidak lebih?”. Tanya ara dengan wajah mulai memucat. “ne.. aku hanya menganggapmu teman tidak lebih, sepertinya kau sudah salah faham. Padahal selama ini aku tak pernah menunjukan sikapku yang berlebihan terhadapmu”. Ucap kim bum. “Kim Bum-ssi, kita dari satu dunia, kita sama-sama orang terpandang, aku yakin kakek mu dan orang tuaku akan sangat mendukung dengan hubungan kita”. Ucap Ara. “Sepertinya pembicaraan kita semakin tidak terkondisikan, maaf aku harus pergi”. Ucap kim bum meninggalkan ara di café itu sendiri. Goh ara menangis mendengar penolakan dari kim bum.



Kim bum pergi dari café, langsung dia naik ke mobilnya, selama perjalanan kim bum terus saja mengumpat. “Gila sekali, wanita itu mengajaku membuat suatu komitmen… berani sekali.. dia kan seorang perempuan”. Ucap kim bum, tiba-tiba ketika dia sedang melewati satu jalan, dia dikejutkan karena melihat so eun yang asyik makan dan bercanda dengan kim joon, malah kim joon dan so eun terlihat bahagia satu sama lain, tawa menghiasi wajah mereka, sudah terlihat seperti pasangan kekasih saja mereka. Kim bum yang melihat hal itu langsung saja raut wajahnya tambah kelam. “Kenapa hari ini aku tambah gila saja… menyebalkan”. Kesal nya setelah melihat hal itu. Dia terus saja menatap mereka dari dalam mobil. Sampai mereka tak telihat lagi oleh kim bum. “Semua orang membuatku kesal hari ini”. Ucap nya lagi.


***


Sementara itu di ruang rapat, min ho tengah sibuk mempresentasikan program kerjanya kepada direksi. Dia tampak pintar dan cool ketika berdiri dan menjelaskan rencana kerjanya. “Untuk menaikan penjualan sebanyak 15%, saya mempunyai rencana sendiri. Setelah kemarin saudara Hyun Joong akan memfokuskan penjualan yang berada di alat transportasi seperti kapal pesiar, pesawat dan kereta api, maka setelah saya mengkaji ulang neraca penjualan, saya akan memfokuskan penjualan di sektor makanan di restoran kita”. Ucap min ho sambil menjelaskan bagan yang ada di layar infocus nya. “Seperti yang kita ketahui restoran kita sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta kuliner, restoran yang high class, namun setelah saya menganalisa lagi, ada makanan yang selama 3 tahun terakhir ini tidak mengalami kemajuan penjualan, malahan semakin menurun saja tingkat penjualanya, yaitu Bubur”. Ucap min ho. “Bubur…”. Ucap Tuan Min. “Ye.. di restoran kita bukannya disediakan juga bubur, namun pertahun tingkat penjualanya semakin buruk saja, pada bula ini tingkat penjualannya jika dipersentasikan dari keseluruhan penjualan makanan hanya memberikan 2,7% saja. Maka dari itu Bubur yang merupakan resep asli dari Nenek saya akan saya promosikan lagi. Orang korea sekarang ini lebih sering juga makan atau sekedar sarapan dengan bubur, maka dari itu saya akan berusaha memfokuskan penjualan di bubur”. Ucapnya lagi. “Terimakasih atas perhatiannya, sekian penjelasan dari saya”. Ucap min ho sambil kembali duduk di kursinya. Semua orang yang ada diruangan itu pun memberikan tepuk tangan untuk min ho. Min ho tersenyum bangga, begitupun kakek. “aku tak menyangka, selain urusan wanita.. dalam urusan jual menjual kau juga hebat”. Ucap hyun joong. “Kita bukannya harus pintar dalam segala hal”. Ucap nya diselingi senyuman manisnya. Hyun joong hanya geleng-geleng kepala.



Acara rapat pun selesai, semua kembali ke ruangan masing-masing. Di ruangannya, min ho terlihat sedang sibuk membaca berkas-berkas. “Jadi ini persentasi penjualan bubur di 60 cabang restoran kita ?”. Tanya min ho pada bawahannya. “iya Pak”. Jawab nya. “kau sudah mencari tahu apa alasannya orang-orang jarang memesan bubur di restoran kita, bukannya dulu bubur di restoran kita penjualannya bagus?”. Tanya min ho sambil terus membuka dan membaca berkasnya. “Disinyalir orang—orang apalagi dari kalangan menengah kebawah yang sering mengkonsumsi bubur lebih memilih makan di warung bubur di pinggiran jalan”. Ucap bawahannya min ho itu.. “Warung bubur???? Warung apa itu?”. Tanya min ho serius. “Warung bubur bernama Bonjuk, disana menjual bubur dengan harga yang lebih murah dari restoran kita, selain bubur disana juga menjual makanan lain khas korea. Mengenai rasa saya belum bisa memastikannya, yang jelas setelah pembangunan warung bubur itu, bubur di restoran kita jadi kurang diminati”. Ucap nya. “Bonjuk.. baik kau cari informasi lain tentang warung bubur itu”. Perintah min ho. “baik Pak.. permisi”.


***





So Eun dan kim joon pun sampai di rumah itu. “kenyang bukan?”. Tanya kim joon. “sangat tuan muda”. Ucap so eun, tiba-tiba ada suara yang nyamber, “Kalian terlihat sangat senang.. pengurus Kim kau senang sekali rupanya….”. ucap kim bum ketus dan dingin. “Semua orang senang hari ini.. terkecuali aku”. Ucap kim bum ketus sambil berjalan naik ke kamarnya, wajah so eun langsung keheranan melihat sikap dingin kim joon. “kenapa anak itu???? Kalau sudah kambuh penyakitnya suka sekali dia marah-marah tak jelas seperti itu”. Ucap kim joon enteng. “Apakah tuan muda marah dengan saya?”. Tanya so eun. “yang jelas, dia itu pasti sedang ada masalah.. makanya dia seperti itu, kalau dia sedang marah.. semua kena cipratan.. adat anak itu memang jelek sekali”. Ucap kim joon menenangkan so eun. “ya sudah kalau begitu, tuan muda akan mandi bukan?? Saya siapkan dulu perlengkapannya.. semua alat-alat ini disimpan diruang olahraga saja bukan?”. Tanya so eun. Kim joon mengangguk dan tersenyum. “calon istri yang baik…”. Ucap nya jahil sambil memegang rambut so eun. “Tuan muda masih saja selalu jahil dengan saya”. Ucap so eun.



Sorenya kim bum tengah membaca di teras belakang rumah. Tiba-tiba ada so eun menghampiri kim bum. “Tuan muda, ini ada teh hangat untuk anda”. Ucap so eun sambil memberikan secangkir teh hangat pada kim bum. Kim bum masih terlihat dingin pada so eun. “Apa yang sedang tuan baca???”. Tanya so eun mengakrabkan diri pada tuan muda yang paling bungsu ini. “Personality Plus”. Ucap kim bum dingin. “Oh.. personality plus..anda telah menguji kepribadian anda??? Apa hasilnya?”. Tanya so eun antusias. “pengurus Kim sudah membacanya juga?”. Tanya kim bum dengan nada mulai membaik. “Sudah… karena aku tidak mempunyai buku nya jadi aku pinjam dari perpustakaan kampus”. Ucap so eun. “Pengurus Kim juga suka membaca buku?”. Tanya kim bum, so eun mengangguk. Tiba-tiba dari atas, tepatnya kamar nya kim joon, tak sengaja dia melihat dari jendela. “tumben kedua orang itu bisa akur juga”. Ucap nya sambil tersenyum manis.






“makanya saya bertanya pada tuan.. tuan muda apa hasilnya??? Tapi jika boleh menebak, sepertinya tuan muda berkepribadian sanguinus dan melankolis”. Ucap so eun menebak. “hei.. kenapa kau bisa tahu??? Kalau kau sendiri???”. Tanya kim bum. “kau sanguinus dan melankolis juga?”. Sambung kim bum. “Saya bisa melihat nya dari diri tuan.. tuan muda itu seorang sanguinus yang berani dan melankolis yang sempurna tapi suka memendam semuanya sendirian. Sementara saya.. saya memang seorang sanguinus yang berani.. tapi saya bukan seorang melankolis yang sempurna melainkan seorang koleris yang kuat”. Ucap so eun. “Ya… tapi bukannya koleris bisa melengkapi melankolis???”. Tanya kim bum. “Tuan pasti sudah membaca hingga halaman 312 yah… tuan muda bisa tahu”. Ucap so eun. “Kalau seperti ini, aku seperti sedang berbicara dengan temanku saja”. Ucap kim bum. “Tuan sudah tidak marah lagi bukan dengan saya?”. Tanya so eun sambil memandang kim bum. Kim bum tak menjawab. “pengurus Kim”. Ucap kim bum. “iya apa tuan?”. Tanya so eun. “ apa kita pernah bertemu sebelumnya selain insiden tubrukan itu, kadang aku ingat, tapi lupa”. Ucap kim bum. “Kau tak ingat aku!!!”. Ucap so eun, yang keceplosan tidak memanggil tuan. “Oh.. maaf..maaf tuan.. ”. Ucap so eun sambil menunduk tangannya memukuli mulutnya. “ah.. sudah biasa.. kau juga pernah memarahiku kan? Waktu kita tubrukan di kampus”. Ucap kim bum yang mulai akrab dengan so eun. “Saya dan tuan muda kan pernah satu kelompok waktu masa orientasi, masih ingat kejadian 3 tahun yang lalu, ketika awal mula kita masuk?”. Tanya so eun, kim bum terlihat mengingat-ingat kejadian itu, keningnya di kerutkan sambil matanya menatap keatas. “ Pengurus kim, kau teman satu kelompokku… kau si gadis ikat itu?”. Ledek kim bum. So eun memasang wajah marah pada kim bum. Kim bum terus tertawa tak percaya. “Jeongmal????”. Sambung kim bum lagi.


***

Hyun Joong terlihat sudah pulang, mobilnya sudah terparkir dengan rapih. Ketika dia mau naik ke atas dia berpapasan dengan kim joon. “Hei.. adikmu itu sedang sakit yah?”, jail kim joon. “Apa maksudmu hyung?”. Tanya hyun joong. “Tadi siang dia dingin sekali.. sepertinya dia sedang marah.. eh sorenya dia tertawa terbahak-bahak bersama pengurus Kim, aneh sekali dia”. Ucap kim joon. “tertawa????”. Kaget hyun joong. “Ya.. makanya aku juga aneh.. anak itu kan setahun sekali tertawanya… dia jarang sekali tertawa.. apa yang dilakukan pengurus kim sampai dia tertawa seperti itu yah?”. Tanya kim joon. “Aku juga mana tahu, dari tadi aku dikantor. Yang jelas adiku juga masih normal”. Ucap hyun joong. “ya..itu juga aku tahu. Eh.. hyun joong kau tidak pulang bersama min ho??”. Tanya kim joon. Hyun Joong baru ingat min ho tak membawa mobil. Spontan dia memasangkan tangannya dikeningnya. “Omo.. aku lupa”. Ucap hyun joong. “mwo?”. Tanya kim joon. Hyun Joong langsung menelepon min ho.



*Yeoboseyo…*

* Hyun Joong-ah.. kau meninggalkanku yah.. dasar kau*

*Mianhe.. aku lupa kau tak membawa mobil.. jadi bagaimana denganmmu, kau naik taksi?*

*Taksi apa.. kau tahu aku jarang membawa uang cash, aku naik bis. Sial ini pengalaman pertamaku naik bis yang bau seperti ini, untung aku memakai topi milik penjaga gerbang kantor.. kalau tidak bisa-bisa aku diserbu wartawan*

*Mwo.. hahahaha, jeongmal??? tapi sekarang kau naik bis, ada uang untuk membayarnya?*

*Ada… aku minta pada penjaga gerbang di kantor.. kau sih meninggalkanku.. ah..*

*hati-hati sajalah.. yah..mianhe*





“Tuan… anda berisik sekali.. mengatakan ini bis bau… kalau bau lebih baik anda turun saja”. Bentak seorang wanita yang duduk di seberang min ho. Min ho pun menoleh. “Apa yang kau katakan barusan?”, Tanya kim bum, ketika menoleh ternyata wanita itu adalah hye sun. “Kau lagi?”. Teriak hye sun yang langsung mengenali sosok lelaki di depannya. “shut….shut…shut…* bisik min ho sambil memberikan isyarat kepada hye sun untuk diam. Hye sun setidaknya masih mengerti. “Eh.. kau sudah jatuh miskin???”, Tanya hye sun. “Apa yang kau katakan barusan…??? Kau memang suka sekali mencari permasalahan denganku.. dasar wanita tua”. Ucap min ho. Pletakkkkkkkk jitakan hebat mendarat di kepala min ho. “Dasar.. kau tidak sopan..anak ingusan.. jangan kira aku tidak berani melawan orang tidak sopan sepertimu.. yang kemarin saja kau belum bayar”. Teriak hye sun, semua orang di bis langsung memperhatikan mereka. “Hutang apa???”. Teriak min ho tak kalah. “Pulsaku..”. teriak hye sun. “ah.. hei anak muda.. urusan rumah tangga..kalian selesaikan saja di rumah.. jangan di bis seperti ini.. malam-malam masih saja ribut”. Ucap seorang nenek-nenek yang duduk paling belakang. “kami bukan suami istri”. Teriak keduanya kompak. “Pak supir… aku berhenti disini”. Ucap min ho, “Sial aku bertemu dengan wanita tua sepertimu”. Ucapnya lagi sambil turun dari mobil. “Mwo??? Aku juga sial bertemu dengan lelaki sombong sepertimu”. Teriak hye sun.




Ternyata sedari tadi ada yang mengikuti min ho dari belakang, 4 orang lelaki yang berbadan besar, mereka mengikuti min ho sedari dari kantor. Ternyata mereka adalah suruhannya Huina, mantan kekasih min ho. Saking sakit hatinya Huina menyuruh orang untuk memukuli min ho hingga babak belur, karuan saja tanpa basa-basi ketika min ho melewati area yang cukup sepi dia dipukul habis-habisan oleh keempat algojo itu, tanpa ada kesempatan untuk membalas. “Kau sudah menyakiti Nona kami.. maka kau pantas mendapatkan semua ini”. Ucap salah satu algojo itu. “ Aku tahu.. kalian pasti suruhan Huina-ssi, sampaikan terimakasihku pada dia”. Ucap min ho sambil berlumuran darah. Keempat algojo itupun pergi. Min ho berusaha untuk bangkit, dia berusaha berjalan meskipun sempoyongan.


***






“tuan muda sedang apa disini?”. Tanya so eun pada hyun joong yang sedang duduk di ruang kerja. “Tidak apa.. aku sedang ingin duduk disini saja”. Ucap hyun joong. “Tuan muda terlihat murung”. Ucap so eun. “Pengurus Kim, apa yang kau rasakan ketika kau mendapatkan undangan pernikahan dari orang yang pernah kau cintai?”, Tanya hyun joong. “pasti perasaan saya sakit, tapi jika kita sudah berteman baik, saya akan sangat senang”. Ucap so eun. Hyun joong pun memperlihatkan kartu undangan dari hwang bo. “Nona Hwang Bo akan segera menikah”. Ucap so eun. “Ne.. 2 minggu lagi”. Ucap hyun joong. “Tuan sakit hati?”. Tanya so eun. “Aniyo… makanya aku aneh, kemarin-kemarin aku masih sensitive jika ada sesuatu yang berhubungan dengan hwangbo, tapi sekarang anehnya aku sudah tidak seperti itu lagi”. Ucap hyun joong. “berarti sudah ada orang lain dihati tuan muda”, Ucap so eun. “Sepertinya begitu… sepertinya memang sudah ada gadis yang masuk kedalam hatiku”. Ucap hyun joong sambil menatap hangat pada so eun. “Beruntungnya gadis itu…”. Ucap so eun tenang, tak merasakan hal yang aneh. Hyun joong terus menatap so eun dan tersenyum hangat. “Pengurus kim sudah mempunyai kekasih?”. Tanya hyun joong. So eun menggelengkan kepalanya. “Orang yang mendapatkan pengurus Kim pasti lelaki yang beruntung”. Ucap hyun joong, so eun tersenyum manis.



Malampun semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 22.14, semua yang ada dirumah itu sudah tertidur sepertinya, rumah sudah sepi. Namun so eun masih terlihat menunggu di teras depan rumah, dia sedang khawatir dengan min ho. “Tuan muda kenapa belum pulang yah?”. Khawatir so eun, karena dia juga bertugas menjadi pengurus pribadi keempat tuan mudanya itu. “Perasaanku tidak enak seperti ini… hujan juga.. tuan muda juga tidak membawa mobil”. Ucap nya lagi sambil melihat hujan yang makin malam makin deras itu. Tiba-tiba dari arah gerbang sudah terlihat min ho, so eun langsung berlari menuju gerbang. “Tuan muda kenapa.. tuan muda”. Ucap para penjaga gerbang itu. “Tuan muda… tuan muda min ho”. Teriak so eun yang basah kuyup karena hujan. “Pengurus Kim”. Ucap min ho, tiba-tiba saja min ho jatuh dipelukan so eun, tubuhnya sudah tak berdaya lagi. “Tuan muda… tolong bantu aku membawa tuan muda kedalam” ucap so eun pada kedua penjaga gerbang itu.





Keadaan rumah kembali riuh ketika min ho tiba, “jangan berisik.. semua sudah tidur”. Ucap so eun pada para pelayan. “Tolong bawakan anduk untuku dan tuan muda”. Ucap so eun. Min Ho pun telah terbaring di kamarnya. So eun langsung mengelap tubuh min ho dengan handuk, mengurus min ho dan menyuruh pelayan pria untuk mengganti baju min ho. Karena itu Kim joon, hyun joong dan kim bum terbangun. “Ada apa ini?”. Tanya kim bum. “Min ho datang babak belur.. entah apa yang terjadi”. Ucap kim joon. “min ho????”. Kaget kim bum dan hyun joong. Mereka bertiga pun berjalan menuju kamar min ho, pintu pun ternyata terbuka, ketiganya langsung melihat so eun sedang telaten mengurusi min ho, dia terus saja membersihkan luka min ho, dan memberikan obat merah pada luka-luka bekas pukulan itu. Karena kehujanan pun sepertinya min ho terkena demam. Melihat hal itu ketiganya langsung mundur. “Sepertinya kita melihat keadaan min ho besok saja”. Ucap kim joon, raut wajah ketiganya mulai mengguratkan rasa cemburu. Apalagi kim bum, dia langsung berjala menuju kamarnya.



“Pengurus Kim.. terimakasih”. Ucap min ho terbata-bata. “sudahlah tuan diam saja.. saya akan mengobati tuan muda”. Ucap so eun yang memang ini adalah tanggung jawab nya sebagai pengurus pribadi min ho. “Maafkan aku selama ini jahat padamu.. ternyata kau membalasnya dengan kebaikan”. Ucap min ho. So eun tersenyum sambil mengompres min ho. “Tuan…. Beristirahatlah..”. ucap so eun. “Pengurus akan mengurusku?”. Tanya min ho. “Tentu.. ini tugas saya”. Ucap so eun. So eun pun mengurus min ho hingga ia tertidur di kamar min ho. dia duduk di bawah dan kepalanya menyender di ranjang min ho. tak lama berselang kim bum turun dan tak sengaja melihat kamar min ho yang pintunya terbuka, dia melihat so eun yang tergeletak tidur dibawah. Kim bum langsung masuk kedalam kamar min ho, dia menyelimuti so eun dengan jaketnya.





***


Beberapa hari kemudian min ho sudah kembali pulih seperti semula, dia sekarang sudah bersikap lebih baik, karena kejadian beberapa hari yang lalu sepertinya min ho mulai dekat dengan so eun. Pagi itu keempat cucu kakek sudah tak perlu dibangunkan lagi. Keempatnya sudah disiplin bangun pagi berkat arahan pengurus Kim. Dalam 3 minggu mereka sudah ada perubahan yang significant. “Kalian semua hati-hati di jalan”. Ucap kim bum mengiring kepergian kakek dan kedua saudaranya min ho dan hyun joong yang akan pergi lawatan ke jepang, mengontrol kondisi cabang perusahaan disana. “Ne.. tenang saja”. Ucap hyun Joong. “Tuan Lee.. saya percaya pada kedua cucu Tuan”. Ucap so eun. “Pengurus Kim aku titip rumah dan kedua cucuku”. Ucap Tuan Lee. “Ye..araso!!!”. jawab so eun. “Selamat jalan”. Ucap kim joon. Kakek, hyun joong dan min ho pun berangkat. Kim joon, kim bum dan so eun menatap hingga mobil itu keluar dari area rumah.


Sorenya kim bum tengah sibuk berbincang bersama temannya Yong hwa di sebuah café. “Kau mengenal gadis bernama so eun??? Dia satu jurusan dengan kita..”. Tanya kim bum. “mahasiswi kelas 3-D bukan?”. Tanya yong hwa. “Iya kalau tidak salah”. Ucap Kim bum, “tentu aku mengenalnya.. gadis cantik itu… memangnya kau tidak kenal… dasar kau”. Ucap Yong Hwa. “memang dia terkenal sampai kau seperti itu?”. Tanya kim bum. “Dia pemenang lomba karya ilmiah antar jurusan.. dari jurusan kita dialah perwakilannya”. Ucap Yong Hwa. “Tetap saja.. aku tak mengenalnya di kampus”. Ucap kim bum. “lantas.. ada angin apa Cucu orang terkaya ini menanyakan seorang Kim So Eun?”. Selidik Yong hwa. Kim bum terdiam saja. “Eh.. masalah yang waktu itu.. benar di desa tempat kakek mu tinggal tidak akan ada yang mengenaliku?”. Tanya kim bum mengalihkan topik. “benar.. aku jamin.. disana orang-orangnya masih sangat tradisional.. tapi kau yakin mau kesana??? Apa kau sanggup diam disana.. penerangan saja masih menggunakan lilin”. Ucap yong Hwa. “aku ingin keluar sebentar dari kota yang bising ini”. Ucap Kim Bum.



Kim Bum segera pulang kerumah, dia langsung mencari pengurus Kim, kebetulan so eun sedang duduk ditaman belakang. “Pengurus Kim”. Sapa kim bum datar. So eun menoleh kearah kim bum. “Aku akan pergi.. tapi sepertinya aku butuh bantuan pengurus Kim”. Ucap kim bum. “Ada apa itu tuan?”. Tanya so eun polos. “Karena kau juga pengurus pribadiku.. jadi kau yang membawa barang-barangku”. Ucap kim bum. “saya ikut dengan tuan?”. Tanya so eun. “ya.. sebentar saja kerumah temanku.. “. Ucap kim bum. “tapi..ini sudah malam”. ucap so eun sambil berpikir. “kakek, min ho, hyun joong kan sedang pergi ke jepang. Kim Joon juga sedang sibuk-sibuknya latihan.. kalau di rumah masih ada pengurus Yong Rong.. sebentar saja kita juga pulang lagi”, ucap kim bum. “baiklah kalau begitu.. tidak akan lama bukan?”. Tanya so eun, kim bum mengangguk.


Merekapun berjalan bersama, so eun terlihat membawa barang-barang kim bum, mereka berpapasan dengan kim joon. “kalian mau pergi kemana?”. Tanya kim joon. “ah.. ini aku ada keperluan, aku akan pergi kerumah temanku.. dan aku butuh bantuan pengurus Kim”. Ucap kim bum. “hyung tidak sedang membutuhkan pengurus Kim bukan?”. Tanya kim bum. “oh.. tidak… aku akan sibuk latihan”. Ucap kim joon. “ya sudah kalau begitu kita berangkat dulu.. ayo pengurus Kim”. Ucap kim bum sambil berjalan. “ye.. tuan”. Ucap so eun mengikuti dari belakang.



Mereka berduapun langsung pergi, so eun terus saja diam selama perjalanan. “kau jangan pergi yah”. Ucap kim bum. “apa maksud tuan?”. Tanya so eun. “Kita akan pergi”. Ucap kim bum. “ya.. memangnya kenapa?”. Tanya so eun. Tiba-tiba mobil kim bum berhenti disebuah rumah. “kemarikan handphone mu!!”. Perintah kim bum, so eun heran, dia mengerutkan keningnya. “untuk apa?”. Tanya so eun. “kemarikan saja pengurus Kim, ini perintah”. Ucap kim bum. “tapi ini tidak masuk akal tuan muda.. jelaskan dulu tujuannya untuk apa!!! Saya tidak akan menuruti perintah yang aneh”. Ucap so eun. “kemarikan saja.. aku tidak akan mengambilnya.. aku pinjam sebentar saja.. apa tampangku seperti pencuri..?”. Tanya kim bum pada so eun. Akhirnya so eun pun memberikan handphone nya pada kim bum. “barang-barang itu juga.. berikan padaku”. Ucap kim bum. So eun kemudian memberikan barang-barang kim bum. Setelah itu kim bum masuk kedalam rumah itu. “Yong hwa aku titip ini.. kau jangan Tanya untuk apa.. nanti akan aku ambil lagi”. Ucap kim bum sambil memberikan barang-barang kim bum beserta Handphone miliknya dan so eun. Lalu dia pergi lagi, yong hwa hanya melongo melihat tingkah temannya itu, “aneh, penyakitnya kambuh lagi”.




Tak lama kemudian kim bum datang lagi, dia langsung masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya. “Tuan muda…sekarang sudah selesai kan?.. kita langsung pulang?”. Tanya so eun pada kim bum. “apanya yang pulang.. justru perjalanan kita baru dimulai sekarang”. Ucap kim bum, so eun kaget. “Tuan.. ini bukan jalan pulang kan?”. Tanya so eun. “Siapa yang bilang kita akan pulang?”. Ucap kim bum. So eun semakin tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh kim bum. “Handphone saya mana?”. Tanya so eun. “Aku tinggalkan dirumah temanku bersama handphoneku”. Ucap kim bum santai. “mwo???? Ditinggalkan???? Tuan muda sudah gila yah!”. Bentak so eun. “kau harus ingat sekarang kau adalah Kim So Eun dan aku adalah Kim Sang Bum, kau bukan pengurusku.. dan aku bukan majikanmu!!”. Ucap kim bum datar. “Mwo??? Apa maksudnya semua ini?”. Bentak so eun. “Kita akan pergi.. dan kau sudah setuju ikut denganku bukan.. jadi kau diam saja!!”. Ucap kim bum. “Memangnya kita akan pergi kemana..sampai tuan meninggalkan handphone kita?”. Tanya so eun jutek. “Kita akan pergi ke Busan selama dua hari”. Ucap kim bum santai. “MWOOOOOOOO??? BUSAN???”, kaget so eun sampai matanya melotot. “apa yang tuan katakan barusan???”. Teriak so eun. “ kau tuli???”. Bentak kim bum. “tuan menipuku… tuanmenculikku… pulangkan aku kerumah…………….. aku mau pulangggggggggggg… pulangkan akuuuuuuuuuu”. Teriak so eun sambil menarik-narik baju kim bum. “Diam saja kau”. Perintah kim bum. “pulangkan aku atau aku loncat dari mobil”. Ancam so eun. “Silahkan saja kalau kau mau mati konyol… lagi pula pintu mobilnya otomatis aku kunci”. Jahil kim bum, untuk pertama kalinya dia bersikap beda. “kenapa tuan menculiku… pulangkan aku.. aku pengurus”. Ucap so eun. “Biarkanlah selama dua hari kita menenangkan pikiran kita di desa.. temani saja aku apa susahnya”. Ucap kim bum. So eun hanya manyun saja kesal dengan kim bum. “yang harus kau ingat, selama disana kau bukan pengurusku.. kau adalah kim so eun, orang yang satu universitas denganku”. Ucap kim bum. “dasar gila…”. Ucap so eun jutek karena kesal. “Atau kau mau.. aku akui kau istriku disana?”. Jahil kim bum. “mwooooooooooo????”. Teriak so eun.


^^TO BE CONTINUED^^

Bagaimana kelanjutan kisah mereka??? Bagaimana pula dengan kim bum dan kim so eun di desa itu??? Kejadian gila mewarnai perjalanan mereka selama didesa.. apa saja itu??? Adakah kim bum benar telah menyukai so eun??? Lalu ketiga pria lainya??

Tunggu kelanjutannya di 4 Loves 1 True Love Part 5.


Lee Min Ho - My Everything [Boys Over Flowers OST] [F4 Special Edition].mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net

Sabtu, 24 Juli 2010

WE GOT MARRIED - part 7

Loha-loha..... halloooooo


Ayoo, siapa yang nungguin kelanjutan WGM??? Ancungkan tangan!!!! Hahahahahahaha *lebay* yaaaa sudah... yang udah penasaran... langsung dibaca... silakan.....






Ada kata yang sempat tak terucap pada seutas harap tentang kita. Rapi tersimpan hingga menjelang kumampu membuka tabirnya.


So eun menatap dalam kim bum, ia tak menyangka bahwa orang yang selama ini ia anggap gila memiliki suatu kisah yang cukup menyedihkan.


“so eun boleh aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya kim bum

“apa?” jawab so eun


“kenapa kau menolak semua pria?” tanya kim bum dengan wajah serius

“ah .... itu ...... itu .... memangnya kenapa kau mau tau urusanku?” ujar so eun berusaha menghindar.


“bukan begitu, aku sampai saat ini belum pernah melihat kau bersama dengan pria, ditambah kau digosipkan penyuka sesama jenis, tunggu .... apa memang benar kau .........” gumam kim bum dengan tatapan penuh selidik.


“hei ..... *menjitak kimbum* tentu saja aku punya alasan tertentu yang hanya aku sendiri yang tahu dan kau tidak perlu tahu karena aku memiliki hak asasi untuk menyimpannya sendiri karena aku rasa ini privasi yang memang seharusnya tidak kuceritakan kepada siapa pun terlebih menurutku ini tidak cukup penting untuk kau ketahui karena kau tidak ada hubungannya dengan semua ini. Dan memang tidak ada yang menarik dari semua alasanku, yang pasti aku tidak seperti yang kau dan orang-orang tuduhkan terhadapku. aku masih menyukai pria, arasso?!!!” tukas so eun dengan nafas tersengal-sengal


“huh, tapi aku kan sudah menceritakan masalahku padamu kenapa kau tidak mau juga.” ujar kim bum cemberut

“apa tidak cukup pidatoku barusan?” ujar so eun


“de .... baiklah, o iya biasanya kalau ulang tahun kan ada nyanyian selamat ulang tahunnya. ayo cepat nyanyikan.” pinta kim bum

“aku tidak mau.” tolak so eun

“ayo cepat, kau harus membahagiakanku hari ini.” rayu kim bum kembali

“geez .... aku tidak bisa menyanyi.” kilah so eun kembali

“kau kan belum mencobanya. ayo cepat aku siap mendengarkan.” paksa kim bum


“baiklah ... tapi jangan ditertawakan. ini pertama kalinya aku bernyanyi untukmu dan untuk terakhir kali, jadi jangan memintaku menyanyi lagi.” ujar so eun

“iya ... iya ...” gumam kim bum


so eun pun berdiri di hadapan kim bum yang sedang duduk di atas pasir pantai, ia mulai menyanyi sambil menggerak-gerakan tubuhnya. “saeng il chukahamnida saeng il chukahamnida saranghanun kim bum-ssi saeng il chukahamnida”

“ah .... stop ... stop ....” ujar kim bum sembari menutup telinganya.

“kenapa? kau kan menyuruhku menyanyi.” tanya so eun

“suaramu fals sekali.” gumam kim bum

“siapa suruh memintaku menyanyi.” balas so eun

“so eun kau tau, kalau orang yang menciptakan lagu itu mendengarnya kau pasti dituntut ke pengadilan karena tanpa seizinnya mengubah lagunya.” tukas kim bum

“aku tidak mengubah lagunya.” bela so eun


“hei lagu itu kau nyanyikan jadi terasa berbeda, sepertinya bukan lagu yang benar kau tau.” tukas kim bum

“ggeeezzz ..... kau sudah menyuruhku malah menghinaku. awas kau!!!” gumam so eun sembari bersiap-siap akan memukul kim bum.


Dengan sigap kim bum pun lari menghidari auman so eun. “hei ......... bocah tengik awas kau!!!” teriak so eun yang kemudian mengejarnya, sehingga terjadilah kerusuhan di antara mereka berdua.



Di tenda

“duh aku gak bisa tidur nih, kenapa yah?” ujar rahmi menggosok-gosok matanya.

“mungkin karena kita terlalu senang melihat kim bum dan so eun barusan.” gumam nden dengan setengah tertidur.

“mungkin juga tapi aku benar-benar harus tidur, besok aku harus fit.” tukas rahmi

“udah gitu dingin yah.” tambah lulu yang asyik memeluk bantal keramatnya.

“iya,” ujar rahmi

“ya sudah sini aku peluk.” gumam nden dan kemudian memeluk lulu dan rahmi

“tapi aku masih gak bisa tidur,” rengek rahmi

“ahha. aku tahu!” ujar lulu sembari melentikkan jarinya.

“apa? Kau tau apa lu?” Tanya nden

“aku tau bagaimana cara rahmi biar bisa tidur.” ujar lulu. Ia pun bangkit dari tidurnya dan merogoh sesuatu di dalam tasnya.

“sedang apa dia ?” gumam nden

“tak tau.” jawab rahmi

“taraaaaaaaaaa ……….” ujar lulu ia pun menghampiri rahmi

“a …. Apa maksudnya?” Tanya rahmi

“ini salah satu cara ampuh agar kau bisa tidur.” Ujar lulu yakin

“ya tapi untuk apa kutang ini?” Tanya rahmi sembari menunjuknya.

“ini bisa kau pakai sebagai penutup matamu. Supaya kau bisa lebih cepat tertidur.” tukas lulu

“hahahahah ….iya benar-benar ayo cepat pakai rahmi.” ujar nden mendukung.

“shuuuuuuuttt ….. dita , bella, dan icha lagi tidur nih jangan berisik.” ujar rahmi

“iya … maaf.” gumam nden

“ayo aku pakaikan.” ujar lulu. Nden pun ikut membantu aksi memaksa rahmi untuk memakai kutang sebagai penutup matanya tersebut. “ayo ini rahmi ini demi kebaikan”tambah lulu

“akhirnyaaaaaaaa …” gumam nden

“iya, ayo rahmi kamu berbaring saja dan pejamkan matamu.” ujar lulu

“ya …. Hiks ….. hiks …..” ujar rahmi ia pun berbaring dengan batin yang meringis.

“selamat tidur…” ujar lulu dan nden berbarengan

“selamat tidur.” jawab rahmi dengan raut wajah sedih. “ada gak sih tips yang lebih manusiawi?” batin rahmi. (maaf kalau agak vulgar tapi ini beneran buat yang suka insomnia aku kadang melakukan hal ini, ya cuma mau bagi-bagi tips aja heheheeh …. :p *lulu)



********************************

Esoknya …

Tepat pukul 4 pagi kim bum telah bangun dari tidurnya, ia segera berganti pakaiannya dengan menggunakan kaos oblong dan celana pendek kemudian ia meraih handuk yang ada di lemarinya dan ia lingkarkan di lehernya.


Tok tok tok … kim bum mengetuk pintu kamar so eun, namun yang punya kamar tidak membuka pintunya juga walau sudah berulang-ulang kimbum mengetuknya.


Akhirnya kim bum pun berinisiatif untuk membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci. Dengan langkah perlahan kim bum mengendap-ngendap menuju tempat tidur so eun. So eun yang tengah tertidur tidak juga merasakan kehadiran kim bum.


“ckckckck …. Sebenarnya dia wanita apa bukan yah? Posisi tidurnya sangat tidak enak dilihat sekali. Sama sekali tidak ada seninya.” gumam kim bum yang tengah memperhatikan so eun yang tertidur dengan tatapan miris. “ah iya aku lupa dia kan ubur-ubur. Jadi tidak seperti manusia perilakunya.” tambah kim bum lagi disertai tawa kemenangan.


So eun sepertinya sangat terlelap sehingga ia sama sekali tidak merasakan kegiatan kim bum yang sedari tadi menertawakannya. Terang saja setelah adegan kucing-kucingan semalam ia sangat lelah sekali karena itu ia sangat nyenyak.


Kim bum pun mendekati wajah so eun dan menatapnya dalam, “kau lucu juga kalau sedang tertidur.” gumam kim bum. Ia pun membelai rambut so eun. Namun tiba-tiba so eun membuka perlahan matanya, kini ia merasa ada seseorang di hadapannya. Dannnn ….

Dziggggggg …….

Sebuah pukulan mantap lepas landas di hidung milik kim bum. Sebuah refleks dari so eun karena melihat kim bum , “sedang apa kau di sini?” ujar so eun yang kemudian bangun dari tidurnya.


“awww …. Sakit sekali, kenapa kau memukulku?” Tanya kim bum yang masih mengusap-usap hidungnya yang terkena pukulan mendadak dari so eun.

“ah itu pantas sekali untukmu. Lagipula sedang apa kau di kamarku, kau mau macam-macam padaku yah?” Tanya so eun lagi.

“geezzzzzz …. Aku ke sini hanya ingin mengajakmu untuk lari pagi bersamaku. Tapi malah bogeman mentah yang aku dapat.” ujar kim bum

“aku tidak mau!!!” ujar so eun dan menarik selimutnya kemudian kembali berbaring.

“hei kau harus ikut denganku supaya kau tidak gampang sakit.” ujar kim bum sembari menarik selimutnya lagi.


Tarik-tarikan selimut disertai adu tatapan mata pun terjadi keduanya tidak mau kalah dalam pertandingan itu. So eun pun sudah tidak sabar lagi. Ia beranjak dari kasurnya dan berdiri menghadap kim bum. “sebenarnya kau mau apa sih? Pagi-pagi sudah mencari perkara denganku?” ujar so eun

“aku kan tadi sudah bilang, aku hanya ingin mengajakmu berolahraga. Kau kan setiap hari syuting dan selalu capek, aku hanya ingin membantumu menjaga kesehatanmu.” tukas kim bum

“tapi aku tidak mau.” teriak so eun


Kim bum pun menarik dengan paksa tangan so eun menuju keluar. “hei lepaskan aku … lepas …” rengek so eun yang berusaha melepaskan pegangan kim bum pada lengannya.

“mengapa otakmu keras sekali seperti batu, kau harus menjaga staminamu.” tukas kim bum.

“tapi aku ngantuk sekali, aku ingin tidur .” bela so eun

“sudahlah jangan merengek terus, seperti anak kecil saja kau ini.” ujar kim bum


Akhirnya mau tidak mau so eun pun mengikuti keinginan kim bum untuk lari pagi di sekitar pantai. Suasananya sangat menyegarkan sehingga ngantuk so eun hilang dan badannya terasa lebih ringan.


Mereka pun beristirahat di jembatan dekat pantai tersebut, sambil duduk-duduk melihat matahari terbit.


“hei bum … aku dengar ayahmu perdana menteri. Apa itu benar?” Tanya so eun membuka pembicaraan.

“bisa dibilang iya, bisa juga tidak.” Jawab kim bum menggantung

“cobalah yang jelas kalau berbicara, aku tak mengerti.” ujar so eun

“hahahah …. Aku baru sadar kalau kau ini adalah ubur-ubur, jadi otakmu kecil sehingga tidak bisa mencerna kata-kataku.” tukas kim bum bahagia.


Pletak …. Jitakan itu pun kembali mendarat di kepala kim bum. “apa kau punya hobi yang lebih manusiawi selain menghinaku?” ujar so eun

“lalu bagaimana denganmu yang selalu menjitakku?” kata kim bum sembari mengelus-elus kepalanya.

“kau sendiri yang memulai, aku tidak akan melakukan itu kalau kau tidak memulainya.” bela so eun

“ahhh …. Lama-lama aku akan mengalami hilang ingatan jika terus bersamamu.” ujar kim bum.


“geezzz … sudah, kembali ke pertanyaan awal. Apa benar perdana menteri korea Lee jung gil adalah ayahmu?” Tanya so eun

“aku kan sudah bilang tadi, bisa iya bisa juga tidak.” jawab kim bum dan beranjak dari duduknya.

“ah … dasar petapa genit. Menyebalkan sekali.” gumam so eun “hei … dirimu mau ke mana?” tambah so eun

“aku harus jauh-jauh darimu karena di dekatmu aku merasa terdzalimi.” jawab kim bum sekenanya.

“apa maksudnya terdzalimi? Dasar gila.” gumam so eun. Ia pun beranjak dari duduknya dan mengejar kim bum. Setelah posisi mereka sejajar, so eun pun menjulurkan lidahnya pada kim bum “weeeekkkk …” so eun pun berlari meninggalkan kim bum.

“hei tunggu …” teriak kim bum.



*********************************

Ji yeon tampak asyik melihat-lihat perhiasan di sebuah mall elit di seoul. Matanya terus melirik sana-sini. Hingga akhirnya ia berdiri berhadapan dengan seorang pria tampan. Ji yeon pun kaget dengan apa yang dia lihat begitu pula pria tersebut “kau …” refleks jiyeon menunjuk pria tersebut yang ternyata adalah seung ho.


“ji yeon, sedang apa kau di sini?” Tanya seung ho heran

“aku hanya iseng saja.” ujar jiyeon

“kau tidak syuting hari ini?” Tanya seung ho

“hari ini aku free, tapi besok aku akan sangat sibuk sekali.” jawab ji yeon

“ou … kau sendiri?” Tanya seung ho lagi

“ah iya …. Aku ingin sendiri saja.” jawab jiyeon lagi

“ou … aku kira kau bersama dengan so eun.” timpal seung ho dengan raut wajah kecewa.


Ji yeon hanya tersenyum simpul, itu pun ia paksakan. “oh ya sedang apa kau di sini?” Tanya ji yeon

“aku hanya sedang mencari sesuatu untuk so eun, tapi aku bingung.” jawab seung ho

“kenapa bingung?” Tanya ji yeon

“semuanya terlihat bagus tapi sepertinya kurang cantik untuk dikenakan oleh so eun.” jawab seung ho

“maksudmu?” ujar ji yeon lagi

“perhiasan ini tidak bisa mengimbangi kecantikan so eun.” jawab seung ho dengan wajah memerah

“ou … hehehe …” timpal ji yeon

“kau kan sahabatnya so eun jadi kurasa kau tau selera so eun apa.” tukas seung ho

“ah iya, aku lihat-lihat dulu yah.” jawab ji yeon.


Ji yeon pun mulai melihat sana-sini melihat beberapa perhiasan untuk membantu seung ho. Sampai akhirnya ia berhenti. Ji yeon terpana melihat sebuah kalung dengan gantungan berbentuk malaikat kecil yang sedang memegang harpa.

“bagus sekali ….” gumam ji yeon


“iya benar. Itu pasti bagus untuk dikenakan so eun.” ujar seung ho

ji yeon kaget ia pun tersadar di belakangnya ada seung ho. “ah iya pasti cocok sekali.” ujar ji yeon pelan.

“seleramu bagus ji yeon. Aku memang tidak salah meminta bantuanmu.” ujar seung ho

“ini hanya kebetulan, lagipula menurutku so eun sangat cantik jadi dia pantas memakai apa saja.” ujar ji yeon

“iya kau benar ji yeon. Baiklah aku akan mengambil yang ini. Aku harap so eun menyukainya.” ujar seung ho

“tentu saja. Dia pasti akan menyukainya.” jawab ji yeon dengan nada datar.

“kau sakit?” Tanya seung ho


“ah tidak, kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanya ji yeon balik

“karena sepertinya kau kurang bersemangat.” jawab seung ho

“ah …mungkin aku hanya kelelahan.” jawab ji yeon.

“ou … kalau begitu aku akan mentraktirmu makan, bagaimana?” tawar seung ho

“terserah kau.” jawab ji yeon pasrah.


Seung ho pun segera melakukan transaksi dengan pegawai toko perhiasan tersebut. Wajahnya tampak berseri-seri karena ia kini mendapatkan apa yang dia butuhkan.



Di rumah bumsso

Kim bum tengah sibuk bercermin memperhatikan hidungnya yang merah karena dipukul so eun tadi pagi. “aduh, so eun memang bukan wanita. Hidungku sampai merah dan mimisan gara-gara dia.” gumam kim bum


“hei kau sedang apa?” Tanya so eun yang tiba-tiba ada di belakang kim bum.

“aduh …. Kau mengagetkanku saja.” ujar kim bum sembari mengelus-elus dadanya. “aku sedang memperhatikan hidungku.” tambah kim bum


“memangnya kenapa dengan hidungmu?” Tanya so eun dengan wajah tidak berdosa.

“apa kau sudah lupa, tadi pagi kau memukul hidungku sampai berdarah dan merah seperti sekarang.” tukas kim bum

“ou … itu …” jawab so eun tidak peduli

“hei, ketampananku jadi rusak gara-gara kau tau.!!” ujar kim bum kesal


“memangnya kau tampan?” ujar so eun menguji kesabaran kim bum

“kau …. Rasanya aku ingin mengukusmu .” ujar kim bum

“weekkkk ….. sudahlah aku tidak punya waktu berdebat denganmu. Sekarang aku harus pergi syuting.” ujar so eun dan meraih tas nya.

“aku akan mengantarmu.” ujar kim bum

“tidak usah, lagipula aku bisa sendiri.” jawab so eun

“aku bilang aku akan mengantarmu. Sudah turuti saja perintahku.” ujar kim bum

“kenapa kau suka sekali memaksaku sih???” ujar so eun yang mulai terlihat kesal

“aku kan suamimu.” jawab kim bum diiringi kedipan mata genit.


“geeezz … dasar petapa genit.” gumam so eun

Kim bum pun mengambil kunci motornya di laci dan segera mengenakkan jaketnya. So eun pun pasrah saja mengikuti keinginan kim bum.

“ayo cepat naik.” ujar kim bum

“kenapa harus naik motor? aku sudah berdandan cantik begini tau, nanti kalau rambutku rusak bagaimana?” ujar so eun


“sudahlah lagipula di make over habis-habisan pun kau tetap terlihat begitu-begitu saja.” tukas kim bum

“kau mulai menyulut peperangan lagi denganku yah?” gumam so eun

“ah sudahlah naik saja, ini helm mu.” ujar kim bum dan menyerahkan sebuah helm pada so eun.


So eun pun terpaksa meraihnya, dan kemudian ia naik motor kim bum.

“berpegangan padaku.” ujar kim bum

“tidak mau, begini saja.” timpal so eun

“mana boleh begitu, kau ingin celaka yah?” tukas kim bum, ia pun memegang kedua tangan so eun dan menariknya hingga memeluknya dari belakang. “tetaplah seperti ini sampai kita sampai.” ujar kim bum dan mulai menjalankan motornya.


Sepanjang perjalanan so eun menatap jalanan kota, ia merasa tenang bersama kim bum. Entah mengapa kini ia merasa hangat dan aman walau kecepatan motornya 120km/jam. Entah perasaan apa ini......



TO BE CONTINUED …

Yaaa udahan ya ceritanya... huhuhuuhu

Sekian dulu ya?? Kelanjutannya akan diposting oleh si Nenden_KyuHyun Love Bumsso... *itukan usernamenya di BSI*

Jangan lupa setelah baca, tinggalin jejak kalian..... kamsahamnida..... bye bye



Senin, 19 Juli 2010

4 Loves 1 True Love Part 3 (Jadilah bantalku!!!!!!)

Annyeong mates…

Langsung aja buat yang udah nungu lanjutan FF aku

Let’s Check this Out..

4 Loves 1 true Love part 3


Kelima mobil itupun beriringan keluar dari area rumah, so eun menatap terus kelima mobil itu hingga hilang dari penglihatannya. Dia pun berjalan menuju ruanganya sambil terus melihat bros pemberian terakhir dari ibunya. So Eun memang anak yatim piatu, dia tinggal di seoul sendirian. Ayahnya telah meninggal ketika so eun masih dalam kandungan, sementara ibunya meninggal baru 1 tahun yang lalu karena penyakit leukemia yang di deritanya selama 2 tahun terakhir. So Eun pun duduk diatas kursi.“Kenapa bros ini bisa sampai ditangan tuan muda?”, Tanya nya pada dirinya sendiri. “Tapi untunglah.. bros ini kembali lagi padaku.. tapi kenapa tuan muda bisa mengetahui ini adalah bros milikku?? Dari mana dia tahu ini milikku?”. Sambungnya lagi. “Ah.. kenapa aku memikirkannya, yang penting bros ini kembali padaku”. Ucapnya lagi.

Kakek yang jalan duluan, langsung masuk ke dalam gedung, sementara itu sudah banyak wartawan dan netizen yang menunggu datangnya keempat pangeran tampan itu. Keempatnya keluar dari mobil masing-masing, mobil min ho berwarna merah, kim joon kuning, kim bum orange dan hyun joong berwarna putih bersih. “Sudah siap???”. Tanya hyun joong. “Biasa saja.. santai, nanti pulangnya kita akan diserbu”. Ucap kim joon. “Ya sudah.. ayo masuk saja”. Ucap min ho sambil membenarkan jas nya. Jepretan kamera dan juga sambutan begitu riuh menyambut keempat pria ini. Keempatnya sempat memberikan lambaian tangannya dan memberikan senyuman damai pada para wartawan dan netizen.

Mereka pun masuk kedalam gedung, acara peresmian gedung cabang perusahaan Tuan Kang berjalan dengan lancar, aman dan terkendali, para wartawan dari majalah bisnis memang mendapatkan izin resmi dari perrusahaan untuk meliput. Sementara wartawan dari infotainment dan netizen hanya diperbolehkan meliput dan melihat dari layar besar yang telah disediakan dibawah. Namun tetap saja banyak netizen yang diam-diam dapat masuk ke dalam gedung.

“Annyeong..”. sapa lembut seorang wanita pada cucu bungsu tuan lee itu. Kim bum menoleh kebelakang dan didapatinya wanita yang selama ini digosipkan dengannya. “ara-yang”. Sambut kim bum datar. “Aku sudah menduga kau juga akan datang”. Ucap Goh Ara. “Kau juga datang.. aku tak menyangka kita bertemu lagi disini”. Ucap kim bum, ternyata ada salah seorang netizen yang melihat kebersamaan kim bum dengan goh ara di tempat itu, langsung saja dia memoto dan merekam dengan kameranya. “Kau pasti datang bersama orang tuamu?”. Tanya kim bum. “De.. kau mau menemui kedua orang tuaku?? Akan aku kenalkan”. Ucap Ara yang berniat ingin memperkenalkan kim bum. “ah… tidak nanti saja.. aku ingin menemui kakaku dulu, baiklah permisi”. Ucap kim bum singkat langsung menjauhi goh ara. “Kenapa harus bertemu lagi dengannya ditempat ini, bisa-bisa aku kena skandal lagi, sial!”. Bisik kim bum sembari berjalan mendekati kakaknya.


“darimana saja kau?”, Tanya hyun joong. “tadi aku ingin mengambil minum”. Ucap kim bum datar. Sementara itu min ho tengah sibuk mengobrol dengan relasi bisnisnya di tempat itu, kim joon terlihat sedang berbincang dengan bawahan kakeknya Tuan Shin. “Jadi sekarang kesibukanmu apa?”. Tanya Tuan Shin. “ya.. beginilah.. aku sedang sibuk mempersiapkan pertandingan baseball ku yang pertama”. Ucap kim joon. “Kau memang berbeda dari hyun joong dan min ho”. Ucap Tuan Shin sambil menepuk bahu nya kim Joon. “Meskipun kita berempat bersuadara tapi sifat dan karakter kami berbeda, aku tidak terlalu suka bisnis”. Ucap nya bijak. “profesi apapun, asal kita senang dan menjalankannya sepenuh hati.. aku rasa itu lebih baik, daripada kita menjalankan profesi yang bukan seharusnya kita geluti”. Ucap Tuan Shin Bijak. “Baiklah… kalau begitu aku ingin kembali bergabung dengan saudaraku. Siliyehamnida”. Ucap kim Joon sambil membungkukan badan dan pergi bergabung dengan ketiga sudaranya.


***


“Aku mencium gelagat aneh, sepertinya dari tadi ada netizen disekitar kita”. Ucap hyun Joong. “Sudahlah jangan memikirkan hal itu”. Ucap kim Joon. “Goh ara-yang ada disini, kalian tahu.. aku bisa-bisa kena skandal lagi”. Ucap kim bum dengan wajah kesalnya. “Dia ada disini juga??”. Tanya kim joon. “ya.. sudah pasti.. hyung ini bagaimana, Ara-yang adalah putri dari pejabat Goh Giang San, pasti orang tuanya datang dan mengajak dia, bukan sesuatu hal yang aneh”. Ucap Min ho. “ehm…ehm.. cinta satu malam..oh indahnya..cinta satu malam..buatku melayang.. bagaimana ini bum?”. Ledek kim joon pada adik sepupunya itu. “Hyung.. tutup saja mulutmu itu, suaramu tidak enak untuk didengar”. Ucap kim bum dengan wajah geramnya. Hyun joong dan min ho nyengir melihat tingkah kim joon yang suka jail itu. “Aku dengar kau juga putus dari Huina-ssi, kenapa bisa??? Jangan katakan berita yang menyebar kalau kau berkencan dengan Hae Bin-ssi itu benar”. Tanya kim joon pada min ho. Kim bum dan hyun joong menatap ke arah min ho. “Huina-ssi sangat membosankan.. berhubungan dengan dia tak mendapatkan kemajuan, aku putuskan saja”. Ucap Min ho enteng. “kau ini.. sadarlah.. hilangkan kebiasaan burukmu mematahkan hati wanita-wanita cantik”. Ucap hyun joong. “Hae bin-ssi lebih menyenangkan”. Ucap min ho. “ooou… namdongsaeng.. berarti benar gossip yang selama ini merebak?”. Kesal kim joon. “Hyung.. kau darimana mendapatkan berita basi seperti itu.. itu kejadian seminggu yang lalu”. Ucap min ho. “Apa??? Memang sekarang hyung sudah berganti wanita lagi?”. Tanya kim bum dengan kening yang dikerutkan. Min Ho tersenyum pasti.

Acara itu pun selesai semua undangan pun satu persatu mulai keluar termasuk kakek dan keempat cucunya. Kakek langsung pulang bersama ajudannya, sementara keempat cucunya sibuk meladeni pewarta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memusingkan. “Tuan muda..tuan muda kim bum, apakah benar anda menjalin hubungan dengan Goh ara-yang?”. Serbu para netizen. Kim bum menutupi kekesalannya dengan senyum palsunya. “Tidak.. aku dan Ara-yang hanya berteman saja.. kami satu kelas dikampus.. dan dia adalah teman baikku”. Ucap kim bum santai. “Lalu bagaimana dengan gossip bahwa anda pernah pergi ke Nami Island bersama Goh Ara-yang?”. Tanya netizen dengan sorotan kameranya yang tajam. “Itu semua salah faham, sebenarnya itu adalah acara kelas, aku tidak hanya berdua dengan dia pergi kesana, tapi kami pergi satu kelas”. Jawab kim bum. “Barusan di dalam anda tertangkap sedang berbincang dengan Goh Ara-yang.. apakah anda ingin menyangkalnya? Apa itu bisa menjadi bukti kedekatan kalian?”. Kukuh seorang netizen yang lagi-lagi menjepret kim bum dengan kameranya. “Itu memang benar.. aku tidak menyangkal.. saya tegaskan sekali lagi, Goh Ara-yang adalah teman baik saya”. Ucap kim bum yang mulai terlihat kesal. “jadi kalian tidak berpacaran?”. Tanya wartawan, kim bum tak menjawab dia memilih pergi menuju mobilnya, dan menancapkan gas. Ngeng………………… jalan mobilnya.

“Tuan muda min ho, apakah benar gossip bahwa anda sekarang sedang mengencani sekretaris pribadi anda?”. Tanya wartawan. “Tidak..tidak..itu gossip tidak benar, sangat tidak bermutu”. Ucap min ho sambil terus berjalan menuju mobilnya. Para wartawan terus mengikuti min ho. “lalu gossip bahwa anda telah memutuskan jalinan cinta anda dengan Huina-ssi bagaimana?”. Tanya wartawan lagi. “Kami memang sudah tidak ada kecocokan lagi, baik kalau begitu terimaksih semuanya”. Ucap min ho langsung naik ke mobilnya yang berwarna merah, dan pergi

Sementara hyun joong dan kim joon berduaan jalan dengan santai. “Iya.. aku masih sibuk dengan tim baseball ku”. Ucap kim joon ramah dan asyik. “k..k…k… jangan lupa kalian meliput pertandinganku bulan depan”. Ucap kim joon sambil nge-rap. “Tuan muda..hyun joong.. bagaimana perasaan anda, karena Hwangbo akan segera melangsungkan pernikahan dengan Henry?”. Tanya wartawan. “saya ucapkan selamat untuk hwangbo.. aku turut senang akhirnya dia menemukan pasangannya”. Ucap hyun joong. “apakah anda akan datang ke pernikahan nya?”. Tanya wartawan. “Tentu.. kalau aku diundang, aku pasti akan datang”. Ucap hyun joong dengan lembut. “Planning kalian berdua kedepannya apa?”. Tanya wartawan. “Aku akan membuat kakek bangga dengan pertandingan baseball ku yang pertama”. Ucap kim joon sambil mengepalkan tangannya. “aku akan bekerja denga lebih baik lagi”. Ucap hyun joong. “Dan tentang hubungan percintaan kalian?”. Tanya wartawan lainya. “Doakan yang terbaik saja”. Ucap keduanya kompak, dan merekapun masuk ke mobilnya masing-masing dan pulang.


***

So Eun berjalan menuju kamarnya, dia telah berganti pakaian dengan piyama nya yang berwarna putih corak ping itu. Dia duduk di dekat jendela sambil menatap langit malam itu. “Apa aku sanggup bekerja disini??? Tuhan kuatkan aku”. Ucap so eun. “Ada yang bisa menerima keberadaanku di rumah ini, tapi tuan muda kim bum dan min ho sepertinya tidak bias menerima keberadaanku”. Ucap so eun. Diapun segera mengambil handphone nya yang diletakan di meja riasnya. Dan segera memencet nomor eonnie kesayangannya.

*Yeoboseyo…*

*Eonnie.. bagaimana kabarmu?? Baik?*

*Sso-ah.. aku baik, bagaimana denganmu?*

*Aku juga baik.. hanya sedikit lelah saja.. sekarang eonnie dimana?*

*Aku sedang jalan pulang, aku juga lelah.. ahhhh hari ini boss memberikanku pekerjaan*

*ahahahaha… masih berjalan kaki??? Masih jauh?*

*Sso-ah.. tiap hari juga aku pulang jalan kaki.. hehehe bagaimana tingkah pangeran-pangeran tampan itu?*

*Ada yang baik ada yang menyebalkan eon.. begitulah tuan muda*


Tiba-tiba ketika sedang teleponan ada mobil yang tidak sengaja menyalib hye sun dan berhenti di depannya, sepertinya mobil itu mogok, karena ban kiri belakang kempes. “Ah….. sial”. Umpat min ho dengan memukul stir mobilnya. Diapun mencoba untuk menelpon. “ya tuhan.. sialan.. kenapa disaat seperti ini handphone ku lowbat, sungguh sial”. Ucap nya lagi dengan penuh amarah. Hye sun melongo saking kagetnya, diapun memutus telepon dengan so eun. Keluarlah min ho dari mobilnya yang berwarna merah.


“Hei.. lelaki kurang ajar!!!! Kau tidak mempunyai sopan santun, menyalip pejalan kaki sepertiku ini.. dasar”. Teriak hye sun. min ho bertanya-tanya apakah wanita itu sedang berbicara dengannya atau bukan, matanya bergerak ke kiri dan ke kanan. “Kau tuli yah.. dasar, kenapa tak meminta maaf.. lelaki sombong!”. Teriak hye sun, min ho pun memutarkan badannya, hye sun yang melihat min ho langsung syok. “Dia.. dia kan pengeran KimCorp… hah…”. Bisik hye sun sambil terbata-bata melihat sosok pria yang ada dihadapannya. “kau berteriak padaku?”. Bentak min ho. Wajah hye sun terus menunduk. “Jangan menunduk dihadapanku.. kau tidak tahu aku siapa.. seenaknya membentaku?”. Bentak min ho. “Wanita miskin.. pasti kau tidak mempunyai TV hingga kau tak tahu denganku hah!!!! Menyedihkan sekali”. Ucap min ho. Hye sun yang sudah mulai kesal darahnya langsung naik ke ubun-ubun.

“ Heh… mulutmu itu lebar sekali yah.. seenaknya menghina orang.. kau pikir aku tidak mengenalmu?”. Ucap hye sun sambil menghampiri min ho. “lancang sekali mulutmu”. Jawab min ho. “ Dasar.. jadi seperti ini tingkahmu yang sebenarnya.. menyebalkan sekali, kalau di TV saja.. dasar palsu”. Bentak hye sun. “Mwo??? Palsu..apa maksudmu?”. Teriak min ho. “ternyata aslinya kau bodoh juga”. Ucap hye sun sambil memonyongkan bibirnya. Min ho menajamkan matanya. “dasar lelaki menyebalkan”. Ucap hye sun sambil berjalan melewati min ho. Min Ho yang melihat hye sun memegang handphone langsung saja bertindak cepat. “Hei…”. Teriak min ho, hye sun memalingkan mukanyanya. Min ho mendekati hye sun “boleh aku meminjam handphone mu sebentar?”. Tanya min ho, hye sun mengerutkan dahinya. “Tolonglah.. aku perlu bantuan..ban mobilku pecah”. Ucap min ho, hye sun yang memang sudah melihatnya. “Ya sudah ini… jangan kau ambil handphone ku”. Ucap hye sun. “hahah.. aku bisa membeli 100 buah handphone seperti ini.. dasar, aku hanya ingin menelepon pekerjaku saja”. Ucap min ho.


***

Kim Bum sampai dirumahnya, dia langsung naik ke kamarnya, diikuti hyun joong dan kim joon, kakeknya sudah terlelap tidur. So eun pun sudah berbaring dikasurnya. Tiba-tiba tombol berwarna hijau menyala. “aishhh.. ada apa lagi jam segini dia memanggilku”. Kesal so eun.


*Ada apa tuan?*

*bawakan aku air minum yang hangat*

*baik.. segera saya antarkan*


So eun pun berjalan gontai menuju dapur, dia mengambilkan air minum dan langsung berjalan naik ke lantai 3. Diapun mengetuk pintu kamar kim bum. “masuk”. Ucap kim bum. So eun pun masuk ke kamar nya kim bum, namun kim bum tak ada dikamar, namun ternyata hembusan angin menyadarkan so eun kalau ada pintu terbuka, ternyata kim bum sedang berdiri di balkon kamarnya. “Tuan muda..”. ucap so eun mendekati kim bum. Kim bum memalingkan wajahnya. “Ini air minum nya”. Ucap so eun. “Simpan disana”. Ucap kim bum sambil menunjuk ke meja. “Kenapa malam seperti ini tuan masih diluar???” Tanya so eun. “Aku ingin terus menghirup udara segar seperti ini”. Ucap kim bum sambil menghirup angin yang berhembus malam itu. “Tapi nanti tuan bisa sakit.. lebih baik tuan masuk saja”. Ucap so eun. “Pengurus Kim ambilkan jaket!” perintah kim bum. “Bukannya tuan sudah memakai jaket?”. Tanya so eun. “jangan banyak Tanya, ambilkan!!!”. Perintahnya ketus.


So Eun pun mengambil jaket dari kamar kim bum, “harum sekali jaketnya.. ini kan harum parfumnya tuan muda”. Ucap so eun sambil mencium wangi jaketnya kim bum yang lembut dan hangat itu. “Ini jaketnya tuan!”. Ucap so eun sambil menyerahkan jaket pada kim bum yang baru saja meneguk air minumnya. “itu jaket bukan untuku, pengurus kim yang memakainya.. ayo pakailah”. Ucapnya dingin. “Saya tuan???”. Tanya so eun keheranan. “Pakailah.. karena aku akan membuatmu kedinginan malam ini”. Ucap kim bum. So eun tak mengerti apa yang dimaksud kim bum, wajahnya terus termenung. “pakailah.. cepat.. susah sekali memakai jaket””. Bentak kim bum. “Ne..ne..araso”. ucap so eun sambil memasangkan jaket itu.

“Duduk!!!”. Perintah kim bum pada so eun untuk duduk di bangku panjang itu. So eun duduk, begitupun kim bum. “Tuan.. sebenarnya ada apa?”. Tanya so eun. “pengurus Kim, apa kau pernah bermimpi menjadi sebuah bantal?”. Tanya kim bum datar. “mwo…bantal?”. Tanya balik so eun, kim bum menatapnya dan so eun menggelengkan kepala. “Sebuah bantal yang hangat, yang dapat membuat orang tidur dengan lelapnya”. Ucap kim bum. “Saya tidak mengerti apa yang tuan maksud?”. Ucap so eun. “Diam saja begitu!!”. Perintah kim bum. So eun tetap diam dalam posisinya seperti itu, kim bum mulai bergeser menjauhi so eun, dia berbalik, menaikan kedua kakinya dan tidur diatas paha so eun. So eun kaget setengah mati. “tetaplah pengurus Kim menjadi bantalku untuk malam ini”. Ucap kim bum. So eun melongo sejadi-jadinya. “kau pintar sekali.. jaket ini adalah jaket kesayanganku”. Ucap kim bum yang pandanganya langsung tertuju pada so eun. “kalau begitu saya buka saja jaketnya”. Ucap so eun. “Sudahlah.. besok saja pengurus kim cuci”. Ucap kim bum. Lama kelamaan kim bum mulai tertidur. So eun menatap lembut, “Sepertinya anda kurang kasih sayang tuan… kenapa aku melihat tuan seperti orang kesepian dan butuh kasih sayang ketika tuan sedang tidur seperti ini”. Ucapnya sambil mengelus tubuh kim bum.


***


Paginya kim bum sudah terbangun dengan sendirinya karena sinar matahari yang menyilaukan pandangannya, di dapatinya dia tertidur diatas bantal, bukan so eun. Dan jaket yang dipakai so eun menyelimuti dirinya. Sementara kim joon seperti biasa dibangunkan oleh Pengurus Kim. Hyun Joong dan Min ho sudah siap-siap untuk sarapan. Semuanya telah sarapan pagi bersama kakek. “Hyun Joong.. kau sudah memulai untuk mempersiapkan program yang kau presentasikan kemarin?”. Tanya kakek. “Masih tahap awal, hareboji”. Ucap hyun joong.. “Dan hari ini giliranmu yang mempresentasikan program mu bukan?”. Tanya kakek pada min ho. “ye…hareboji”. Ucap min ho singkat. “Ya sudah kalau begitu, kita segera berangkat”. Ucap kakek sambil berjalan keluar. “Hyun joong, aku ikut denganmu yah.. mobilku ada dibengkel”. Ucap min ho, “Mobilmu kenapa?”. Tanya hyun joong. “ Kemarin ban nya pecah.. sungguh kemarin begitu sial”. Ucap min ho. “baiklah.. ayo..tapi kau harus ingat, jangan menyetel music di mobilku”. Ancam hyun joong. “ne..araso!!!!”. ucap min ho.


Sementara so eun tengah menugaskan para pelayan, datang kim joon menghampiri so eun. “pengurus Kim”. Ucap nya dengan suara nyaringnya. “pe…pe..pe..ngurus… Kim ki ki ki kim”. Ucap kim joon sekali lagi denga gaya nge-rap nya sambil mendekati so eun. “Ada apa tuan??”. Tanya so eun. “Ikutlah denganku!!!”. Ucap kim joon. “Ikut dengan tuan??? Kemana??”. Tanya so eun. “Latihan baseball.. ayolah.. pengurus Kim juga pengurus pribadiku kan!!”. Pinta kim joon. “Tapi saya masih harus bekerja disini…”. Ucap so eun mencoba menolak. “Kau tahu, kakek, hyun joong dan min ho pergi ke kantor, sebentar lagi si anak bungsu juga akan pergi, nah pengurus Kim bisa ikut denganku.. pengurus kim disana juga bekerja.. mengurus semua perlengkapanku”. Pinta kim joon. “Tapi…”. Ucap so eun. “Ini perintah pengurus Kim”. Ucap kim joon. Akhirnya so eun mau pergi bersama kim joon. Mereka berdua berjalan menuju depan, dan berpapasan dengan kim bum. “Bum—ah… aku pergi dulu.. kau akan pergi bukan?? Pengurus Kim aku bawa”. Ucap kim joon. “Kemana???”. Tanya kim bum datar. “Latihan baseball”. Ucap kim joon sambil pergi dan diikuti so eun.


***


Merekapun tiba di tempat latihan, “pengurus Kim.. ini tempat latihannya”. Ucap kim Joon. So eun melihat sekelilingnya sambil tangannya membawa tas perlengkapan kim joon. “Pengurus Kim, kau duduk disini saja… jangan pergi dari sini..”. ucap kim joon sambil mendudukan so eun di tempat duduk. “Ne..araso!”. jawab so eun. “Tapi kenapa saya harus berganti pakaian seperti ini?”. Tanya so eun pada kim joon. –Sebelum berangkat ke tempat latihan kim joon memberikan so eun baju casual-. “Karena aku ingin pergi bersama Kim So Eun bukan Pengurus Kim”. Ucap kim joon singkat diselingi senyuman manis. So Eun terdiam mendengar penjelasan kim joon. Kim Joon pun masuk dulu ke dalam. “Apa maksud tuan muda? Kim So Eun dan pengurus Kim sama-sama aku juga”. Ucap so eun polos.


“Hai joon..”. ucap seorang wanita di club itu, wanita berambut pendek itu memberikan lambaian tangan pada kim joon. “min jung-ah..”. sambut kim joon. “Latihan lagi.. semangat yah!!! FIGHTING”. Ucap min jung memberikan semangat. “Gomawo.. mengantarkan sepupumu lagi?”. Tanya kim joon pada min jung. “De.. sekalian ingin meliat latihan kalian”. Ucap min jung. “Kau tahu… Jung Min bekerja keras untuk pertandingan ini”. Ucap min jung. “Akupun begitu.. sampaikan pada sepupu mu itu.. aku tunggu di lapangan”. Ucap kim joon sambil berjalan menuju lapangan. Min Jung menatap hingga hilangnya kim joon dari pandangannya.


Latihan baseball pun dimulai, kim joon terlihat active sekali, permainannya sangat apik, larinya begitu kencang dan pukulannya begitu tajam. Riuh gemuruh yang melihat latihan tertuju pada kim joon yang memang cucu orang terkenal. Tak terkecuali so eun, dia dibuat kagum oleh aksi kim joon bermain baseball. “Ternyata kalau sudah di lapangan seperti itu, tuan muda tampak lebih keren, gagah dan… ya tuhan, ada apa denganku ini?”. Ucap so eun yang begitu memuji kim joon. “Tapi itu fakta kalau dia memang tampan”. Sambungnya lagi. “omo… so eun ada apa denganmu ini… kau tidak boleh berpikiran seperti itu”. Ucapnya lagi pada dirinya sendiri.

Selesai latihan kim joon langsung berjalan ke tempat penonton dia langsung menghampiri so eun. “Bagaimana pengurus Kim?”. Tanya kim joon, tanpa banyak basa basi so eun langsung memberikan dua acungan jempolnya. “Tuan muda, ini minumnya”. Ucap so eun sambil memberikan sebotol air mineral pada kim joon. Kim Joon mengambilnya dan duduk disamping so eun. “Capek juga”. Ucap kim joon dengan wajah yang puas. “permainan tuan muda sangat bagus”. Ucap so eun bangga. “tapi pengurus Kim tahu, kakek tidak terlalu suka. Pertandinganku tinggal 3 minggu lagi, aku harap pengurus Kim bisa datang untuk menyaksikan pertandinganku”. Pinta kim joon. “Tuan muda, saya bangga tuan muda mempunyai jalan sendiri. Sangat jarang sekali orang seperti tuan muda yang dapat berani seperti tuan muda. Mereka biasanya hanya menerima apa yang telah diperintahkan. Tapi tuan muda lebih mengikuti apa kata hati tuan muda”. Ucap pengurus Kim. “ Aku tidak berbakat di bisnis seperti kedua adiku hyun joong dan min ho”. Ucap kim joon dengan bercucuran keringat. “ Memang sudah seharusnya kita mengembangkan bakat yang kita miliki, jangan sampai karena suatu tuntutan kita mengembangkan bakat kita di bidang lain. Itu tidak boleh, karena justru itu akan mematikan bakat yang kita punya. Yakin dengan bakat kita sendiri akan membawa kita ke puncak kesuksesan kita. Saya akan selalu mendukung tuan muda, dimanapun jalan yang tuan muda ambil”. Ucap so eun. “kata-kata pengurus Kim mencerminkan sekali kepintaran pengurus kim”. Ucap kim joon, so eun tersenyum manis.


“Pengurus Kim, kau tak melihat keringat bercucuran di sekujur tubuhku.. ayo kau lap”. Ucap kim joon. “Oleh saya??”. Kaget so eun sambil menunjuk dirinya sendiri. “Iya.. untuk apa pengurus aku ajak kesini..kalau hanya untuk diam saja.. Ayo ini perintah”. Jail kim joon. “baiklah tuan muda..yang selalu jahil”. Ucap so eun, kim joon tersenyum puas. So eun mengelap wajah kim joon dengan handuk kecil berwarna putih itu. “memang enak.. kalau di lap oleh tangan perempuan”. Jahil kim joon, so eun terdiam sambil terus mengelap. Tiba-tiba ada teman nya kim joon yaitu Park Jung Min dan Lee Min Jung melewat kedepan kim joon dan so eun. “Yo..Yo…bro, jadi dia kekasihmu?? Cantik juga. Nona kau beruntung sekali bisa mendapatkan pangeran tampan yang satu ini”. Ucap jung min pada kim joon. “Hei..bro… tentu beruntung mendapatkanku”. Ucap kim joon, so eun kaget mendengar perkataan kim joon. Apa maksudnya. “Dia kekasihmu?”. Tanya min jung datar. Kim joon mengangguk dan tersenyum. So eun kaget setengah mati. “Kalau begitu kami pulang dulu.. ayo min jung”. Ajak jung min, mereka berduapun pergi. So eun masih melongo, “Pengurus Kim kau kenapa?”. Tanya kim joon sambil melambaikan tanganya di wajah so eun. “tuan muda.. apa yang tuan muda katakan barusan?”. Tanya so eun, kim joon tersenyum “kita…”.


^^TO BE CONTINUED^^


Apa yang terjadi selanjutnya?? Apakah kim joon benar—benar ingin berpacaran dengan so eun?? Lalu apakah yang so eun suka adalah kim joon? Lantas Kim Bum, apa alas an dia ingin tidur di pelukan so eun??? Min ho dan hye sun??? tunggu kelanjutan aksi gila mereka berenam di 4 Loves 1 true love Part 4.