Sabtu, 24 Juli 2010

WE GOT MARRIED - part 7

Loha-loha..... halloooooo


Ayoo, siapa yang nungguin kelanjutan WGM??? Ancungkan tangan!!!! Hahahahahahaha *lebay* yaaaa sudah... yang udah penasaran... langsung dibaca... silakan.....






Ada kata yang sempat tak terucap pada seutas harap tentang kita. Rapi tersimpan hingga menjelang kumampu membuka tabirnya.


So eun menatap dalam kim bum, ia tak menyangka bahwa orang yang selama ini ia anggap gila memiliki suatu kisah yang cukup menyedihkan.


“so eun boleh aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya kim bum

“apa?” jawab so eun


“kenapa kau menolak semua pria?” tanya kim bum dengan wajah serius

“ah .... itu ...... itu .... memangnya kenapa kau mau tau urusanku?” ujar so eun berusaha menghindar.


“bukan begitu, aku sampai saat ini belum pernah melihat kau bersama dengan pria, ditambah kau digosipkan penyuka sesama jenis, tunggu .... apa memang benar kau .........” gumam kim bum dengan tatapan penuh selidik.


“hei ..... *menjitak kimbum* tentu saja aku punya alasan tertentu yang hanya aku sendiri yang tahu dan kau tidak perlu tahu karena aku memiliki hak asasi untuk menyimpannya sendiri karena aku rasa ini privasi yang memang seharusnya tidak kuceritakan kepada siapa pun terlebih menurutku ini tidak cukup penting untuk kau ketahui karena kau tidak ada hubungannya dengan semua ini. Dan memang tidak ada yang menarik dari semua alasanku, yang pasti aku tidak seperti yang kau dan orang-orang tuduhkan terhadapku. aku masih menyukai pria, arasso?!!!” tukas so eun dengan nafas tersengal-sengal


“huh, tapi aku kan sudah menceritakan masalahku padamu kenapa kau tidak mau juga.” ujar kim bum cemberut

“apa tidak cukup pidatoku barusan?” ujar so eun


“de .... baiklah, o iya biasanya kalau ulang tahun kan ada nyanyian selamat ulang tahunnya. ayo cepat nyanyikan.” pinta kim bum

“aku tidak mau.” tolak so eun

“ayo cepat, kau harus membahagiakanku hari ini.” rayu kim bum kembali

“geez .... aku tidak bisa menyanyi.” kilah so eun kembali

“kau kan belum mencobanya. ayo cepat aku siap mendengarkan.” paksa kim bum


“baiklah ... tapi jangan ditertawakan. ini pertama kalinya aku bernyanyi untukmu dan untuk terakhir kali, jadi jangan memintaku menyanyi lagi.” ujar so eun

“iya ... iya ...” gumam kim bum


so eun pun berdiri di hadapan kim bum yang sedang duduk di atas pasir pantai, ia mulai menyanyi sambil menggerak-gerakan tubuhnya. “saeng il chukahamnida saeng il chukahamnida saranghanun kim bum-ssi saeng il chukahamnida”

“ah .... stop ... stop ....” ujar kim bum sembari menutup telinganya.

“kenapa? kau kan menyuruhku menyanyi.” tanya so eun

“suaramu fals sekali.” gumam kim bum

“siapa suruh memintaku menyanyi.” balas so eun

“so eun kau tau, kalau orang yang menciptakan lagu itu mendengarnya kau pasti dituntut ke pengadilan karena tanpa seizinnya mengubah lagunya.” tukas kim bum

“aku tidak mengubah lagunya.” bela so eun


“hei lagu itu kau nyanyikan jadi terasa berbeda, sepertinya bukan lagu yang benar kau tau.” tukas kim bum

“ggeeezzz ..... kau sudah menyuruhku malah menghinaku. awas kau!!!” gumam so eun sembari bersiap-siap akan memukul kim bum.


Dengan sigap kim bum pun lari menghidari auman so eun. “hei ......... bocah tengik awas kau!!!” teriak so eun yang kemudian mengejarnya, sehingga terjadilah kerusuhan di antara mereka berdua.



Di tenda

“duh aku gak bisa tidur nih, kenapa yah?” ujar rahmi menggosok-gosok matanya.

“mungkin karena kita terlalu senang melihat kim bum dan so eun barusan.” gumam nden dengan setengah tertidur.

“mungkin juga tapi aku benar-benar harus tidur, besok aku harus fit.” tukas rahmi

“udah gitu dingin yah.” tambah lulu yang asyik memeluk bantal keramatnya.

“iya,” ujar rahmi

“ya sudah sini aku peluk.” gumam nden dan kemudian memeluk lulu dan rahmi

“tapi aku masih gak bisa tidur,” rengek rahmi

“ahha. aku tahu!” ujar lulu sembari melentikkan jarinya.

“apa? Kau tau apa lu?” Tanya nden

“aku tau bagaimana cara rahmi biar bisa tidur.” ujar lulu. Ia pun bangkit dari tidurnya dan merogoh sesuatu di dalam tasnya.

“sedang apa dia ?” gumam nden

“tak tau.” jawab rahmi

“taraaaaaaaaaa ……….” ujar lulu ia pun menghampiri rahmi

“a …. Apa maksudnya?” Tanya rahmi

“ini salah satu cara ampuh agar kau bisa tidur.” Ujar lulu yakin

“ya tapi untuk apa kutang ini?” Tanya rahmi sembari menunjuknya.

“ini bisa kau pakai sebagai penutup matamu. Supaya kau bisa lebih cepat tertidur.” tukas lulu

“hahahahah ….iya benar-benar ayo cepat pakai rahmi.” ujar nden mendukung.

“shuuuuuuuttt ….. dita , bella, dan icha lagi tidur nih jangan berisik.” ujar rahmi

“iya … maaf.” gumam nden

“ayo aku pakaikan.” ujar lulu. Nden pun ikut membantu aksi memaksa rahmi untuk memakai kutang sebagai penutup matanya tersebut. “ayo ini rahmi ini demi kebaikan”tambah lulu

“akhirnyaaaaaaaa …” gumam nden

“iya, ayo rahmi kamu berbaring saja dan pejamkan matamu.” ujar lulu

“ya …. Hiks ….. hiks …..” ujar rahmi ia pun berbaring dengan batin yang meringis.

“selamat tidur…” ujar lulu dan nden berbarengan

“selamat tidur.” jawab rahmi dengan raut wajah sedih. “ada gak sih tips yang lebih manusiawi?” batin rahmi. (maaf kalau agak vulgar tapi ini beneran buat yang suka insomnia aku kadang melakukan hal ini, ya cuma mau bagi-bagi tips aja heheheeh …. :p *lulu)



********************************

Esoknya …

Tepat pukul 4 pagi kim bum telah bangun dari tidurnya, ia segera berganti pakaiannya dengan menggunakan kaos oblong dan celana pendek kemudian ia meraih handuk yang ada di lemarinya dan ia lingkarkan di lehernya.


Tok tok tok … kim bum mengetuk pintu kamar so eun, namun yang punya kamar tidak membuka pintunya juga walau sudah berulang-ulang kimbum mengetuknya.


Akhirnya kim bum pun berinisiatif untuk membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci. Dengan langkah perlahan kim bum mengendap-ngendap menuju tempat tidur so eun. So eun yang tengah tertidur tidak juga merasakan kehadiran kim bum.


“ckckckck …. Sebenarnya dia wanita apa bukan yah? Posisi tidurnya sangat tidak enak dilihat sekali. Sama sekali tidak ada seninya.” gumam kim bum yang tengah memperhatikan so eun yang tertidur dengan tatapan miris. “ah iya aku lupa dia kan ubur-ubur. Jadi tidak seperti manusia perilakunya.” tambah kim bum lagi disertai tawa kemenangan.


So eun sepertinya sangat terlelap sehingga ia sama sekali tidak merasakan kegiatan kim bum yang sedari tadi menertawakannya. Terang saja setelah adegan kucing-kucingan semalam ia sangat lelah sekali karena itu ia sangat nyenyak.


Kim bum pun mendekati wajah so eun dan menatapnya dalam, “kau lucu juga kalau sedang tertidur.” gumam kim bum. Ia pun membelai rambut so eun. Namun tiba-tiba so eun membuka perlahan matanya, kini ia merasa ada seseorang di hadapannya. Dannnn ….

Dziggggggg …….

Sebuah pukulan mantap lepas landas di hidung milik kim bum. Sebuah refleks dari so eun karena melihat kim bum , “sedang apa kau di sini?” ujar so eun yang kemudian bangun dari tidurnya.


“awww …. Sakit sekali, kenapa kau memukulku?” Tanya kim bum yang masih mengusap-usap hidungnya yang terkena pukulan mendadak dari so eun.

“ah itu pantas sekali untukmu. Lagipula sedang apa kau di kamarku, kau mau macam-macam padaku yah?” Tanya so eun lagi.

“geezzzzzz …. Aku ke sini hanya ingin mengajakmu untuk lari pagi bersamaku. Tapi malah bogeman mentah yang aku dapat.” ujar kim bum

“aku tidak mau!!!” ujar so eun dan menarik selimutnya kemudian kembali berbaring.

“hei kau harus ikut denganku supaya kau tidak gampang sakit.” ujar kim bum sembari menarik selimutnya lagi.


Tarik-tarikan selimut disertai adu tatapan mata pun terjadi keduanya tidak mau kalah dalam pertandingan itu. So eun pun sudah tidak sabar lagi. Ia beranjak dari kasurnya dan berdiri menghadap kim bum. “sebenarnya kau mau apa sih? Pagi-pagi sudah mencari perkara denganku?” ujar so eun

“aku kan tadi sudah bilang, aku hanya ingin mengajakmu berolahraga. Kau kan setiap hari syuting dan selalu capek, aku hanya ingin membantumu menjaga kesehatanmu.” tukas kim bum

“tapi aku tidak mau.” teriak so eun


Kim bum pun menarik dengan paksa tangan so eun menuju keluar. “hei lepaskan aku … lepas …” rengek so eun yang berusaha melepaskan pegangan kim bum pada lengannya.

“mengapa otakmu keras sekali seperti batu, kau harus menjaga staminamu.” tukas kim bum.

“tapi aku ngantuk sekali, aku ingin tidur .” bela so eun

“sudahlah jangan merengek terus, seperti anak kecil saja kau ini.” ujar kim bum


Akhirnya mau tidak mau so eun pun mengikuti keinginan kim bum untuk lari pagi di sekitar pantai. Suasananya sangat menyegarkan sehingga ngantuk so eun hilang dan badannya terasa lebih ringan.


Mereka pun beristirahat di jembatan dekat pantai tersebut, sambil duduk-duduk melihat matahari terbit.


“hei bum … aku dengar ayahmu perdana menteri. Apa itu benar?” Tanya so eun membuka pembicaraan.

“bisa dibilang iya, bisa juga tidak.” Jawab kim bum menggantung

“cobalah yang jelas kalau berbicara, aku tak mengerti.” ujar so eun

“hahahah …. Aku baru sadar kalau kau ini adalah ubur-ubur, jadi otakmu kecil sehingga tidak bisa mencerna kata-kataku.” tukas kim bum bahagia.


Pletak …. Jitakan itu pun kembali mendarat di kepala kim bum. “apa kau punya hobi yang lebih manusiawi selain menghinaku?” ujar so eun

“lalu bagaimana denganmu yang selalu menjitakku?” kata kim bum sembari mengelus-elus kepalanya.

“kau sendiri yang memulai, aku tidak akan melakukan itu kalau kau tidak memulainya.” bela so eun

“ahhh …. Lama-lama aku akan mengalami hilang ingatan jika terus bersamamu.” ujar kim bum.


“geezzz … sudah, kembali ke pertanyaan awal. Apa benar perdana menteri korea Lee jung gil adalah ayahmu?” Tanya so eun

“aku kan sudah bilang tadi, bisa iya bisa juga tidak.” jawab kim bum dan beranjak dari duduknya.

“ah … dasar petapa genit. Menyebalkan sekali.” gumam so eun “hei … dirimu mau ke mana?” tambah so eun

“aku harus jauh-jauh darimu karena di dekatmu aku merasa terdzalimi.” jawab kim bum sekenanya.

“apa maksudnya terdzalimi? Dasar gila.” gumam so eun. Ia pun beranjak dari duduknya dan mengejar kim bum. Setelah posisi mereka sejajar, so eun pun menjulurkan lidahnya pada kim bum “weeeekkkk …” so eun pun berlari meninggalkan kim bum.

“hei tunggu …” teriak kim bum.



*********************************

Ji yeon tampak asyik melihat-lihat perhiasan di sebuah mall elit di seoul. Matanya terus melirik sana-sini. Hingga akhirnya ia berdiri berhadapan dengan seorang pria tampan. Ji yeon pun kaget dengan apa yang dia lihat begitu pula pria tersebut “kau …” refleks jiyeon menunjuk pria tersebut yang ternyata adalah seung ho.


“ji yeon, sedang apa kau di sini?” Tanya seung ho heran

“aku hanya iseng saja.” ujar jiyeon

“kau tidak syuting hari ini?” Tanya seung ho

“hari ini aku free, tapi besok aku akan sangat sibuk sekali.” jawab ji yeon

“ou … kau sendiri?” Tanya seung ho lagi

“ah iya …. Aku ingin sendiri saja.” jawab jiyeon lagi

“ou … aku kira kau bersama dengan so eun.” timpal seung ho dengan raut wajah kecewa.


Ji yeon hanya tersenyum simpul, itu pun ia paksakan. “oh ya sedang apa kau di sini?” Tanya ji yeon

“aku hanya sedang mencari sesuatu untuk so eun, tapi aku bingung.” jawab seung ho

“kenapa bingung?” Tanya ji yeon

“semuanya terlihat bagus tapi sepertinya kurang cantik untuk dikenakan oleh so eun.” jawab seung ho

“maksudmu?” ujar ji yeon lagi

“perhiasan ini tidak bisa mengimbangi kecantikan so eun.” jawab seung ho dengan wajah memerah

“ou … hehehe …” timpal ji yeon

“kau kan sahabatnya so eun jadi kurasa kau tau selera so eun apa.” tukas seung ho

“ah iya, aku lihat-lihat dulu yah.” jawab ji yeon.


Ji yeon pun mulai melihat sana-sini melihat beberapa perhiasan untuk membantu seung ho. Sampai akhirnya ia berhenti. Ji yeon terpana melihat sebuah kalung dengan gantungan berbentuk malaikat kecil yang sedang memegang harpa.

“bagus sekali ….” gumam ji yeon


“iya benar. Itu pasti bagus untuk dikenakan so eun.” ujar seung ho

ji yeon kaget ia pun tersadar di belakangnya ada seung ho. “ah iya pasti cocok sekali.” ujar ji yeon pelan.

“seleramu bagus ji yeon. Aku memang tidak salah meminta bantuanmu.” ujar seung ho

“ini hanya kebetulan, lagipula menurutku so eun sangat cantik jadi dia pantas memakai apa saja.” ujar ji yeon

“iya kau benar ji yeon. Baiklah aku akan mengambil yang ini. Aku harap so eun menyukainya.” ujar seung ho

“tentu saja. Dia pasti akan menyukainya.” jawab ji yeon dengan nada datar.

“kau sakit?” Tanya seung ho


“ah tidak, kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanya ji yeon balik

“karena sepertinya kau kurang bersemangat.” jawab seung ho

“ah …mungkin aku hanya kelelahan.” jawab ji yeon.

“ou … kalau begitu aku akan mentraktirmu makan, bagaimana?” tawar seung ho

“terserah kau.” jawab ji yeon pasrah.


Seung ho pun segera melakukan transaksi dengan pegawai toko perhiasan tersebut. Wajahnya tampak berseri-seri karena ia kini mendapatkan apa yang dia butuhkan.



Di rumah bumsso

Kim bum tengah sibuk bercermin memperhatikan hidungnya yang merah karena dipukul so eun tadi pagi. “aduh, so eun memang bukan wanita. Hidungku sampai merah dan mimisan gara-gara dia.” gumam kim bum


“hei kau sedang apa?” Tanya so eun yang tiba-tiba ada di belakang kim bum.

“aduh …. Kau mengagetkanku saja.” ujar kim bum sembari mengelus-elus dadanya. “aku sedang memperhatikan hidungku.” tambah kim bum


“memangnya kenapa dengan hidungmu?” Tanya so eun dengan wajah tidak berdosa.

“apa kau sudah lupa, tadi pagi kau memukul hidungku sampai berdarah dan merah seperti sekarang.” tukas kim bum

“ou … itu …” jawab so eun tidak peduli

“hei, ketampananku jadi rusak gara-gara kau tau.!!” ujar kim bum kesal


“memangnya kau tampan?” ujar so eun menguji kesabaran kim bum

“kau …. Rasanya aku ingin mengukusmu .” ujar kim bum

“weekkkk ….. sudahlah aku tidak punya waktu berdebat denganmu. Sekarang aku harus pergi syuting.” ujar so eun dan meraih tas nya.

“aku akan mengantarmu.” ujar kim bum

“tidak usah, lagipula aku bisa sendiri.” jawab so eun

“aku bilang aku akan mengantarmu. Sudah turuti saja perintahku.” ujar kim bum

“kenapa kau suka sekali memaksaku sih???” ujar so eun yang mulai terlihat kesal

“aku kan suamimu.” jawab kim bum diiringi kedipan mata genit.


“geeezz … dasar petapa genit.” gumam so eun

Kim bum pun mengambil kunci motornya di laci dan segera mengenakkan jaketnya. So eun pun pasrah saja mengikuti keinginan kim bum.

“ayo cepat naik.” ujar kim bum

“kenapa harus naik motor? aku sudah berdandan cantik begini tau, nanti kalau rambutku rusak bagaimana?” ujar so eun


“sudahlah lagipula di make over habis-habisan pun kau tetap terlihat begitu-begitu saja.” tukas kim bum

“kau mulai menyulut peperangan lagi denganku yah?” gumam so eun

“ah sudahlah naik saja, ini helm mu.” ujar kim bum dan menyerahkan sebuah helm pada so eun.


So eun pun terpaksa meraihnya, dan kemudian ia naik motor kim bum.

“berpegangan padaku.” ujar kim bum

“tidak mau, begini saja.” timpal so eun

“mana boleh begitu, kau ingin celaka yah?” tukas kim bum, ia pun memegang kedua tangan so eun dan menariknya hingga memeluknya dari belakang. “tetaplah seperti ini sampai kita sampai.” ujar kim bum dan mulai menjalankan motornya.


Sepanjang perjalanan so eun menatap jalanan kota, ia merasa tenang bersama kim bum. Entah mengapa kini ia merasa hangat dan aman walau kecepatan motornya 120km/jam. Entah perasaan apa ini......



TO BE CONTINUED …

Yaaa udahan ya ceritanya... huhuhuuhu

Sekian dulu ya?? Kelanjutannya akan diposting oleh si Nenden_KyuHyun Love Bumsso... *itukan usernamenya di BSI*

Jangan lupa setelah baca, tinggalin jejak kalian..... kamsahamnida..... bye bye



0 komentar:

Posting Komentar