Sabtu, 07 Agustus 2010

WE GOT MARRIED : PART 9

안녕하세요친구 (annyeong haseyo, chingu)

Bertemu lagi dengan saya si tukang baskom dengan membawa sejuta cinta buat mates..... horeeeeeee......

Kalo begitu, g usah ngomong macam2.... kita langsung saja baca.... OK!!!!

Ide cerita: Lulu, Nden, Rahmi

Penulis: Lulu

Editor: Nden

Penyunting akhir: Rahmi

Casts: Bumsso, JiYeon, SeungHo, mates, etc.....

Kutitipkan kasih putih ini pada hatimu karena kuyakin kau mampu menjaganya walau sulit untuk mengukir setia.

Cerah menyapa hari ini, begitu pula dengan wajah so eun yang terus berseri sembari asyik memasak sarapan untuk pagi ini. Diiringi oleh senandung merdu dari Ipod yang ia kenakan.


“hei kecebong rawa, kau sedang memasak apa?” ujar kim bum sembari melahap udang goreng tepung di depannya.

“geez … apa kau tidak melihat aku sedang membuat roti dadar dan spaghetti, mengerti ikan sapu?” balas so eun

“ou .. tolong yang lebih enak yah masakannya, dan dipercepat aku sudah lapar sekali.” gerutu kim bum

“kalau ingin cepat, kau harus membantuku. Ayo kau menumis sausnya, aku mengerjakan yang lain.” tukas so eun


“aku kapok memasak. Kau saja.” tolak kim bum

“eh … eh … kalau kau tidak mau membantu, aku tidak akan menyisakan makanan untukmu. Ayo cepat.” Bujuk so eun dan menarik paksa kim bum.

Kim bum pun terus menggerutu sedangkan so eun memasangkan celemek ke pinggang kim bum dan menunjukkan apa yang harus kim bum lakukan. Dengan wajah kesal dan malas kim bum terpaksa menurutinya.

Kring . . . kring … dering handphone so eun pun terdengar. So eun pun mengambil handphone disakunya dan menekan tombol “yes”

“yoboseyo” sapa so eun membuka pembicaraan

“yoboseyo, so eun, ini aku enno produser we got married.” ujar enno di ujung sana.

“ah ya eonni ada apa kau meneleponku?” Tanya so eun

“begini, kemarin saat kalian tidak ada di rumah, tim kami telah memasang candid camera di sekitar rumah kalian. Jadi semua kegiatan kalian hari ini akan direkam langsung dan kalian akan diikuti oleh beberapa cameramen.” tukas enno


“oh begitu, baiklah aku mengerti.” jawab so eun

“kalau begitu beritahukan ini pada kim bum.” ujar enno

“tentu aku akan memberitahukannya.” jawab so eun

Setelah itu so eun pun memutus teleponnya dan kembali ke dapur.

“mengapa pancakenya seperti dakocan jelek seperti ini?” ujar so eun sembari menunjuk pancake hasil karya kim bum

“ah yang penting ini enak.” timpal kim bum

“ah tidak … lebih baik kau duduk saja sana, kau hanya mengacaukan masakanku.” ujar so eun sembari mengusir kim bum dari dapurnya.

“hei aku kan belum selesai.” tolak kim bum


“sudahlah kau mandi saja sana, sebentar lagi kau harus mengantarku untuk fitting baju.” ujar so eun

“fitting baju untu apa?” Tanya kim bum

“untuk acara award malam ini. Ibu membuatkan kita pakaian untuk malam ini. Jadi bersiaplah biar aku yang menyelesaikan ini.” tukas so eun

“de …… baiklah ….” ujar kim bum dan mengikuti perintah so eun.

Triple S

Rahmi, nden, dan lulu pun mulai berkemas untuk pulang. Setelah itu mereka berjalan menuju terminal karena memang dekat dari tempat mereka berkemah.

“rahmi, bagaimana ini, uangku tidak cukup untuk ongkos pulang.” keluh nden

“iya, aku juga. Sepertinya kita kehabisan bekal.” tambah lulu

“iya aku juga. Bagaimana ini. Apa kalian punya ide?” Tanya rahmi

“karena perutku lapar, otakku jadi tidak bisa berpikir.” ujar nden sembari mengelus perutnya.

“bagaimana kalau kita membuat koin peduli triple S aja.” timpal lulu

“untuk apa?” gumam rahmi

“ya untuk ongkos pulanglah.” timpal lulu

“ckckckck … memangnya bagaimana caranya?” Tanya nden

“aku juga tidak tau, terpikir begitu saja olehku.” gumam lulu

“ahh … ada ide lain tidak?” Tanya rahmi lagi

“kalau koin cinta triple S?” ujar lulu lagi

“sama saja!!!” timpal nden kesal.

“huh … kalau perut keroncongan susah banget nyari jalan keluar.” keluh rahmi

“ya udah kita minta bantuan aja.” gumam lulu

“sama siapa?” Tanya nden

“pada Tuhan Yang Maha Kuasa.” ujar lulu sembari menengadahkan tangannya ke atas.

“huh … mungkin lebih baik aku tidak bertanya padamu lu.” ujar rahmi

“tapi patut dicoba tuh, ayo kita berdoa saja kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.” ajak nden dan mengikuti lulu menengadahkan kedua tangannya. Rahmi pun tak ada pilihan lain, ia pun ikut berdoa mengikuti kedua temannya.

Setelah beberapa saat, nden pun membuka matanya namun tiba-tiba ada selembar kertas menutupi wajahnya sehingga ia kesulitan melihat. Diraihnya kertas tersebut dan … “kyaaaaaa ….. aku menemukan uang.” teriak nden kegirangan.

“wah doa kita dikabulkan oleh Tuhan.” ujar lulu ikutan jingkrak-jingkrak.

“wah memang tidak akan sia-sia kalau kita meminta pertolongan Tuhan yah.” timpal rahmi.

Bus yang mereka tunggu-tunggu pun datang. Mereka pun naik bus tersebut. Namun tanpa mereka ketahui sedari tadi ada yang mengejar-ngejar bus mereka, “hei itu uangku … hei …” teriak orang tersebut.

*****************************

“so eun cepatlah kau lama sekali.” gerutu kim bum yang tengah menunggu so eun di depan rumah sembari memain-mainkan kunci mobilnya.

“iya tunggu sebentar. Aku pakai sepatuku dulu.” ujar so eun dengan setengah berlari mengaitkan tali sepatunya.

“wanita memang lambat sekali.” gerutu kim bum dan membuka pintu mobilnya untuk so eun.

“aku kan public figure jadi harus selalu terlihat cantik agar tetap eksis.” timpal so eun

“terserah kau saja, tapi kalau lain kali kau lambat lagi kayak siput aku akan meninggalkanmu.” ujar kimbum dan masuk ke dalam mobilnya.

“hah … kalau begitu lain kali aku tidak akan mau kau antar.” ujar so eun


Kim bum pun menyalakan mobilnya dan melaju mengitari jalanan kota seoul yang padat. Sepanjang perjalanan mereka terus berdebat, seperti biasa memperdebatkan hal yang tidak penting.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam, akhirnya mereka pun sampai di depan butik milik ibu so eun. Kim bum pun membukakan pintu mobil so eun kemudian mereka masuk bersama.

Di seberang, seperti yang sudah diinformasikan ada kamera yang terus mengintai kegiatan mereka bahkan ada kamera yang ikut masuk untuk merekam kegiatan mereka.

“annyeong haseyo eomma …” sapa so eun pada ibunya dan kemudian memeluk ibundanya tersebut.

“annyeong anakku. Bogoshipo.”ujar ibu so eun dan membalas pelukan anaknya.

“ibu, ini kim bum. Suamiku di we got married.” ujar so eun memperkenalkan kim bum pada ibunya.

“hai kim bum, kau tampan sekali yah ternyata aslinya. Aku salah satu penggemarmu loh, aku bahkan hafal beberapa lagumu.” ujar ibu so eun

“ya terima kasih, bu. Saya sangat tersanjung. Aku kira tadi anda adalah kakak so eun karena anda terlihat lebih muda.” ujar kim bum dengan rayuan mautnya.

“kau bisa saja memuji. Padahal aku sudah kepala 4.” ujar ibu so eun tersenyum malu.


“benarkah, wah aku kira anda berumur 20 tahunan. So eun sepertinya menuruni kecantikan anda, tapi tidak kelembutannya.” ujar kim bum

“apa maksudmu? Apa aku tidak lembut?” gerutu so eun sembari menjitak kepala kim bum

“eh kau tidak boleh begitu pada suamimu, so eun. Itu tidak baik. Sebagai wanita kau harus lemah lembut apalagi terhadap pria.” tukas ibu so eun

“iya, kau kasar sekali, sering sekali menjitakku. Eomma, dia selalu kasar padaku, aku bagaikan teraniaya serumah dengannya.” keluh kim bum seperti anak kecil.

“cup cup cup, sabar yah, soeun memang seperti itu, dia kurang cakap dalam memperlakukan pria.” ujar ibu so eun dan mengelus jidat kim bum yang dijitak oleh so eun.


So eun hanya manyun memperhatikan kim bum yang terus mencari perhatian ibunya, “dasar penjilat … menyesal aku mengajaknya kemari,” gerutu so eun.

“annyeong … apakah aku terlambat?” ujar seseorang dari balik pintu masuk.

“appa …” teriak soeun sembari setengah berlari memeluk ayahnya.

Kim bum pun membungkukkan badannya tanda penghormatan bagi ayahnya, “annyeong haseyo …” sapanya


“hai, kau kim bum kan. Suami anakku.” ujar ayah so eun

“hanya di reality show ayah,” tukas so eun buru-buru meralat.

“hahahah …. Tapi aku rasa kalian cocok sekali kalau menjadi pasangan suami istri asli.” tukas ayah so eun

“iya benar suamiku. Mereka sangat serasi sekali.” tambah ibu so eun

“terima kasih tuan lee byung hoon, tapi sepertinya so eun tidak menyukaiku.” ujar kim bum

“benarkah? Sepertinya tidak. So eun terlihat menyukaimu juga. Hahahah ….” ujar ayah so eun menggoda mereka.

“ayah … mana mungkin aku menikah dengan dia, apa jadinya masa depanku kalau harus hidup bersamanya. bisa mengundang terjadinya perang dunia ke-3.” gerutu so eun

“hahahah …. Itu yang paling kusuka dari kalian berdua, selalu bertengkar. Tapi tahu tidak, itu adalah salah satu bumbu cinta.” ujar ayah so eun

So eun pun hanya bisa diam dengan wajah memerah, begitu pula dengan kim bum. Kim bum hanya mengerdipkan sebelah matanya pada so eun, so eun yang melihatnya hanya bergidik. Orang tua so eun hanya bisa tertawa melihat kelakuan mereka.

Kring …. Kring dering handphone so eun pun mengalun. So eun dengan cekatan meraih handphonenya yang dia simpan di tas.

“yoboseyo …” sapa so eun

“yoboseyo … so eun ini aku seung ho.” jawab si penelpon

“de …. Aku tau, ada apa seung ho ?”Tanya so eun


“apa hari ini kau akan datang ke acara baeksang award?” Tanya seung ho

“ya tentu saja, aku harus datang. Memangnya ada apa?” ujar so eun

“aku berniat untuk menjemputmu dan pergi ke sana bersama.” ujar seung ho

“ahhhh … maaf bukannya aku tidak mau tapi hari ini aku akan pergi bersama kim bum, lagipula kami sebentar lagi akan berangkat. Kim bum sudah menungguku.” ujar so eun

“oh baiklah kalau memang begitu. Sampai ketemu di sana.” ujar seungho

“ya, sampai jumpa.” ujar so eun dan kemudian menutup teleponnya.

Beberapa saat kemudian.....

So eun pun keluar dari kamar ganti. Kim bum yang sedari tadi duduk santai menunggu so eun terpesona melihat penampilan so eun dibalut gaun merah serasi dengan tatanan rambutnya. Ia terlihat sangat segar dan cantik.


“hei kenapa kau melihatku seperti itu?” Tanya so eun dengan wajah yang malu.

“ah … tidak.” ujar kim bum singkat dan salting.

“tentu saja dia melihatmu seperti itu, karena kim bum terpesona melihatmu,” ujar ayah so eun

“iya, kau cantik sekali sayang.” tambah ibu so eun

So eun hanya tersenyum malu dan sesekali memandang kim bum yang juga malu.

***************************

Seung ho melaju di jalanan kota seoul, sebenarnya ia sangat cemburu mendengar so eun yang memilih pergi bersama kim bum dibanding dengan dirinya. Namun ia kini harus lebih bersabar dalam merebut hati so eun kembali. Seung ho memutar balik arah mobilnya menuju sebuah perumahan di salah satu sudut seoul.

“seung ho, sedang apa kau di sini?” Tanya ji yeon yang baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tidak jadi karena melihat seung ho.

“aku menjemputmu, ayo kita bersama-sama pergi ke sana.” ajak seung ho dan menjulurkan tangannya.


Beberapa saat ji yeon melihat tangan seung ho, ia pun meraihnya dan mengangguk. Seung ho membuka pintu mobilnya untuk ji yeon. Dan kemudian masuk ke dalam mobilnya dan melaju menuju tempat di mana acara award tersebut berlangsung.

Di tempat acara Baeksang Awards, saat di red carpet....

“kim so eun …. Kim sang bum ….” suara riuh dari fans-fans mereka yang sengaja datang melihat so eun dan kim bum.


So eun dan kim bum hanya tersenyum dan melambaikan tangan mereka, dan berjalan beriringan melewati red carpet. Tapi mereka dicegat oleh beberapa netizens.

“so eun … kim bum bisakah kami mewawancarai kalian sebentar?” Tanya seorang reporter.

“ya baiklah, afla?” gumam kim bum yang melirik name tag di saku kanan reporter tersebut sehingga ia tahu nama reporter tersebut.

“terima kasih, beberapa saat lalu kami memergoki so eun tengah mengobrol bersama dengan seung ho di lokasi syutingnya, apakah ada hubungan khusus di antara kalian?” Tanya afla

So eun kaget mendengarnya, ia tak menyangka bahwa wartawan mengetahui hal tersebut, kim bum yang melihat ekspresi kaget so eun mencoba menguasai keadaan.

“ah iya benar, so eun menceritakannya padaku. Tentu saja tidak, so eun adalah istriku, mana mungkin dia memliki hubungan khusus dengan pria lain.” ujar kim bum santai.

“tapi bukankah kalian pasangan suami istri hanya dalam acara reality show?” Tanya afla balik

“memang benar, tapi kami sudah memiliki komitmen bahwa di antara kami tidak boleh memiliki hubungan khusus dengan yang lain jika kami masih terikat kontrak di we got married.” tukas kim bum

“lalu apakah kalian yang memiliki hubungan khusus? Seperti terjadi cinlok mungkin?” tambah nadya yang seorang cameramen tapi juga ikut menambahkan.

“no comment.” ujar kim bum sembari tersenyum jahil.

“maksud anda?” selidik afla

So eun dan kimbum saling pandang dan tersenyum, mereka pun berjalan beriringan menuju ke dalam.


Di rumah nden ..

“wah acaranya akan dimulai.” teriak lulu

“iya ayo cepat siap-siap.” ujar rahmi dan duduk rapi

“ugh, moga aja kali ini so eun menang penghargaan yah,” ujar nden yang rusuh dengan beberapa kantong makanan ringan di kedua tangannya dan satu lagi dia dekap di keteknya.

“pasti dia kan sedang naik daun.” ujar rahmi

“betul betul betul …” timpal lulu sambil merebut snack di keteknya nden.

“ah sudahlah lebih baik sekarang kita konsen dengan tv, dan ingat jangan ada yah rusuh di rumahku yah. Mamaku nanti marah nih, dia sekarang lagi tidur, capek banget abis pemotretan.” tukas nden

“wah, eomma dierenz keren yah, cantik lagi. Tapi aku aneh kok gak nurun ke kamu yah nden?” ujar rahmi menyelidik

“mungkin nden ditemuin eomma dierenz di depan rumah kali, kan sekarang banyak yang begitu.” timpal lulu

“enak aja, aku bener-bener anak eomma dierenz tau. Cuma mungkin aku kurang beruntung aja jadinya gak terlalu mirip.” ujar nden dengan nada sedikit emosi.

“iya deh, nden punya sisi cantik yang lain kok.” ujar rahmi

“iya nden kan cantiknya unik, cuma orang beriman aja yang bisa liat” ujar lulu

“ciih … kalo gak niat muji mendingan diem deh, ntar jiwa brutalku kambuh loh.” gumam nden

“hohohoho … cieee … tukang surabi marah, jangan gitu dong ntar gak laku-laku loh.” ujar rahmi

“aku kan udah laku, kyuhyun ngantri tuh nunggu jawaban dari aku.” tukas nden dengan gaya PD nya. (emang cowonya berapa banyak sih? Kok kyuhyun sampai ngantri? *rahmi)

“jjah …. Kyuhyun apa kyunyuk yah …. Hahahah …..” timpal lulu

“kalian pada minta dibunuh nih, ckckckck … ayo katakan permintaan terakhir kalian.” ujar nden yang tengah bersiap mencekik kedua temannya.

“udah deh udah, kasian jangan mendzalimi nden terus.” Ujar rahmi yang melihat nden mulai berniat untuk ngamuk.

“hahahah …. Oke deh kita Cuma bercanda kok, kan nden hatinya lembut selembut sutra iya gk?” ujar lulu *jjah … itu sih maunya :p*

“wah itu lebih menghina tuh, kata siapa hatiku selembut sutra. Udah deh jangan boong.” timpal nden

“hahahah …..” mereka bertiga pun tertawa bersama sehingga membuat eomma dierenz terbangun.

“aduh ni anak minta dimasukkin ke sumur semua.” batin eomma dierenz.

TO BE CONTINUED

Udahan yah ceritanya..... huaaaaa hiks hiks hiks......

Ntar kelanjutannya akan dipost oleh rahmi.... ok ok....

고마워 친구 (gomawo chingu) yang udah baca.... jangan lupa tinggalin jejak kalian.... tapi jangan jejak sepatu/sandal ya... ntar kotor.... hehehehehh


Glen Fredly - Kasih Putih.mp3

get more free mp3 & video codes at www.musik-live.net

0 komentar:

Posting Komentar