Minggu, 11 Juli 2010

4 Loves 1 True Love Part 1 (Welcome Pengurus Kim!!!!)

Annyeong mates….
Kembali bertemu dengan corat coret hasil khayalanku
Makasih buat yang support munculnya FF ini
Langsung aja gak banyak cas cis cus
Let’s Check This Out





Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]




Hari itu mentari bersinar dengan terangnya. Di sebuah rumahyang megah terdapatlah seorang kakek bersama keempat cucu laki-lakinya yang tampan dan banyak diidam-idamkan oleh seluruh gadis di Korea. Mereka adalah Kim Joon, Kim Hyun Joong, Lee Min Ho dan cucu termuda dan terimut Kim Sang Bum. Masing-masing dari mereka memiliki karakter yang berbeda. Kim Joon dan Kim Hyun Joong merupakan cucu tertua di keluarga itu. Mereka sama-sama mempunyai adik laki-laki. Kim Joon mempunyai adik Lee Min Ho sementara Kim Hyun Joong mempunyai adik Kim Sang Bum. Kim Joon dan Lee Min Ho adalah kakak sepupunya Kim Hyun Joong dan Kim Sang Bum.

Pagi itu jam sudah menunjukan pukul 07.35, Diatas meja makan yang panjang dan lebar yang terbuat dari kayu dan terlihat begitu kokoh tersebut sudah tersedia sarapan pagi seperti biasanya, kue penekuk dan sirup blue berry, itulah sarapan khas Keluarga itu. Terlihat seorang lelaki paruh
baya yang berusia sekitar 66 tahun duduk sendirian di main chair. Lelaki itu duduk sambil melihat jam tangannya. Tak terlihat keempat cucunya menemaninya di meja makan.


“ Kemana mereka??”. Tanya pria itu singkat. “ Tuan muda belum ada satupun yang bangun, mereka masih berada dikamarnya”. Ucap salah satu pelayan. “Apa? Apa yang kau katakan barusan!!! Mereka masih tidur?”. Tanya pria
itu dengan nada mulai meninggi. “De.. belum ada yang berani lagi membangunkan tuan muda”. Ucap pelayan itu. Wajah pria paruh baya itu terlihat mulai kesal dan geram. “Anak-anak itu!!!!! Cepat bangunkan mereka. Tidak boleh sampai tidak ada yang tidak bangun. Katakan aku menunggu mereka di meja makan!”. Perintah sang kakek. “baik tuan!”. Ucap pelayan itu. Pelayan itupun pergi diikuti 11 pelayan lainya menuju tingkat 2 dan 3 untuk membangunkan keempat pangeran pemalas itu.


“Sejak kepergian pak Lee ke Busan, keempat anak itu semakin menjadi saja, susah sekali mereka diatur. Apa aku harus mencarikan pengurus yang baru dirumah ini”. Ucap sang kakek yang terlihat masih kesal.

“kita bagi 2 bagian dan menjadi empat kelompok. 6 orang
dilantai 2 untuk membangunkan Tuan Kim Joon dan tuan Min Ho, sebagian lagi naik ketingkat 3 untuk membangunkan Tuan Hyun Joong dan Tuan Kim Bum. Satu diantara mereka dibangunkan oleh 3 orang. Kita harus dapat membangunkan Tuan muda, araso?”. Ucap Yong Rong yang untuk sementara ini menjadi asisten pengurus Pak Lee. “De…Araso!!”. Jawab kesebelas pelayan itu dengan kompak. “rasanya kita seperti mau berperang saja”. Ucap Min jae salah satu pelayan perempuan. “kita memang akan berperang. Usahakan sampai Tuan muda bangun, mandi dan turun menuju meja
makan”. Ucap Yong Rong. “ araso!”. Jawab pelayan itu.

Keenam pelayan pertama berjalan naik kelantai 2 yang memang menjadi daerah kekuasaanya putra dari Kim Jae Wong dan Chae Rim yaitu Putra pertama dari Tuan Lee Jeong Gil. Mereka adalah Kim Joon dan Min Ho. Sementara keenam pelayan lainya berjalan menuju lantai tiga rumah, yang merupakan daerah kekuasaan putra dari
Kim Ha Neul dan Park Bong Ja, putra kedua dari Tuan Lee Jeong Gil. Mereka adalah Kim Hyun Joong dan Kim Bum.

Keempat pria itu terlihat masih asyik bersama selimut, bantal, guling dan ranjang empuk mereka yang begitu hangat. Layaknya bayi-bayi yang tanpa dosa. Namun tidak untuk kamarnya Kim joon, kamarnya sungguh berantakan.
Guling dan selimut sudah berserakan di lantai. Pelayan mulai mengetuk pintu masing-masing kamar.


*tok…tok..tok…* ketukan pertama tak ada yang menggubris.
*tok..tok..tok…* ketukan kedua dan ketigapun dengan volume yang lebih tinggi namun tak digubris oleh mereka. “jalan terakhir, Kunci cadangan!”. Ucap pelayan dimasing-masing kamar keempat tuan muda itu.


Sementara itu di sebuah rumah yang megah pula. “Ini gajimu yang terakhir. Terimakasih atas semuanya selama kau bekerja disini”. Ucap sang majikan. “de.. cheonmaneyo. Kalau begitu saya pamit dulu tuan, siliyehamnida”. Ucap sang gadis imut itu sambil membungkukan badannya dan memberikan senyuman terbaiknya yang terlihat tulus dari dalam hatinya. “Pengurus Kim…kamsahamnida”. Ucap majikanya itu. Gadis kembali membungkukan tubuhnya, tersenyum dan pergi. Gadis itu berjalan hingga dia berhenti disebuah warung bubur bernama BonJuk.

“Sso-ah!”. Sapa seorang wanita. “Hye sun eonnie!”. Jawab gadis itu yang bernama Kim So Eun namun teman-teman dekatnya memanggilnya sso. Merekapun duduk dibawah pohon yang rindang. “Hye sun eonnie, bos tak akan marah kau meninggalkan pekerjaanmu?”. Tanya so eun sambil menatap hye sun. “dongsaeng.. kau seperti tidak tahu dia saja.. tenang saja bos tidak akan marah.. kau sendiri juga pernah khan bekerja disana”. Ucap hye sun sambil tersenyum. “wae?”. Sambungnya lagi yang heran melihat ekspresi wajah so eun yang murung.


“Eonnie.. aku sedang bingung, kemarin ketika aku sedang
pemadatan kuliah menghadapi ujian, banyak make up class aku sibuk dengan pekerjaanku sebagai pengurus di keluarga Kang, sekarang aku sedang liburan, pekerjaanku hilang, eottohke?”. Ucap so eun seraya dia duduk dengan kaki yang ditekuk. “Kenapa kau tidak bekerja lagi di keluarga Kang, bukannya pekerjaanmu terpakai dikelurga Kang, aneh sekali”. Tanya hye sun. “Pengurus lama sudah kembali, eonnie juga sudah tahu aku hanya bekerja disana sebagai pengurus pengganti”. Ucap so eun. “de…de.. araso! Sso-ah aku mempunyai ide”. Ucap hye sun sambil tersenyum. “mwo?”. Tanya so eun sambil menaikan halisnya. “bagaimana kalau kau kembali bekerja di warung bubur, aku akan berbicara pada bos. Pasti bos akan mengijinkanmu bekerja lagi disana”. Ucap hye sun. “jeongmal???? Iya juga daripada aku mengisi waktu liburan hanya dengan bersantai tanpa ada pekerjaan yang harus aku kerjakan. Eonnie kau coba saja berbicara pada bos”. Pinta so eun. “ahhhh.. asyik kita bisa dekat lagi sso-ah”. Ucap hye sun seraya dia memeluk so eun. So eun hanya tersenyum sambil membalas pelukan hye sun.


***

“Ya ampun.. kenapa kamar tuan muda Joon berantakan seperti tempat penampungan korban bencana seperti ini”.
Ucap salah seorang pelayan sambil membawa selimut dan bantai dari lantai. “kau lihat sendiri saja kenapa tidurnya bisa berbalik 180 derajat seperti itu, apa karena jiwanya yang sportif dia begitu aktiv ketika tidur”. Ucap satunya lagi. “sudahah bangunkan saja”. Ucap satunya lagi.



“Tuan muda..tuan muda bangun.. ini sudah siang, kakek Anda telah menunggu di meja makan”. Ucap pelayan yang bertugas membangunkan kim bum. “sudahlah.. aku masih mengantuk.. keluar kalian!!!!”. Bentak kim bum dengan suara lemah. “maaf tuan, tapi Anda harus bangun ini perintah dari Tuan besar”. Ucap pelayan itu sambil membuka tirai kamarnya kim bum. “ah…. Silau sekali…
kalian mengganggu saja… awas saja kalian!!! Ya sudah ya sudah aku bangun. Kalian keluar saja aku mau mandi”. Ucap kim bum. “Tapi kami ditugaskan harus mengawasi Anda sampai Anda mandi”. Ucap pelayan sambil menundukan wajahnya. “Mwo??? Kalian gila, apa kalian ingin mengawasiku ke kamar mandi juga.. dasar! Sana keluar!!!!!!!!!! Aku pastikan setengah jam lagi aku turun”. Ucap kim bum.

“ah..iya..iya. aku bangun!!! Sana keluar”. Ucap min ho membentak. “keluar!!!!!!!!!!!!!! Aku pasti turun, aku mandi dulu”. Bentak min ho sekali lagi. Para pelayan tak ada satupun yang menjawab semua menundukan kepala. “dari tadi kerja kalian hanya menunduk.. apa kalian sedang mencari jarum dikamarku… sudah ayo keluar!”. Bentak min ho. Semua pelayannyapun keluar. “jantungku bisa copot setiap kali mendengar bentakan tuan muda”. Ucap pelayan itu berbisik.


“de.. aku akan turun setengah jam lagi. Katakan pada kakek!”. Ucap hyun joong dengan lembut. Betapa beruntungnya pelayan yang mendapatkan bagian membangunkan hyun joong, tak seperti ketiga saudaranya. “De tuan muda, kalau begitu kami rapihkan dulu kamar Anda”. Ucap pelayan. “baiklah.. Silahkan”. Ucap hyun joong.


Keempat pria itupun langsung membersihkan diri, mereka mandi, berganti pakaian dan dalam setengah jam mereka keluar dari kamar masing-masing, berjalan bersama dan saling bertemu. Mereka berempat sudah duduk di meja makan di samping kakeknya.

Kim Bum duduknya di sebelah Kim Joon sang kakak sepupu , dan min ho duduk disamping Hyun Joong. Mereka makan dengan tertib disamping kakeknya, suasana terasa hening, tak ada satupun yang boleh berbicara ketika sedang makan. Itulah ajaran yang selama ini harus dipatuhi di keluarga itu.


“Kakek sudah lelah, kalian tahu kakek sudah tua, apa kalian mau membunuh kakek secara perlahan?”. Tanya kakek di ruang tengah dengan nada tinggi. “Apa maksud kakek?”. Timpal Joon dengan polos. “ Semenjak Pengurus
dirumah ini cuti sakit kalian jadi tidak terkontrol, bangun pun susah sekali”. Ucap kakek. “Kenapa karena kami susah bangun itu akan membunuh kakek?”. Tanya Joon lagi. “Hyung kau diam saja!”. Ucap kim bum yang duduk disamping kim joon. “kalau kalian begini terus, kakek tidak bisa mempercayakan semuanya pada pengurus Yong Rong, sepertinya kakek harus turun tangan mencari pengurus yang se-valid pengurus Lee”. Ucap kakek. Semua cucunya hanya terdiam.


“Joon-ah, sekarang mulailah tentukan masa depanmu.. kau mau menjadi apa??? Apa selamanya kau ingin menjadi pemain baseball?”. Tanya kakek serius. “Hareboji… kelak akan kubuktikan pada hareboji”. Ucap Joon singkat. “Min Ho, Hyun Joong ayo sekarang kalian berangkat ke kantor”. Ucap sang kakek sambil berjalan meninggalkan mereka. Min Ho dan Hyun Joong memang mereka berdua sudah bekerja di perusahaan.


“Kau enak sekali tak kena ocehan kakek”. Ucap kim Joon sambil menatap Kim Bum. “Sial sekali nasibmu hyung hari ini”. Ucap Kim Bum singkat. “Bagaimana dengan kekasihmu itu??? Katakan pada dia carikan aku gadis cantik”. Ucap Joon. “sudah ku katakan aku tidak mempunyai hubungan dengan Ara, araso!”, ucap kim bum. “oh.. araso… aneh sekali kau begitu tampan tapi sepertinya hatimu tak mudah menerima wanita masuk kedalamnya, padahal banyak sekali anak-anak sekolahan yang mengagumimu… Kim Bum oppa..Kim Bum oppa”. Ucap kim joon sambil memeragakan gaya-gaya anak sekolahan yang nge-fans pada kim bum. “kau itu.. jangan-jangan hyung, kau juga menyukaiku”. Ucap kim bum. “aku..?? tidak!”. Ucap kim Joon.

***

Sementara itu kakek di kantornya terlihat sedang duduk diam, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. “masuk”. Ucap kakek, “Pak, Tuan Kang ingin menemui Anda”. Ucap sekretarisnya. “Annyeong Tuan Lee”. Sapa tuan Kang. “Tuang Kang, annyeong. Mari”. Ucap kakek pada anak sahabat lamanya. “Saya datang kemari sekedar untuk berkunjung saja, bagaimana dengan kesehatan Anda tuan?”. Tanya tuan Kang. “Baik saja”. Ucap kakek. “Di usia Anda yang sudah lanjut Anda masih terlihat sehat selalu, sebenarnya saya ingin mengundang Anda dan cucu-cucu anda keacara peresmian perusahaan saya”. Ucapnya sambil memberikan undangan itu. “oh.. iya kami pasti akan menghadirinya”. Ucap kakek. “apakah ada yang sedang Anda pikirkan, sepertinya wajah Anda gelisah?”. Tanya tuan Kang. “De.. aku pusing memikirkan cucuku, semenjak kepergian pengurus Lee, keadaan dirumah semakin tak terkondisikan. Aku butuh pengurus pengganti yang valid”. Ucap kakek. “sepertinya saya mempunyai rekomendasi untuk Anda, dulu dia pernah menjadi pengurus dirumahku, waktu pengurus Yong cuti, dan kerjanya sangat bagus, putraku yang nakal saja menjadi disiplin berkat arahan dia”. Ucap Tuang Kang. “baiklah.. aku percaya padamu, berikan yang terbaik saja. Suruh dia datang kerumahku saja”. Ucap kakek. “de.. nanti akan kuhubungi dia”. Sambung Tuan Kang.

***

So Eun terlihat asyik berjalan menuju perpustakaan dikampusnya. “Nona Ann, ini buku yang aku pinjam kemarin”. Ucap so eun sambil mengembalikan bukunya pada pengurus perpustakaan. Pengurus perpustakaan pun mengambil bukunya dan mencari-ciar kartu anggota so eun. “siapa namamu dan kau dari jurusan apa?”. Tanya nya. “namaku Kim So Eun dari Jurusan Seni, drama dan teater tingkat 3”. Ucap so eun. “iya… sudah selesai, tak ada buku yang ingin dipinjam lagi?”. Tanya Nona Ann. “Nona Ann, apakah Novel Magic yang aku ingin pinjam sudah dikembalikan oleh peminjam yang kemarin?”. Tanya so eun yang memang ngebet ingin membaca Novel itu. “tunggu aku lihat dulu!!”. Ucap Nona Ann. “sepertinya novel itu masih dipinjam, tapi batas peminjamannya hari ini berkahir. Jika kau mau meminjam novel itu tunggu saja mungkin peminjamnya akan mengembalikannya”. Ucap Nona park.

Tiba-tiba handphone so eun berdering.


*Yeoboseyo..*

*oh.. tuan Kang.. de…*

*jeongmal???? Oh.. khamsahamnida… aku akan bekerja dengan baik*

*baik nanti saya akan pergi kerumah itu. Sekali lagi jeongmal khamsahamnida tuan*

So eun pun menutup teleponnya. “ahhhhh akhirnya aku
mendapatkan pekerjaan lagi… terimaksih tuhan.. aku harus segera mengatakan pada hye sun eonnie”. Ucapnya. “Nona Ann saya pulang dulu, siliyehamnida!” ucap so eun sambil berlari. Tiba-tiba dia tak sengaja bertubrukan dengan seorang pria yang sedang berjalan.


“Miahamnida.. aku tidak sengaja”. Ucap so eun sambil membungkukan badannya. “ kau tidak bisa melihat apa!!! Berlari-lari seperti anak TK saja.. kau mahasiswa bukan”. Bentak lelaki itu yang tak lain adalah Kim Bum. “Bukankan aku sudah minta maaf, aish… aku sedang tidak ingin mencari permasalahan denganmu, dasar”. Ucap so eun. Kim bum menatap tajam so eun. “kau diajari sopan santun tidak, menatap orang dengan tatapan seperti itu, tidak baik”. Teriak so eun. “apa maksudmu?”. Tanya kim bum sambil mendekati so eun. “kenapa tatapanmu seperti merendahkanku…kau tahu.. radius 5 m, jangan dekati aku”. Ucap so eun. “dasar wanita aneh”. Ucap kim bum sambil berjalan menuju perpus. “mimpi apa aku bertubrukan dengan pria galak”. Ucapnya sambil kembali
berlari.


“Nona Ann, saya ingin mengembalikan novel”. Ucap Kim bum sambil menyodorkan novel dengan judul Magic itu. “padahal barusan ada mahasiswi yang ingin meminjam buku ini, kemana dia???”. Ucap Nona Ann. “ wae?”. Tanya Kim Bum. “Tidak apa, siapa namamu dan jurusanmu?”. Tanya Nona park sambil membuka-buka kartu anggota. “Kim Bum jurusan Seni Drama dan Teater tingkat 3”. Ucapnya lagi.


Sementara itu di perjalanan so eun terus saja memikirkan
sesuatu. “Yang tadi bertubrukan denganku bukannya Kim Bum yah???? Dia anak kelas D kalau tidak salah..dia khan sejurusan denganku”. Ucap so eun sambil memikirkan wajah kim bum. “de..de… kalau tidak salah.. dia khan terkenal sebagai pria menyebalkan dikampus, kenapa dia sampai tak mengenaliku.. perasaan waktu masa orientasi dia sekelompok denganku”. Ucap so eun.

So Eunpun tiba di warung Bubur. “Hye sun eonnie”. Teriaknya. “Sso-ah”. Jawan hye sun. “bos aku pinjam hye sun eonnie dulu sebentar yah”. Ucap so eun sambil menarik tangan hye sun. “ada apa ini??”. Tanya hye sun. “eonnie.. aku sudah mendapatkan pekerjaan lagi, Tuan Kang menyuruhku datang ke rumah keluarga Lee, aku akan menjadi pengurus pengganti disana”. Ucap so eun sambil memeluk erat hye sun. Keluarga Lee yang mana??? Apa keluarga Lee Jeong Gil?”. Tanya hye sun. “mwo.. kerajaan makanan Lee yang terkenal itu, yang rumahnya sangat mewah dan besar itu yang eonnie maksud?? Ah.. sepertinya tidak mungkin”. Ucap so eun.

“siapa tahu saja”. Ucap hye sun. “ah..tidak terlalu penting, yang jelas aku sudah mempunyai pekerjaan lagi.. aku senang”. Ucap so eun. “yah.. aku juga senang, meskipun kau tak bekerja disini lagi, untung aku belum membicarakannya dengan Bos”. Ucap hye sun. “ayo berjuang.. bekerja dengan baik, FIGHTING aja aja!” teriak hye sun. “Hye sun eonnie, gomawoyo..” ucap so eun seraya memeluk lagi. “iya.. kapan kau mulai kesana?”. Tanya hye sun. “Besok aku mulai kesana.. nanti Tuan kang akan mengirimkan alamat rumah nya”. Ucap so eun.

***

“kenapa aku disuruh menunggu di halte ini?”. Batin so eun
sambil melihat jam. Tiba-tiba berhentilah sebuah mobil sedan hitam pekat. Dan turunlah 2 orang pria yang lengkap dengan setelan jas hitam rapih. “anda yang bernama Kim So Eun?”. Tanya nya singkat. So eun mengangguk terheran-heran. “silahkan masuk!”. Ucap pria itu sambil membukakan pintu mobil. “ada apa ini, siapa kalian?”. Tanya so eun kaget bercampur takut, keningnya membuat kerutan. “kami disuruh tuan Lee menjemput Anda, anda Pengurus pengganti bukan?”. Tanya dia. “de”. Jawan so eun singkat. “kalau begitu mari masuk”. Ucap pria itu. So eun pun masuk kedalam mobil.


Perjalanan memerlukan waktu setengah jam, mobil yang
ditumpangi so eun sudah memasuki area halaman rumah yang begitu luas. Rumah yang mewah dan besarpun menanti didepannya. “Omo.. rumahnya besar sekali seperti hotel”. Ucap so eun sambil dia menatap rumah itu dari kejauhan lewat kaca jendela mobilnya, “seperti mimpi.. apa bisa aku mengurus rumah sebesar itu beserta isinya??? Tubuhku yang mungil ini tidak bisa menjangkau semuanya.. diluar dugaanku”. Ucapnya lagi.

Diapun tiba di depan rumah. So eun pun diantarkan masuk
kedalam rumah. “mari masuk, Tuan besar sudah menunggu Anda di ruangannya”. Ucap pria itu. So Eun mengikuti pria itu dari belakang. Dia berjalan mengikuti pria itu sampai tiba disebuah ruangan yang megah dan mewah. Di depannya sudah duduk seorang pria paruh baya yang tetap terlihat gagah dan berwibawa.


“Annyeonghaseyo!”, sapa so eun. Pria itupun memandang so eun, “Kalian semua bisa keluar”. Ucap Tuan lee pada pria-pria yang mengantarkan so eun. “ayo silahkan duduk!”, perintah Tuan Lee. So eun duduk diatas sofa empuk dan hangat yang ditutup oleh kulit berwarna cokelat. “Annyeonghaseyo.. joneun Kim So Eun imnida”. Ucapnya lantang dan pasti. “Jadi kau pengurus baru dirumah ini.. sungguh diluar dugaanku, aku kira pengurus baru itu tidak semuda kau, kau lebih pantas menjadi cucuku”. Ucap tuan Lee sambil tersenyum menatap so eun, so eun menunduk. “Berapa usiamu?”, tanya tuan Lee. “Usia saya 21 tahun bulan september ini”. Ucap so eun. “Ah… ternyata benar kau begitu muda, kau seumur dengan cucu ku yang paling muda”. Ucap Tuan Lee. “Dengan usiamu yang muda seperti ini, apa kau sanggup menjadi pengurus dirumah ini dan menjadi pengurus pribadi bagi keempat cucuku?”. Tanya Tuan Lee. “Menjadi pengurus pribadi juga?”, tanya so eun. “de..bagaimana? kau belum tahu keempat cucuku itu mempunyai karakter yang berbeda”. Ucap Tuan Lee. “Aku tidak ingin membual menjadi pengurus yang terbaik, tapi aku pastikan aku akan memberikan kerjaku yang terbaik untuk Tuan”. Ucap So Eun, tuan Lee tersenyum senang melihat so eun.


Sementara itu diruang tengah keempat cucu kakek beserta jajaran pelayan yang kurang lebih berjumlah 20 orang itu sudah berkumpul diruang tengah. “Ah.. sebenarnya untuk apa kakek menyuruh kita semua berkumpul disini?”. Kesal min ho sambil berdiri dari tempat duduknya. “aku juga tidak tahu, namdongsaeng… bisakah kau diam dari tadi emosimu labil sekali”. Ucap kim Joon. “Apakah ada orang penting yang sedang kita tunggu?”. Ucap kim bum dingin, “Kalau sampai dia bukan orang penting, sungguh sia-sia aku harus bangun sepagi ini”. Sambungnya lagi sambil melihat jam tangannya. “Sudahlah.. kalian berdua berisik sekali”. Ucap hyun joong yang menatap kearah kim bum dan min ho yang mempunyai watak yang sama-sama menyebalkan.


“Kalian sudah menunggu lama?”. Ucap kakek yang datang ke ruang tengah. “Hareboji.. Sebenarnya akan ada siapa, sampai kita harus berkumpul disini?”. Kesal kim bum. “kakek ingin memperkenalkan pengurus baru dirumah ini”. Ucap kakek dengan lantang. “pengurus baru?”. Kompak keempatnya. “Pengurus pastinya tua”, ucap min ho. “menyebalkan”, sambung kim bum. “cerewet”, Sambung kim joon. “mengatur”. Sambung hyun joong memberikan interpretasi masing-masing, semuanya membayangkan karakter yang sama seperti tuan Lee.


“pengurus ayo masuk!”. Perintah kakek dengan lantang. Tibalah so eun keruangan itu. Semuanya terkejut, “Perempuan?”, teriak keempatnya. “muda” ucap kim bum, “wanita” sambung min ho, “cantik” ucap kim joon, “pintar”.
Ucap hyun joong dan ketiga saudara lainya atas kesan pertama mereka pada so eun. “apa tidak salah.. pengurus baru dirumah ini seorang gadis muda?”. Teriak min ho. “ hareboji.. apakah hareboji telah mempertimbangkannya.. dia terlalu muda untuk menjadi seorang pengurus dirumah sebesar ini!”, elak kim bum sampai tak sedikitpun dia memandang wajah so eun. So eun yang kesal an menatap kim bum langsung menyadari sesuatu. “pria itu.. pria itu adalah orang yang kemarin bertubrukan denganku, bagaimana ini.. apa dia akan mengenaliku?”. Batin so eun
dengan wajah yang pucat.


“Hai… sepertinya kau lebih cocok menjadi kekasihku”. Jail kim joon. “kau terlalu cantik dan muda untuk menjadi seorang pengurus”. Sambungnya lagi. So eun terdiam saja hanya menunduk saja. Kakek pun menyuruh so eun
memperkenalkan dirinya. “annyeong… joneun Kim So Eun imnida, kalian dapat memanggilku Pengurus Kim. Mohon bantuan dan kerja samanya”. Ucap so eun sembari membungkukan badannya. “Selamat datang pengurus Kim”. Ucap hyun joong dengan senyuman hangatnya. So eun tersenyum manis membalas senyuman hyun Joong.

“sekarang kalian berempat yang perkenalkan diri kalian”. Ucap kakek. “mwo???? Kenapa kita harus memperkenalkan diri kita hanya kepada seorang pengurus saja.. sepertinya itu tidak terlalu penting”. Ucap kim bum sambil berdiri dari tempat duduknya. “Bum—ah jaga sikapmu!”. Bentak kakek. Wajah so eun pucat mendengar perkataan kim bum.

“sepertinya lelaki ini tidak menerima keberadaanku, menyebalkan sekali..aishhh awas saja jika aku sudah menjadi pengurus dirumah ini”. Batin so eun sambil wajahnya tetap dalam posisi menunduk. “membuang-buang waktu saja”. Sambung min ho. “ayo sebagai cucu tertua kau duluan yang perkenalkan dirimu!”, perintah hyun joong pada kim joon. “dia paling tua tapi yang belum jelas masa depannya!”. Bentak kakek menyindir kim joon, mulutnya kim joon manyun 2cm mendengar sindira kakeknya.


“Annyeong..joneun Kim Hyung Joon imnida, tapi pengurus Kim bisa memanggilku Joon saja”. Ucap kim joon. “Joneun Kim Hyun Joong”. Sambung hyun joong sambil tersenyum manis. “min ho cepatlah perkenalkan dirimu”. Ucap hyun Joong, “penting?”. Tanya min ho. “cepat!”. Desak hyun joong yang duduk disamping min ho.


“Joneun.. min ho imnida”. Ucapnya dengan wajah yang tak
bergairah itu. “sekarang kau bum cepat perkenalkan dirimu”. Ucap kakek. “aku tidak mau! Kenapa seorang tuan harus memperkenalkan dirinya pada seorang pengurus”. Bantah kim bum. Dengan wajah yang kesal, “aku disuruh bangun hanya untuk berkenalan dengan seorang pengurus”. Batin kim bum menggerutu sedari tadi. “Bum-ah! Kau itu seorang mahasiswa, apa begini etikamu?”. Bentak kakek. Semua yang ada diruangan itu terdiam dan hening.

“ De.. joneun kim bum imnida”. Ucapnya ketus. “benar dia tak mengenaliku… dasar menyebalkan”. Batin so eun. Setelah itu kim bum berjalan keluar dari ruangan itu. Diikuti ketiga saudara dari belakang. “dasar anak itu, semoga pengurus kim dapat memahaminya, sepertinya kerjamu akan berat karena anak itu”. Ucap tuan Lee. “saya akan bekerja sebaik mungkin”. Ucap so eun optimis. “kalau begitu selamat datang dan selamat bergabung Pengurus Kim”. Ucap Yong rong. “gamsahamnida”. Ucap so eun
antusias.

Sorenya so eun sedang berada di dapur, tiba-tiba datang kim bum kearah dapur. so eun yang melihat kim bum langsung membungkukan badannya. “Ambilkan aku air minum!”. Ucap kim bum dari ujung pintu. So eun langsung mengambilkan kim bum air minum. “ini minumannya tuan”. Ucap so eun. “Pengurus Kim, kau itu selalu saja menunduk, apa kau sedang mencari jarum??? Jika aku sedang berbicara jangan menunduk seperti itu!”. Bentak kim bum. So eun refleks menaikan wajahnya. “Rasanya wajahnya tak asing”. Ucap kim bum dalam hatinya. “maaf jika aku lancang.. apa tuan ingat pada saya?”, tanya so eun. “Apa??? Memangnya kau siapa? Apa kau orang penting sehingga aku harus mengingatmu.. dasar pengurus baru jangan terlalu banyak tingkah!”. Bentak kim bum sambil berjalan meninggalkan so eun.


“aishhhhh.. dasar menyebalkan.. awas jika bertemu dikampus.. “. Ucap so eun sambil mengepalkan tangannya. Sementara itu kim bum berjalan terus menaiki anak tangga sambil dia terus memikirkan wajah so eun. “kenapa sepertinya wajahnya tak asing.. tapi aku tak ingat dimana aku pernah bertemu dengannya!..ahhhhh.. kenapa aku harus memikirkan seorang pengurus rumah”. Ucapnya kesal.

^^TO BE CONTINUED^^


Bagaimana kisah selanjutnya dari Pengurus Kim dengan keempat cucu Tuan Lee yang baik dan menyebalkan itu??? Adakah yang mulai menyukai Pengurus Kim? Apakah Kim Bum mulai menyadari siapakh Kim So Eun itu?

Tunggu Kelanjutannya di 4 Loves 1 True Love Part 2.



0 komentar:

Posting Komentar