Rabu, 28 Juli 2010

4 Loves 1 True Love Part 4 (Pengurus Kim Diculik!!!!!!!!!!!!!)

Annyeong mates….

Kembali lagi nih di lanjutan FF aku..

Yang sudah tidak sabar ingin baca *PD mode on hahah plakkkkkkkkkkkk*

Langsung aja dech…

Let’s check this out.



Kim bum keluar dari rumahnya, dia langsung naik mobil. Tak seperti biasanya, kali ini dia memakai supir pribadi keluarga, Pak Jang. Dia diantarakan ke sebuah café. Setibanya di café kim bum yang menyamar menggunakan topi dan syal langsung membukanya, dia berjalan sampai menemukan sebuah tempat duduk yang sudah di duduki oleh seorang perempuan manis. Kim Bum langsung duduk di hadapan wanita itu. Wanita itu tersenyum manis pada kim bum, namun sama sekali kim bum tak menghiraukannya. “Kim Bum-ssi”. Sapa wanita itu lembut dengan senyuman manis tersungging di mulut kecilnya. “Ada apa kau memanggilku kemari??? Ada hal pentingkah?”. Tanya kim bum dingin. “Ne.. ada yang ingin aku bicarakan denganmu”. Ucap wanita itu. “Mwo?”. Tanya kim bum datar pada gadis itu yang tak lain Goh Ara. “Tentang kita”. Ucapnya tegas. “Kita???? Ada apa dengan kita?”. Tanya kim bum keheranan.


Sementara itu kim joon dan so eun pun dalam perjalanan menuju sebuah restoran. Kim joon terlihat senang hari itu. “Tuan muda… tuan belum menjawab pertanyaan saya”. Ucap so eun sambil menatap kim joon. “Pertanyaan yang mana pengurus Kim?”. Tanya kim joon pura-pura lupa. “Tuan pura-pura lupa.. atau mau…”. Ucap so eun sambil menatap tajam kim joon. Ya, hanya pada kim joon so eun bisa akrab dan seberani itu, mungkin karena pembawaan kim joon yang asyik dan bersahabat. “Ne..ne.. akan aku jawab, tapi nanti kita makan dulu, aku lapar.. dan aku pun tahu dari raut wajah pengurus, pengurus Kim juga lapar bukan???”. Ucap kim joon yang tetap konsen menyetir itu, mereka sudah seperti sepasang kekasih saja, bukan pengurus dan majikan.




Kim Joon dan so eun pun tiba di sebuah restorant biasa. Mereka turun dari mobil bersamaan dan berjalan masuk menuju restorant. Sampai mereka mendapatkan bangku dekat dengan jendela, di paling pinggir yang langsung dapat dilihat oleh para pejalan diluar. Mereka memesan makanan lalu memulai perbincangan mereka. “Lalu..bagaimana kelanjutannya tadi?”. Tanya so eun. “ Ucapan ku yang tadi???”. Tanya kim joon jail. “mmm… ne!!!”. jawab so eun yang merasa di gantung jawabannya oleh kim joon. “Terserah pengurus Kim mau menganggapnya apa..”. ucap kim joon menyiratkan sebuah makna. So eun berfikir mendengar perkataan kim joon. “yang jelas.. dan harus pengurus tahu, aku orang yang consistent dalam semua hal”. Ucap nya lagi sambil tersenyum manis.



***




“Tentang kita apa??? Ada apa memangnya dengan kita?”. Tanya kim bum pada goh ara dengan wajah penuh dengan pertanyaan itu. “Kim bum-ssi, bukankah kita sama-sama sudah dewasa, sama-sama bisa menetukan sesuatu, kita pun sejauh ini hubungannya masih terjalin dengan bagus”. Ucap goh ara. “lalu.. apa maksud perkataanmu barusan?”. Kesal kim bum dengan perkataan goh ara yang bertele-tele itu. “apa kau tidak mau membuat suatu komitmen lebih??? Apa selamanya kita akan terus begini?”. Tanya ara. “Dia memang gila.. berani sekali dia mengajaku membuat komitmen”. Batin kim bum. “Selamanya kita akan terus begini? bagaimana maksudmu itu?”, Tanya kim bum lagi. “Kita resmikan hubungan kita”. Ucap goh ara. “kau jangan aneh yah.. Goh ara-yang, aku masih menghormatimu sampai detik ini, kita resmikan hubungan kita yang mana?? Teman??”. Ucap kim bum dengan nada mulai naik. “Apa selama ini kau hanya menganggapku sebatas teman tidak lebih?”. Tanya ara dengan wajah mulai memucat. “ne.. aku hanya menganggapmu teman tidak lebih, sepertinya kau sudah salah faham. Padahal selama ini aku tak pernah menunjukan sikapku yang berlebihan terhadapmu”. Ucap kim bum. “Kim Bum-ssi, kita dari satu dunia, kita sama-sama orang terpandang, aku yakin kakek mu dan orang tuaku akan sangat mendukung dengan hubungan kita”. Ucap Ara. “Sepertinya pembicaraan kita semakin tidak terkondisikan, maaf aku harus pergi”. Ucap kim bum meninggalkan ara di café itu sendiri. Goh ara menangis mendengar penolakan dari kim bum.



Kim bum pergi dari café, langsung dia naik ke mobilnya, selama perjalanan kim bum terus saja mengumpat. “Gila sekali, wanita itu mengajaku membuat suatu komitmen… berani sekali.. dia kan seorang perempuan”. Ucap kim bum, tiba-tiba ketika dia sedang melewati satu jalan, dia dikejutkan karena melihat so eun yang asyik makan dan bercanda dengan kim joon, malah kim joon dan so eun terlihat bahagia satu sama lain, tawa menghiasi wajah mereka, sudah terlihat seperti pasangan kekasih saja mereka. Kim bum yang melihat hal itu langsung saja raut wajahnya tambah kelam. “Kenapa hari ini aku tambah gila saja… menyebalkan”. Kesal nya setelah melihat hal itu. Dia terus saja menatap mereka dari dalam mobil. Sampai mereka tak telihat lagi oleh kim bum. “Semua orang membuatku kesal hari ini”. Ucap nya lagi.


***


Sementara itu di ruang rapat, min ho tengah sibuk mempresentasikan program kerjanya kepada direksi. Dia tampak pintar dan cool ketika berdiri dan menjelaskan rencana kerjanya. “Untuk menaikan penjualan sebanyak 15%, saya mempunyai rencana sendiri. Setelah kemarin saudara Hyun Joong akan memfokuskan penjualan yang berada di alat transportasi seperti kapal pesiar, pesawat dan kereta api, maka setelah saya mengkaji ulang neraca penjualan, saya akan memfokuskan penjualan di sektor makanan di restoran kita”. Ucap min ho sambil menjelaskan bagan yang ada di layar infocus nya. “Seperti yang kita ketahui restoran kita sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta kuliner, restoran yang high class, namun setelah saya menganalisa lagi, ada makanan yang selama 3 tahun terakhir ini tidak mengalami kemajuan penjualan, malahan semakin menurun saja tingkat penjualanya, yaitu Bubur”. Ucap min ho. “Bubur…”. Ucap Tuan Min. “Ye.. di restoran kita bukannya disediakan juga bubur, namun pertahun tingkat penjualanya semakin buruk saja, pada bula ini tingkat penjualannya jika dipersentasikan dari keseluruhan penjualan makanan hanya memberikan 2,7% saja. Maka dari itu Bubur yang merupakan resep asli dari Nenek saya akan saya promosikan lagi. Orang korea sekarang ini lebih sering juga makan atau sekedar sarapan dengan bubur, maka dari itu saya akan berusaha memfokuskan penjualan di bubur”. Ucapnya lagi. “Terimakasih atas perhatiannya, sekian penjelasan dari saya”. Ucap min ho sambil kembali duduk di kursinya. Semua orang yang ada diruangan itu pun memberikan tepuk tangan untuk min ho. Min ho tersenyum bangga, begitupun kakek. “aku tak menyangka, selain urusan wanita.. dalam urusan jual menjual kau juga hebat”. Ucap hyun joong. “Kita bukannya harus pintar dalam segala hal”. Ucap nya diselingi senyuman manisnya. Hyun joong hanya geleng-geleng kepala.



Acara rapat pun selesai, semua kembali ke ruangan masing-masing. Di ruangannya, min ho terlihat sedang sibuk membaca berkas-berkas. “Jadi ini persentasi penjualan bubur di 60 cabang restoran kita ?”. Tanya min ho pada bawahannya. “iya Pak”. Jawab nya. “kau sudah mencari tahu apa alasannya orang-orang jarang memesan bubur di restoran kita, bukannya dulu bubur di restoran kita penjualannya bagus?”. Tanya min ho sambil terus membuka dan membaca berkasnya. “Disinyalir orang—orang apalagi dari kalangan menengah kebawah yang sering mengkonsumsi bubur lebih memilih makan di warung bubur di pinggiran jalan”. Ucap bawahannya min ho itu.. “Warung bubur???? Warung apa itu?”. Tanya min ho serius. “Warung bubur bernama Bonjuk, disana menjual bubur dengan harga yang lebih murah dari restoran kita, selain bubur disana juga menjual makanan lain khas korea. Mengenai rasa saya belum bisa memastikannya, yang jelas setelah pembangunan warung bubur itu, bubur di restoran kita jadi kurang diminati”. Ucap nya. “Bonjuk.. baik kau cari informasi lain tentang warung bubur itu”. Perintah min ho. “baik Pak.. permisi”.


***





So Eun dan kim joon pun sampai di rumah itu. “kenyang bukan?”. Tanya kim joon. “sangat tuan muda”. Ucap so eun, tiba-tiba ada suara yang nyamber, “Kalian terlihat sangat senang.. pengurus Kim kau senang sekali rupanya….”. ucap kim bum ketus dan dingin. “Semua orang senang hari ini.. terkecuali aku”. Ucap kim bum ketus sambil berjalan naik ke kamarnya, wajah so eun langsung keheranan melihat sikap dingin kim joon. “kenapa anak itu???? Kalau sudah kambuh penyakitnya suka sekali dia marah-marah tak jelas seperti itu”. Ucap kim joon enteng. “Apakah tuan muda marah dengan saya?”. Tanya so eun. “yang jelas, dia itu pasti sedang ada masalah.. makanya dia seperti itu, kalau dia sedang marah.. semua kena cipratan.. adat anak itu memang jelek sekali”. Ucap kim joon menenangkan so eun. “ya sudah kalau begitu, tuan muda akan mandi bukan?? Saya siapkan dulu perlengkapannya.. semua alat-alat ini disimpan diruang olahraga saja bukan?”. Tanya so eun. Kim joon mengangguk dan tersenyum. “calon istri yang baik…”. Ucap nya jahil sambil memegang rambut so eun. “Tuan muda masih saja selalu jahil dengan saya”. Ucap so eun.



Sorenya kim bum tengah membaca di teras belakang rumah. Tiba-tiba ada so eun menghampiri kim bum. “Tuan muda, ini ada teh hangat untuk anda”. Ucap so eun sambil memberikan secangkir teh hangat pada kim bum. Kim bum masih terlihat dingin pada so eun. “Apa yang sedang tuan baca???”. Tanya so eun mengakrabkan diri pada tuan muda yang paling bungsu ini. “Personality Plus”. Ucap kim bum dingin. “Oh.. personality plus..anda telah menguji kepribadian anda??? Apa hasilnya?”. Tanya so eun antusias. “pengurus Kim sudah membacanya juga?”. Tanya kim bum dengan nada mulai membaik. “Sudah… karena aku tidak mempunyai buku nya jadi aku pinjam dari perpustakaan kampus”. Ucap so eun. “Pengurus Kim juga suka membaca buku?”. Tanya kim bum, so eun mengangguk. Tiba-tiba dari atas, tepatnya kamar nya kim joon, tak sengaja dia melihat dari jendela. “tumben kedua orang itu bisa akur juga”. Ucap nya sambil tersenyum manis.






“makanya saya bertanya pada tuan.. tuan muda apa hasilnya??? Tapi jika boleh menebak, sepertinya tuan muda berkepribadian sanguinus dan melankolis”. Ucap so eun menebak. “hei.. kenapa kau bisa tahu??? Kalau kau sendiri???”. Tanya kim bum. “kau sanguinus dan melankolis juga?”. Sambung kim bum. “Saya bisa melihat nya dari diri tuan.. tuan muda itu seorang sanguinus yang berani dan melankolis yang sempurna tapi suka memendam semuanya sendirian. Sementara saya.. saya memang seorang sanguinus yang berani.. tapi saya bukan seorang melankolis yang sempurna melainkan seorang koleris yang kuat”. Ucap so eun. “Ya… tapi bukannya koleris bisa melengkapi melankolis???”. Tanya kim bum. “Tuan pasti sudah membaca hingga halaman 312 yah… tuan muda bisa tahu”. Ucap so eun. “Kalau seperti ini, aku seperti sedang berbicara dengan temanku saja”. Ucap kim bum. “Tuan sudah tidak marah lagi bukan dengan saya?”. Tanya so eun sambil memandang kim bum. Kim bum tak menjawab. “pengurus Kim”. Ucap kim bum. “iya apa tuan?”. Tanya so eun. “ apa kita pernah bertemu sebelumnya selain insiden tubrukan itu, kadang aku ingat, tapi lupa”. Ucap kim bum. “Kau tak ingat aku!!!”. Ucap so eun, yang keceplosan tidak memanggil tuan. “Oh.. maaf..maaf tuan.. ”. Ucap so eun sambil menunduk tangannya memukuli mulutnya. “ah.. sudah biasa.. kau juga pernah memarahiku kan? Waktu kita tubrukan di kampus”. Ucap kim bum yang mulai akrab dengan so eun. “Saya dan tuan muda kan pernah satu kelompok waktu masa orientasi, masih ingat kejadian 3 tahun yang lalu, ketika awal mula kita masuk?”. Tanya so eun, kim bum terlihat mengingat-ingat kejadian itu, keningnya di kerutkan sambil matanya menatap keatas. “ Pengurus kim, kau teman satu kelompokku… kau si gadis ikat itu?”. Ledek kim bum. So eun memasang wajah marah pada kim bum. Kim bum terus tertawa tak percaya. “Jeongmal????”. Sambung kim bum lagi.


***

Hyun Joong terlihat sudah pulang, mobilnya sudah terparkir dengan rapih. Ketika dia mau naik ke atas dia berpapasan dengan kim joon. “Hei.. adikmu itu sedang sakit yah?”, jail kim joon. “Apa maksudmu hyung?”. Tanya hyun joong. “Tadi siang dia dingin sekali.. sepertinya dia sedang marah.. eh sorenya dia tertawa terbahak-bahak bersama pengurus Kim, aneh sekali dia”. Ucap kim joon. “tertawa????”. Kaget hyun joong. “Ya.. makanya aku juga aneh.. anak itu kan setahun sekali tertawanya… dia jarang sekali tertawa.. apa yang dilakukan pengurus kim sampai dia tertawa seperti itu yah?”. Tanya kim joon. “Aku juga mana tahu, dari tadi aku dikantor. Yang jelas adiku juga masih normal”. Ucap hyun joong. “ya..itu juga aku tahu. Eh.. hyun joong kau tidak pulang bersama min ho??”. Tanya kim joon. Hyun Joong baru ingat min ho tak membawa mobil. Spontan dia memasangkan tangannya dikeningnya. “Omo.. aku lupa”. Ucap hyun joong. “mwo?”. Tanya kim joon. Hyun Joong langsung menelepon min ho.



*Yeoboseyo…*

* Hyun Joong-ah.. kau meninggalkanku yah.. dasar kau*

*Mianhe.. aku lupa kau tak membawa mobil.. jadi bagaimana denganmmu, kau naik taksi?*

*Taksi apa.. kau tahu aku jarang membawa uang cash, aku naik bis. Sial ini pengalaman pertamaku naik bis yang bau seperti ini, untung aku memakai topi milik penjaga gerbang kantor.. kalau tidak bisa-bisa aku diserbu wartawan*

*Mwo.. hahahaha, jeongmal??? tapi sekarang kau naik bis, ada uang untuk membayarnya?*

*Ada… aku minta pada penjaga gerbang di kantor.. kau sih meninggalkanku.. ah..*

*hati-hati sajalah.. yah..mianhe*





“Tuan… anda berisik sekali.. mengatakan ini bis bau… kalau bau lebih baik anda turun saja”. Bentak seorang wanita yang duduk di seberang min ho. Min ho pun menoleh. “Apa yang kau katakan barusan?”, Tanya kim bum, ketika menoleh ternyata wanita itu adalah hye sun. “Kau lagi?”. Teriak hye sun yang langsung mengenali sosok lelaki di depannya. “shut….shut…shut…* bisik min ho sambil memberikan isyarat kepada hye sun untuk diam. Hye sun setidaknya masih mengerti. “Eh.. kau sudah jatuh miskin???”, Tanya hye sun. “Apa yang kau katakan barusan…??? Kau memang suka sekali mencari permasalahan denganku.. dasar wanita tua”. Ucap min ho. Pletakkkkkkkk jitakan hebat mendarat di kepala min ho. “Dasar.. kau tidak sopan..anak ingusan.. jangan kira aku tidak berani melawan orang tidak sopan sepertimu.. yang kemarin saja kau belum bayar”. Teriak hye sun, semua orang di bis langsung memperhatikan mereka. “Hutang apa???”. Teriak min ho tak kalah. “Pulsaku..”. teriak hye sun. “ah.. hei anak muda.. urusan rumah tangga..kalian selesaikan saja di rumah.. jangan di bis seperti ini.. malam-malam masih saja ribut”. Ucap seorang nenek-nenek yang duduk paling belakang. “kami bukan suami istri”. Teriak keduanya kompak. “Pak supir… aku berhenti disini”. Ucap min ho, “Sial aku bertemu dengan wanita tua sepertimu”. Ucapnya lagi sambil turun dari mobil. “Mwo??? Aku juga sial bertemu dengan lelaki sombong sepertimu”. Teriak hye sun.




Ternyata sedari tadi ada yang mengikuti min ho dari belakang, 4 orang lelaki yang berbadan besar, mereka mengikuti min ho sedari dari kantor. Ternyata mereka adalah suruhannya Huina, mantan kekasih min ho. Saking sakit hatinya Huina menyuruh orang untuk memukuli min ho hingga babak belur, karuan saja tanpa basa-basi ketika min ho melewati area yang cukup sepi dia dipukul habis-habisan oleh keempat algojo itu, tanpa ada kesempatan untuk membalas. “Kau sudah menyakiti Nona kami.. maka kau pantas mendapatkan semua ini”. Ucap salah satu algojo itu. “ Aku tahu.. kalian pasti suruhan Huina-ssi, sampaikan terimakasihku pada dia”. Ucap min ho sambil berlumuran darah. Keempat algojo itupun pergi. Min ho berusaha untuk bangkit, dia berusaha berjalan meskipun sempoyongan.


***






“tuan muda sedang apa disini?”. Tanya so eun pada hyun joong yang sedang duduk di ruang kerja. “Tidak apa.. aku sedang ingin duduk disini saja”. Ucap hyun joong. “Tuan muda terlihat murung”. Ucap so eun. “Pengurus Kim, apa yang kau rasakan ketika kau mendapatkan undangan pernikahan dari orang yang pernah kau cintai?”, Tanya hyun joong. “pasti perasaan saya sakit, tapi jika kita sudah berteman baik, saya akan sangat senang”. Ucap so eun. Hyun joong pun memperlihatkan kartu undangan dari hwang bo. “Nona Hwang Bo akan segera menikah”. Ucap so eun. “Ne.. 2 minggu lagi”. Ucap hyun joong. “Tuan sakit hati?”. Tanya so eun. “Aniyo… makanya aku aneh, kemarin-kemarin aku masih sensitive jika ada sesuatu yang berhubungan dengan hwangbo, tapi sekarang anehnya aku sudah tidak seperti itu lagi”. Ucap hyun joong. “berarti sudah ada orang lain dihati tuan muda”, Ucap so eun. “Sepertinya begitu… sepertinya memang sudah ada gadis yang masuk kedalam hatiku”. Ucap hyun joong sambil menatap hangat pada so eun. “Beruntungnya gadis itu…”. Ucap so eun tenang, tak merasakan hal yang aneh. Hyun joong terus menatap so eun dan tersenyum hangat. “Pengurus kim sudah mempunyai kekasih?”. Tanya hyun joong. So eun menggelengkan kepalanya. “Orang yang mendapatkan pengurus Kim pasti lelaki yang beruntung”. Ucap hyun joong, so eun tersenyum manis.



Malampun semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 22.14, semua yang ada dirumah itu sudah tertidur sepertinya, rumah sudah sepi. Namun so eun masih terlihat menunggu di teras depan rumah, dia sedang khawatir dengan min ho. “Tuan muda kenapa belum pulang yah?”. Khawatir so eun, karena dia juga bertugas menjadi pengurus pribadi keempat tuan mudanya itu. “Perasaanku tidak enak seperti ini… hujan juga.. tuan muda juga tidak membawa mobil”. Ucap nya lagi sambil melihat hujan yang makin malam makin deras itu. Tiba-tiba dari arah gerbang sudah terlihat min ho, so eun langsung berlari menuju gerbang. “Tuan muda kenapa.. tuan muda”. Ucap para penjaga gerbang itu. “Tuan muda… tuan muda min ho”. Teriak so eun yang basah kuyup karena hujan. “Pengurus Kim”. Ucap min ho, tiba-tiba saja min ho jatuh dipelukan so eun, tubuhnya sudah tak berdaya lagi. “Tuan muda… tolong bantu aku membawa tuan muda kedalam” ucap so eun pada kedua penjaga gerbang itu.





Keadaan rumah kembali riuh ketika min ho tiba, “jangan berisik.. semua sudah tidur”. Ucap so eun pada para pelayan. “Tolong bawakan anduk untuku dan tuan muda”. Ucap so eun. Min Ho pun telah terbaring di kamarnya. So eun langsung mengelap tubuh min ho dengan handuk, mengurus min ho dan menyuruh pelayan pria untuk mengganti baju min ho. Karena itu Kim joon, hyun joong dan kim bum terbangun. “Ada apa ini?”. Tanya kim bum. “Min ho datang babak belur.. entah apa yang terjadi”. Ucap kim joon. “min ho????”. Kaget kim bum dan hyun joong. Mereka bertiga pun berjalan menuju kamar min ho, pintu pun ternyata terbuka, ketiganya langsung melihat so eun sedang telaten mengurusi min ho, dia terus saja membersihkan luka min ho, dan memberikan obat merah pada luka-luka bekas pukulan itu. Karena kehujanan pun sepertinya min ho terkena demam. Melihat hal itu ketiganya langsung mundur. “Sepertinya kita melihat keadaan min ho besok saja”. Ucap kim joon, raut wajah ketiganya mulai mengguratkan rasa cemburu. Apalagi kim bum, dia langsung berjala menuju kamarnya.



“Pengurus Kim.. terimakasih”. Ucap min ho terbata-bata. “sudahlah tuan diam saja.. saya akan mengobati tuan muda”. Ucap so eun yang memang ini adalah tanggung jawab nya sebagai pengurus pribadi min ho. “Maafkan aku selama ini jahat padamu.. ternyata kau membalasnya dengan kebaikan”. Ucap min ho. So eun tersenyum sambil mengompres min ho. “Tuan…. Beristirahatlah..”. ucap so eun. “Pengurus akan mengurusku?”. Tanya min ho. “Tentu.. ini tugas saya”. Ucap so eun. So eun pun mengurus min ho hingga ia tertidur di kamar min ho. dia duduk di bawah dan kepalanya menyender di ranjang min ho. tak lama berselang kim bum turun dan tak sengaja melihat kamar min ho yang pintunya terbuka, dia melihat so eun yang tergeletak tidur dibawah. Kim bum langsung masuk kedalam kamar min ho, dia menyelimuti so eun dengan jaketnya.





***


Beberapa hari kemudian min ho sudah kembali pulih seperti semula, dia sekarang sudah bersikap lebih baik, karena kejadian beberapa hari yang lalu sepertinya min ho mulai dekat dengan so eun. Pagi itu keempat cucu kakek sudah tak perlu dibangunkan lagi. Keempatnya sudah disiplin bangun pagi berkat arahan pengurus Kim. Dalam 3 minggu mereka sudah ada perubahan yang significant. “Kalian semua hati-hati di jalan”. Ucap kim bum mengiring kepergian kakek dan kedua saudaranya min ho dan hyun joong yang akan pergi lawatan ke jepang, mengontrol kondisi cabang perusahaan disana. “Ne.. tenang saja”. Ucap hyun Joong. “Tuan Lee.. saya percaya pada kedua cucu Tuan”. Ucap so eun. “Pengurus Kim aku titip rumah dan kedua cucuku”. Ucap Tuan Lee. “Ye..araso!!!”. jawab so eun. “Selamat jalan”. Ucap kim joon. Kakek, hyun joong dan min ho pun berangkat. Kim joon, kim bum dan so eun menatap hingga mobil itu keluar dari area rumah.


Sorenya kim bum tengah sibuk berbincang bersama temannya Yong hwa di sebuah café. “Kau mengenal gadis bernama so eun??? Dia satu jurusan dengan kita..”. Tanya kim bum. “mahasiswi kelas 3-D bukan?”. Tanya yong hwa. “Iya kalau tidak salah”. Ucap Kim bum, “tentu aku mengenalnya.. gadis cantik itu… memangnya kau tidak kenal… dasar kau”. Ucap Yong Hwa. “memang dia terkenal sampai kau seperti itu?”. Tanya kim bum. “Dia pemenang lomba karya ilmiah antar jurusan.. dari jurusan kita dialah perwakilannya”. Ucap Yong Hwa. “Tetap saja.. aku tak mengenalnya di kampus”. Ucap kim bum. “lantas.. ada angin apa Cucu orang terkaya ini menanyakan seorang Kim So Eun?”. Selidik Yong hwa. Kim bum terdiam saja. “Eh.. masalah yang waktu itu.. benar di desa tempat kakek mu tinggal tidak akan ada yang mengenaliku?”. Tanya kim bum mengalihkan topik. “benar.. aku jamin.. disana orang-orangnya masih sangat tradisional.. tapi kau yakin mau kesana??? Apa kau sanggup diam disana.. penerangan saja masih menggunakan lilin”. Ucap yong Hwa. “aku ingin keluar sebentar dari kota yang bising ini”. Ucap Kim Bum.



Kim Bum segera pulang kerumah, dia langsung mencari pengurus Kim, kebetulan so eun sedang duduk ditaman belakang. “Pengurus Kim”. Sapa kim bum datar. So eun menoleh kearah kim bum. “Aku akan pergi.. tapi sepertinya aku butuh bantuan pengurus Kim”. Ucap kim bum. “Ada apa itu tuan?”. Tanya so eun polos. “Karena kau juga pengurus pribadiku.. jadi kau yang membawa barang-barangku”. Ucap kim bum. “saya ikut dengan tuan?”. Tanya so eun. “ya.. sebentar saja kerumah temanku.. “. Ucap kim bum. “tapi..ini sudah malam”. ucap so eun sambil berpikir. “kakek, min ho, hyun joong kan sedang pergi ke jepang. Kim Joon juga sedang sibuk-sibuknya latihan.. kalau di rumah masih ada pengurus Yong Rong.. sebentar saja kita juga pulang lagi”, ucap kim bum. “baiklah kalau begitu.. tidak akan lama bukan?”. Tanya so eun, kim bum mengangguk.


Merekapun berjalan bersama, so eun terlihat membawa barang-barang kim bum, mereka berpapasan dengan kim joon. “kalian mau pergi kemana?”. Tanya kim joon. “ah.. ini aku ada keperluan, aku akan pergi kerumah temanku.. dan aku butuh bantuan pengurus Kim”. Ucap kim bum. “hyung tidak sedang membutuhkan pengurus Kim bukan?”. Tanya kim bum. “oh.. tidak… aku akan sibuk latihan”. Ucap kim joon. “ya sudah kalau begitu kita berangkat dulu.. ayo pengurus Kim”. Ucap kim bum sambil berjalan. “ye.. tuan”. Ucap so eun mengikuti dari belakang.



Mereka berduapun langsung pergi, so eun terus saja diam selama perjalanan. “kau jangan pergi yah”. Ucap kim bum. “apa maksud tuan?”. Tanya so eun. “Kita akan pergi”. Ucap kim bum. “ya.. memangnya kenapa?”. Tanya so eun. Tiba-tiba mobil kim bum berhenti disebuah rumah. “kemarikan handphone mu!!”. Perintah kim bum, so eun heran, dia mengerutkan keningnya. “untuk apa?”. Tanya so eun. “kemarikan saja pengurus Kim, ini perintah”. Ucap kim bum. “tapi ini tidak masuk akal tuan muda.. jelaskan dulu tujuannya untuk apa!!! Saya tidak akan menuruti perintah yang aneh”. Ucap so eun. “kemarikan saja.. aku tidak akan mengambilnya.. aku pinjam sebentar saja.. apa tampangku seperti pencuri..?”. Tanya kim bum pada so eun. Akhirnya so eun pun memberikan handphone nya pada kim bum. “barang-barang itu juga.. berikan padaku”. Ucap kim bum. So eun kemudian memberikan barang-barang kim bum. Setelah itu kim bum masuk kedalam rumah itu. “Yong hwa aku titip ini.. kau jangan Tanya untuk apa.. nanti akan aku ambil lagi”. Ucap kim bum sambil memberikan barang-barang kim bum beserta Handphone miliknya dan so eun. Lalu dia pergi lagi, yong hwa hanya melongo melihat tingkah temannya itu, “aneh, penyakitnya kambuh lagi”.




Tak lama kemudian kim bum datang lagi, dia langsung masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya. “Tuan muda…sekarang sudah selesai kan?.. kita langsung pulang?”. Tanya so eun pada kim bum. “apanya yang pulang.. justru perjalanan kita baru dimulai sekarang”. Ucap kim bum, so eun kaget. “Tuan.. ini bukan jalan pulang kan?”. Tanya so eun. “Siapa yang bilang kita akan pulang?”. Ucap kim bum. So eun semakin tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh kim bum. “Handphone saya mana?”. Tanya so eun. “Aku tinggalkan dirumah temanku bersama handphoneku”. Ucap kim bum santai. “mwo???? Ditinggalkan???? Tuan muda sudah gila yah!”. Bentak so eun. “kau harus ingat sekarang kau adalah Kim So Eun dan aku adalah Kim Sang Bum, kau bukan pengurusku.. dan aku bukan majikanmu!!”. Ucap kim bum datar. “Mwo??? Apa maksudnya semua ini?”. Bentak so eun. “Kita akan pergi.. dan kau sudah setuju ikut denganku bukan.. jadi kau diam saja!!”. Ucap kim bum. “Memangnya kita akan pergi kemana..sampai tuan meninggalkan handphone kita?”. Tanya so eun jutek. “Kita akan pergi ke Busan selama dua hari”. Ucap kim bum santai. “MWOOOOOOOO??? BUSAN???”, kaget so eun sampai matanya melotot. “apa yang tuan katakan barusan???”. Teriak so eun. “ kau tuli???”. Bentak kim bum. “tuan menipuku… tuanmenculikku… pulangkan aku kerumah…………….. aku mau pulangggggggggggg… pulangkan akuuuuuuuuuu”. Teriak so eun sambil menarik-narik baju kim bum. “Diam saja kau”. Perintah kim bum. “pulangkan aku atau aku loncat dari mobil”. Ancam so eun. “Silahkan saja kalau kau mau mati konyol… lagi pula pintu mobilnya otomatis aku kunci”. Jahil kim bum, untuk pertama kalinya dia bersikap beda. “kenapa tuan menculiku… pulangkan aku.. aku pengurus”. Ucap so eun. “Biarkanlah selama dua hari kita menenangkan pikiran kita di desa.. temani saja aku apa susahnya”. Ucap kim bum. So eun hanya manyun saja kesal dengan kim bum. “yang harus kau ingat, selama disana kau bukan pengurusku.. kau adalah kim so eun, orang yang satu universitas denganku”. Ucap kim bum. “dasar gila…”. Ucap so eun jutek karena kesal. “Atau kau mau.. aku akui kau istriku disana?”. Jahil kim bum. “mwooooooooooo????”. Teriak so eun.


^^TO BE CONTINUED^^

Bagaimana kelanjutan kisah mereka??? Bagaimana pula dengan kim bum dan kim so eun di desa itu??? Kejadian gila mewarnai perjalanan mereka selama didesa.. apa saja itu??? Adakah kim bum benar telah menyukai so eun??? Lalu ketiga pria lainya??

Tunggu kelanjutannya di 4 Loves 1 True Love Part 5.


Lee Min Ho - My Everything [Boys Over Flowers OST] [F4 Special Edition].mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net

0 komentar:

Posting Komentar