Minggu, 29 Agustus 2010

WE GOT MARRIED - part 14

Annyeong haseyo, chingudeul, eonnie, dongsaeng......

Adakah yang penasaran dengan kelanjutan ff ini....????? *nunggu jawaban*

Ya sudah, bagi yang sudah penasaran dengan kelanjutan kisah pasangan bodor yang satu ini *ditajonk mates* langsun saja dibaca ya... cekidot.....


Ide cerita: Lulu, Nden, dan Rahmi

Penulis: Lulu pacarnya seungho

Editor: Nden istrinya kyuhyun

Penyunting akhir: Rahmi istrinya Siwon



WE GOT MARRIED part 14 – Will You Marry Me?

(2 part terakhir)




Aku mencintaimu lebih dari apa yang kau tahu.



Hari ini so eun bermaksud untuk mengantar kim bum ke rumah ayahnya. Sebenarnya sudah sejak lama kim bum diminta untuk mengunjungi ayahnya, namun kim bum selalu saja malas untuk bertemu dengan ayahnya. Namun akhirnya so eun pun berhasil membujuknya.


Kim bum memang memiliki hubungan yang tidak baik dengan ayahnya. Semenjak ibunya meninggal, kim bum merasa disalahkan oleh ayahnya atas kematian ibunya. Karena itu selama ini kim bum hanya dibesarkan oleh pengurusnya tanpa kasih sayang seorang ayah. Ayahnya tidak lagi menyempatkan waktu untuk sekedar menanyakan kabar kim bum. Namun kini, ayahnya tengah sakit, dan ia ingin kim bum menjenguknya. Rasanya memang tidak adil bagi kim bum. Namun apa boleh buat, so eun terus membujuknya dan akhirnya hatinya pun luluh.



*********************************************

Di rumah kim bum

“selamat datang tuan muda.” ujar pengurus lee yaitu orang yang telah dipercaya oleh ayahnya untuk mengurus semua yang ada di rumahnya.

“apa kabar pengurus lee.” sapa kim bum

“baik tuan, bagaimana dengan anda?” Tanya pengurus lee


“seperti yang kau lihat, aku semakin menikmati hidup terlebih ada seorang bidadari cantik yang ada di sampingku.” ujar kim bum

So eun mendengarnya pun malu dan mencubit pinggang kim bum.

“hahaha …. Selamat yah anda sekarang sudah menemukan seseorang yang memang pantas untuk anda tuan muda.” ujar pengurus lee

“ya sama – sama pengurus lee.” ujar kim bum


Pengurus lee pun mengantar kim bum menuju kamar ayah kim bum yaitu lee jung gil. Ia tengah berbaring tertidur. Kim bum pun mendekatinya seorang diri tanpa ditemani so eun. Karena so eun merasa ini adalah intern antara kim bum dan ayahnya. So eun hanya mengintipnya dari balik pintu kamar bersama pengurus lee.



Kim bum tidak berani membangunkan ayahnya yang terlihat sangat lelap sekali. Ia duduk di samping ayahnya, dan terus memandangnya. Wajah yang sudah terlihat tua dan letih. Ada rasa iba menyelinap di hati kim bum. Perasaan sayang itu masih ada.


Setengah jam berlalu akhirnya ayah kim bum pun bangun. Ia kaget karena kim bum sudah ada di sampingnya. Begitu pula kim bum yang melihat ayahnya telah bangun. Sebenarnya ia belum siap untuk bertemu lagi dengan ayahnya. Namun ia sudah terlanjur berada di sana.

“bum … akhirnya kau datang.” ujar ayah kim bum, lee jung gil.

“iya,” gumam kim bum


Lee jung gil pun berusaha untuk bangun, kim bum yang melihatnya reflek membantunya. Terasa sekali kim bum memperhatikan ayahnya yang sudah tua itu. “terima kasih nak.” ujar ayah kim bum.


Kim bum masih tanpa ekspresi, sejujurnya ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia butuh seseorang untuk menghilangkan suasana canggung ini. Ia butuh so eun.


“bukankah aku memintamu kemari bersama dengan calon istrimu? Ke mana dia?” Tanya ayah kim bum.

“ah dia …. Dia ….” belum sempat kim bum melanjutkan kata – katanya. Sebuah ciuman hangat mendarat di keningnya. Terasa damai. Sesuatu yang rindukan selama ini.

“maafkan aku karena telah menyia – nyiakanmu selama ini.” ujar pak jung gil dengan linangan air mata. “aku harap kau memberiku kesempatan untuk lebih dekat dan mengenalmu lebih dalam seperti dulu lagi.” tambahnya.


Kim bum pun mengangguk, kini ia merasakan kedamaian berteman lagi dengan ayahnya. Sesuatu yang sangat ia rindukan. Dipeluknya tubuh ayahnya yang renta itu dengan penuh kasih sayang.

“aku merindukan kata – kata itu nak.” ujar ayah kim bum


Kim bum pun berusaha membuka mulutnya, mengucapkan sebuah kata yang selama ini tidak lagi ia katakan, sebuah kata yang sebenarnya selalu ingin ia ucapkan “aboji …” gumam kim bum.


So eun dan pengurus lee yang melihatnya dari balik pintu pun ikut menangis terharu melihat pemandangan mengharukan tersebut.


“nak, segeralah kau menikah sebelum ayahmu yang tua ini meninggalkanmu.” ujar ayah kim bum.

“jangan bicara seperti itu, lagipula kau harus membayar hutang 15 tahun menyia – nyiakanku. Karena itu kau harus hidup lebih lama lagi.” ujar kim bum

“manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan pula yang berkehendak. Aku ingin kau segera mendapatkan pendamping agar kau tidak lagi kesepian. Dan wanita itu haruslah yang benar – benar kau cintai dan yang mencintaimu.” ujar ayah kim bum.

Kim bum pun mengangguk tanda mengerti. “aku sudah menemukannya, dan aku akan berusaha untuk mendapatkannya, aboji.” ujar kim bum.

“aku akan mendoakanmu nak, karena aku yakin kau pasti mendapatkan yang terbaik.” ujar ayah kim bum.



*********************************************

“hatchim …..” terdengar suara bersin ji yeon.

Seung ho pun tertawa mendengarnya namun kemudian “hatchim …” seung ho pun ikut bersin.

“hahahah …” tawa mereka pecah. Hari ini kencan pertama mereka. Ji yeon dan seung ho pergi berjalan – jalan. Mereka tidak peduli dengan tatapan orang – orang di sekitar yang mengenali mereka.


Ji yeon menarik seung ho kesebuah toko ikan. Ji yeon menunjuk sepasang kura – kura brazil. “seung ho aku mau ini.” ujar ji yeon manja.


Seung ho pun mengangguk dan membelikannya untuk ji yeon.

“ini untukmu dan ini untukku. Kau harus menjaganya. Karena kalau kau merindukanku kau bisa melihat kura – kura ini sebagai penggantiku.” ujar ji yeon.

“hahahah …. Kalau begitu akan aku beri nama kura – kura ini ji yeon.” Ujar seung ho menggoda ji yeon.

Ji yeon terlihat cemberut “apa aku ini mirip kura – kura.” ujar ji yeon.

“kan tadi kau bilang kalau aku merindukanmu anggap saja kura – kura ini adalah kau.” ujar seung ho

“ciih … kalau begitu aku juga akan menamai kura – kura ini seung ho.” tukas ji yeon.

“hahahaha … baiklah aku menyerah, terserah kau saja sayang.” ujar seung ho sembari mengerdipkan sebelah matanya genit.



**************************************

Malam terakhir we got married.

Hari ini so eun dan kim bum telah selesai berkemas membereskan semua barang – barang mereka dari rumah mereka bersama untuk pulang ke rumah masing – masing. Terasa berat memang tapi kontrak we got married telah habis. Dan hari ini adalah malam terakhir bagi mereka.


So eun dan kim bum pun bergegas ke studio MBC Channel untuk syuting terakhir we got married secara live. Setelah tiba di sana, so eun langsung digiring manajer hwang ke ruang make up begitu pula dengan kim bum. Mereka didandani serasi sekali.


Mereka menggunakan pakaian senada, so eun memakai gaun berwarna merah dan kim bum memakai jas dengan kemeja merah.



Di rumah lulu

Sekalian untuk merayakan keberhasilan mereka bertiga, mereka pun seperti biasa menggelar pesta piyama dan kali ini di rumah lulu. Berbagai cemilan pun telah disiapkan. Malam ini mereka berencana untuk menonton bersama episode terakhir We Got Married season ini.

“aduh aku gk sabar nunggu acaranya mulai.” ujar nden

“iya aku juga, semoga akan berakhir dengan indah seperti halnya persahabatan kita.” ujar lulu

“iya benar, semua yang berawal baik pasti akan berakhir baik pula.” tambah rahmi.

Mereka pun saling berpelukan dan tertawa bersama menikmati malam dan semua kebersamaan – kebersamaan mereka.



Kembali ke MBC’s studio....

“Selamat malam semuanya, bertemu lagi dengan saya dae dan rekan – rekan saya icha, nisa, dan juga fitri. Dan malam ini mari kita sambut pasangan terbaru kita, kim sang bum dan kim so eun.” ujar dae membuka acara.

Kim bum dan so eun pun hadir ke tengah panggung dan dipersilakan duduk oleh keempat komentator tersebut.

“apa kabar?” Tanya fitri

“kami baik – baik saja.” jawab kim bum

“kalian terlihat bersemangat sekali malam ini yah,” ujar nisa


“tentu saja kami bersemangat, walaupun ini malam terakhir kami di we got married, tapi karena acara inilah kami bertemu.” ujar so eun

“ah iya benar, baiklah sekarang mari kita lihat cuplikan – cuplikan kalian dari episode 1 sampai episode kemarin.” ujar Icha.


Beberapa saat mereka melihat cuplikan kegiatan mereka, dari saat mereka bertemu dimulai dengan pertengkaran di restoran, kemudian saat mereka sibuk berbenah di rumah baru mereka, saat mengasuh yoo geun, dan masih banyak lagi kenangan – kenangan yang terekam saat itu.


“kenangan apa yang paling berkesan saat kalian mengikuti acara ini?” Tanya dae

“menurutku saat kami mengasuh yoo geun, karena jujur saja aku sangat menyukai anak kecil. Dan dia sungguh sangat lucu. Bahkan sampai sekarang aku merindukannya.” ujar so eun.

“lalu kau kim bum?” Tanya fitri


“semua kenangan bersama so eun sangatlah berkesan.” ujar kimbum. So eun tersipu malu saat mendengarnya.

“hmmm … sepertinya terjadi cinlok nih di sini.” ujar nisa memancing – mancing keadaan.

“itu sepertinya tidak perlu diragukan lagi.” tambah icha

“tapi sepertinya kita punya kejutan untuk so eun.” ujar dae

“apa itu???” gumam fitri


So eun pun terlihat penasaran, ia memandang kim bum. “apa ?” Tanya so eun pada kim bum, namun kim bum menggeleng karena ia pun tidak tau apa kejutan itu.


Tiba – tiba datang peri soeul membawa seorang anak kecil. Yoo geun. *muncul lagi nih peri setelah sekian part gak ada* So eun yang melihatnya langsung berdiri dan setengah berlari menuju yoo geun.


Ia pun menggendongnya dan mendekapnya. “aku kangen sekali sama kamu.” ujar so eun. Kim bum pun hanya tersenyum melihat so eun.


“wah so eun sangat menyukai anak kecil yah.” ujar nisa

“iya benar, dia sangat menyukai anak kecil, jiwa keibuannya terpancar sekali.” tambah icha.

So eun pun tersenyum berseri – seri.



Perbincangan hangat pun terus terjadi, namun beberapa saat kemudian kim bum meminta waktu pada mc untuk mengungkapkan sesuatu. “bisakah aku mengatakan sesuatu?” ujar kim bum

“tentu saja silakan.” ujar dae mempersilakan.



Kim bum meraih sesuatu dari dalam sakunya. Kotak berwarna merah itu terbuka dan terlihat sebuah cincin cantik berdiam di sana. Kimbum pun menatap so eun lekat. Ia mulai menghela nafas “so eun maukah kau menikah denganku?” ujar kim bum.


So eun kaget mendengar kata – kata kim bum yang tiba – tiba saja mengatakan hal seperti itu. Terlebih di depan semua orang dan disaksikan oleh seluruh masyarakat korea.


“aku memilihmu untuk menemaniku di kala siang tak lagi bermentari, dan malam tak lagi berbintang. Aku memilihmu dengan segenap hatiku memintamu untuk hidup bersamaku. Jadi apa jawabanmu?” tambah kim bum.

“terima … terima ….. terima ….” sorak sorai penonton terus menyemangati kim bum berharap so eun akan menerima pinangan kim bum.


So eun pun mengangguk dan setuju dengan pernyataan kim bum. Kemudian kim bum pun memasangkan cincin tersebut dijari manis so eun tanda pengikat bahwa so eun adalah miliknya. *berdoa semoga menjadi kenyataan, AMIIIN*



**********************************************

Beberapa bulan kemudian

So eun tengah asyik fitting gaun pengantinnya ditemani oleh ji yeon di butik milik ibunya. Ia memang mempercayakan gaun pengantin dan pakaian kim bum pada ibunya.

“ji yeon apa kau mau mencoba salah satu gaun pengantinnya?” tawar ibu so eun

“ah tidak usah eomma, lagipula yang akan menikah kan so eun.” ujar ji yeon.


“tak apa, ini supaya kau bisa mengerti perasaan so eun saat ini. Ayo pilihlah salah satu gaun dan cobalah pakai.” ujar ibu so eun


Ji yeon pun mengikuti keinginan ibu so eun, ia menjatuhkan pilihannya dan sebuah gaun dan mencobanya di kamar ganti.


Setelah beberapa lama kimbum beserta seung ho pun tiba di butik tersebut. Mereka pun masuk. Kebetulan saat kim bum masuk, tirai kamar ganti so eun pun di buka, kim bum menatapnya takjub.


Ia melihat pengantinnya begitu cantik. Kim bum pun menghampirinya dan berbisik “sebenarnya kau tercipta dari apa sehingga bidadari pun merasa tidak lebih cantik darimu.” So eun pun hanya tertawa geli mendengar pujian kim bum.



“so eun ..” ujar ji yeon keluar dari kamar gantinya.

Kini giliran seung ho yang terpesona melihat ji yeon memakai gaun pengantin. Ji yeon kaget karena seung ho dan kim bum sudah datang. “seung ho kau sudah datang?” Tanya ji yeon.


Seung ho tidak bisa berkata apa – apa. Ia gugu tercekat karena terpukau melihat ji yeon “rasanya aku juga ingin segera menikah.” ujar seung ho tiba – tiba dan membuat suasana menjadi riuh tertawa.



TO BE CONTINUED



Cukup sekian dulu ya WGM part 14nya.....

Tunggu WE GOT MARRIED part 15 final part.... coming soon.... *kemungkinan habis lebaran*

Jangan lupa, setelah baca, tinggalkan komen kalian ya..... kamsahamnida chingudeul.....



Dengarkanlah wanita pujaanku

Malam ini akan kusampaikan

Hasrat suci kepadamu, dewiku

Dengarkanlah kesungguhan ini


Aku ingin mempersuntingmu

Untuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu


Dengarkanlah wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci, satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini


Aku ingin mempersuntingmu

Untuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu

(Yovie n’ Nuno – Janji Suci)


1 komentar:

Essy Afrianti mengatakan...

kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

Posting Komentar