Kamis, 26 Agustus 2010

4 Loves 1 True Love Part 9 (Confession... Saranghaeyo!!!!)

2 PART TERAKHIR



Annyeong mates…chingu…eonnie..saeng..

Ketemu lagi sama FF aku yang makin hari makin gak nyambung ini..

Langsung aja dech.. enjoy this





So eun terlihat sedang duduk terdiam di sebuah kursi dikamarnya. Wajahnya benar-benar sangat murung, matanya sayup setelah mendengar permintaan Tuan Lee padanya. Ditatapnya foto sang ibu. “Eomma… apa yang harus aku lakukan??? Aku tidak tahu”. Ucapnya lirih. “Apa aku harus mengatakan hal itu padanya??? Tapi aku tak kuasa… di satu sisi Tuan Lee sudah aku anggap kakekku sendiri… tapi disisi lain.. aku tak ingin membiarkan orang yang aku sayangi menikah dengan orang lain. Eomma… sekarang aku sangat membutuhkanmu untuk menjadi sandaranku”. Ucap so eun dengan air mata yang mulai mengalir dari pelupuk matanya. “Namun sepertinya.. aku harus mengambil keputusan… semoga jalan yang ku ambil tidak salah”. Ucap so eun. diapun segera beranjak menuju ranjangnya, membaringkan tuubuhnya dan berusaha memejamkan matanya, namun entah mengapa bayangan wajah kim bum saat menangis terus menerus ada dalam bayangnya. “Aku tidak ingin dia menangis kembali”.


***



Sementara itu dikamarnya yang berada di lantai 3. Kim bum tengah duduk diatas ranjangnya sambil sibuk menulis suatu catatan diatas selembar kertas. Dia menulis apa yang dirasakannya, dia meluapkan apa yang membuat dadanya sesak. Wajahnya sungguh sangat tidak bergairah. Diapun mengalihkan pandanganya dari kertas catatannya itu. “Apa aku harus mengatakan padanya??? Apakah ini benar??? Baiklah.. besok aku harus mengatakan jika aku menyukainya”. Ucap kim bum. Diapun segera menyimpan catatanya diatas meja disamping ranjangnya beserta bolpointnya. Diapun segera berbaring dan tertidur.

Keesokan harinya kim bum dan so eun terlihat duduk bersama di balkon kamarnya kim bum. Untuk beberapa saat mereka terdiam, kim bum merasa dia memang mempunyai salah karena telah mencium so eun. “Ada yang ingin aku kata..”. kompak keduanya. Mereka pun saling menatap dan kembali hadir kecanggungan. “Silahkan tuan duluan.. apa yang ingin tuan katakan?”. Tanya so eun. “Aniyo.. kau duluan saja.. aku akan mendengarkanmu dulu.. karena nanti kau yang harus mendengarkanku dengan serius”. Ucap kim bum yang berniat akan menyatakan perasaanya hari ini. So eun terdiam, rasanya dia sangat sulit untuk mengatakan hal ini pada kim bum, kata-katanya terhenti dipangkal tenggorokannya, ekspresi wajahnya mulai berubah, di sisi lain kim bum masih memajang gaya santai nya. “ayo..katakan..aku sudah siap!”. Ucap kim bum. “Tuan.. maaf jika saya lancang berkata ini pada Anda.. tapi melihat keadaan tuan Lee dan keadaan tuan sekarang ini.. apakah tidak terbesit niat Anda untuk menerima perjodohan ini?”. Ucap so eun, bagaikan mendengar suara petir wajah kim bum langsung berubah.

Kim Bum menatap so eun. “Apa yang baru saja kau katakan?”. Tanyanya kim bum tak percaya. “Terimalah perjodohan itu, demi Tuan Lee, demi Anda dan Keluarga Tuan Goh”. Ucap so eun dengan hati yang sakit. “Kau menyuruhku untuk menerima perjodohan itu??? Sungguh kau menyuruhku untuk itu?”. Tanya kim bum sambil menatap so eun. so eun tertunduk tak melihat. “Ternyata aku baru sadar sekarang kalau aku manusia paling bodoh!”. Ucap kim bum dengan nada kasarnya. So eun mulai berdiri, dia rasanya ingin lari dari tempat itu. Namun lagi-lagi kim bum menarik so eun. “Kau tahu.. aku begitu bodoh.. aku orang bodoh yang selalu menunggu.. mengharapkan kau menyuruhku untuk menolak perjodohan ini. Kau tahu aku tersiksa.. kakek, saudaraku, Ara-ssi menekanku untuk menerima perjodohan ini.. tapi kau tahu apa yang membuatku bertahan??? Karena masih ada seseorang yang kuharapkan menjadi sandaranku…. Menyuruhku untuk menolak perjodohan ini.. tapi ternyata orang yang kuharapkan adalah orang yang menyuruhku untuk menerima perjodohan ini”. Ucap kim dengan mata berkaca-kaca.



So eun terus menunduk, dia tak ingin kim bum melihat dia menangis.. rasanya dadanya sangat sakit. “apa tak pernah sekalipun kau menyukaiku?”. Tanya kim bum sambil memegang kedua lengan so eun. “Tuan lepaskna saya..!!!”. ucap so eun sambil berusaha melepaskan cengkraman kim bum. “jawab aku!!! Tatap mataku!!!”. Bentak kim bum dengan cengkraman yang semakin menyakiti so eun. so eun perlahan mengangkat wajahnya, menatap kim bum. “Tidak tuan”. Ucap nya berdusta. Kim bum sakit mendengar ucapan so eun. “Jadi kau benar ingin melihatku menikah dengan Ara-ssi?”. Tanya kim bum. “benar tuan”. Ucap so eun sambil terus menarik nafas berusaha membuat hatinya tak semakin sakit. “Apa kau akan bahagia jika aku bersamanya?”. Tanya kim bum. So eun memaksakan untuk tersenyum. “sa..saya.. saya bahagia tuan”. Ucapnya. “Kau begitu tega”. Ucap kim bum so eun kembali menunduk. “baiklah… kalau begitu kau bisa tersenyum bahagia melihat aku bersanding dengan Ara-ssi.. dan akan aku pastikan kau orang paling bahagia pengurus Kim”. ucap kim bum. So eun tak kuasa ingin menangis, ingin menjerit detik itu juga. “sekarang kau pergi dari sini!!”. Ucap kim bum sambil melepaskan cengkramannya dengan kasar, hingga so eun hampir terjatuh. “Aku tidak ingin melihat wajahmu!!!”. Bentak kim bum sambil memunggungi so eun. so eun berbalik dan memunggungi kim bum. Akhirnya air matanya terlupakan sudah, so eun menangis sambil tertunduk. Baru dua langkah dia berjalan kim bum kembali berbicara, “Pengurus Kim.. kau tidak tahu kan sesayang apa aku padamu.. kau tidak mau tahu bukan?? Tapi yang jelas sekarang aku tahu jika kau tak sesayang itu padaku”. Ucapnya. Hati so eun terasa sakit mendengar kata-kata kim bum. Diapun kembali melanjutkan langkahnya sambil terus menyeka air matanya.

So eun berjalan menuju teras belakang yang memang sangat sepi, dia menangis sendiri tak ada seorang pun yang menemani. Air matanya begitu mengalir. “Aku mohon.. aku tidak boleh menangis.. tapi hatiku rasanya sakit… maafkan aku..”. ucapnya dalam tangis, tiba-tiba hyun joong datang menghampiri so eun. “yang kau lakukan barusan adalah kesalahan terbesar”. Ucap hyun joong mengalihkan perhatian so eun, so eun menatap hyun joong, hyun joong duduk disamping so eun. “Tuan…”. Ucapnya lirih. “Aku ijinkan untuk beberapa saat kau menjadi dongsaengku.. kau bisa menganggapku oppa mu”. Ucap hyun joong. “Adik selalu bisa bercerita dengan kakaknya bukan..”. ucap hyun joong. “menangislah dihadapan kakakmu ini”. Sambungnya lagi. “maaf.. tuan air mataku tak bisa ditahan”. Ucap so eun. hyun joong mengelus rambut so eun. “pengurus Kim.. kenapa kau menyakiti adikku dan dirimu sendiri??? Kau salah jika kau menganggap ini pilihan yang terbaik, karena sebenarnya yang kau pilih adalah yang buruk”. Ucap hyun joong. So eun menatap hyun joong.



“Aku tahu kau menyukai adiku.. tapi kau menyuruh dia menerima perjodohan ini.. demi kakek????”. Tanya hyun joong. So eun menatap hyun joong. “ini tidak benar.. kejarlah cintamu jangan sampai kau menyesal pengurus Kim… kau seharusnya orang yang berada disamping kim bum”. Ucap hyun joong. “tapi tuan..”. elak so eun. “kakek biar aku yang selesaikan”. Ucap hyun joong. “kamsahamnida…”. Ucapnya sambil menangis. “temui adikku!!”. Perintah hyun joong, so eun mengangguk dan diapun bergegas menuju kamarnya kim bum. Dia berlari namun tidak ada kim bum dikamarnya. So eun mencari ke balkon kamar, kamar mandi, ruang santai dan ruang kerja dilantai tiga tapi tidak ada kim bum. “Kau dimana?? Aku ingin minta maaf”. Ucap so eun . diapun kembali menuju kamarnya kim bum, so eun pun melihat sepucuk kertas diatas ranjang kim bum. Itu adalah catatan yang semalam ditulis kim bum. So eun pun segera mengambil kertas itu lalu dia duduk dan membaca teliti kata perkata yang ditulis oleh kim bum.

Ringkih…

Mungkin kata ini yang paling tepat untuk menggambarkanku saat ini.

Aku dengar cinta membawa kebahagiaan, tapi mengapa disini kita menangis?

Aku menyakitimu.. kau pun menyakitiku.

Kita saling menyakiti, tapi sungguh yang ku tahu ini Cinta.

Aku menangis sendiri dalam gelap.

Aku tersesat hingga malam tak mengenaliku.

Disini tak ada sandaran agarku lebih tentram,

Tak ada pelukan agar ku lebih hangat

Aku membutuhkanmu saat ini Kim So Eun!

Tapi kau malah meninggalkanku..

Aku panggil kau dalam tiga desahan nafas

Yang disetiap hembusnya terangkai siluet wajahmu yang menari-nari di langit mimpiku

Aku biarkan kau masuk kedalam hatiku

Memberiku memori yang tak ingin aku lupa

Senyum dan keceriaanmu memberi semangat untukku.

Kau selalu berhasil membuatku jatuh cinta padamu

Tapi mengapa kau memilih pergi?

Adilkah ini?

Ya, Tuhan.. aku begitu menginginkan So Eun,

Inginku mendengar dia menyebut namaku..Kim Bum!

Tapi rasanya itu begitu sulit…

Ingin rasanya aku menjadi Kim Bum..yang bisa memiliki Kim So Eun

Bukan Tuan muda… yang hanya bisa menatap Pengurus Kim..

Tanpa bisa menggenggamnya… dan mendekap hatinya..

Tuhan.. dekatkanlah..hatiku padanya

Aku ingin keluar dari belenggu perjodohan ini

Tapi apa yang bisa ku perbuat..

Semua mendesakku untuk menerimanya..

Tapi aku tidak akan berhenti berjuang.. karena aku masih mempunyai satu harapan

Aku masih menunggu dia untuk mencegahnya..

Karena demi dia aku akan bertahan…

So Eun cegahlah aku!! Laranglah aku untuk menerimanya!!

Aku masih menunggu waktu itu.

So eun kembali menangis setelah membaca catatan kim bum. “kau..kau..ternyata lebih menderita daripada yang aku kira.. jeongmal mianhe… jeongmal mianheyo. Aku tak berada disapingmu aku tak bisa kau jadikan sandaran ketika kau sedih”. Ucapnya dalam tangis. “Sekarang kau dimana????”. Sambungnya lagi. So eun segara berlari menuju lantai bawah. Disana dia bertemu dengan pengurus Yong. “tadi saya melihat tuan Kim Bum pergi keluar.. dia menjalankan mobilnya dengan kencang. Sepertinya Tuan sedang ada masalah.. wajahnya murung sekali pengurus Kim”. ucap pengurus Yong, tak berlama-lama so eun pun langsung berangkat dari rumah. Ketika di gerbang tak sengaja dia berpapasan dengan Goh Ara yang sedang naik mobil, namun so eun tak menyadarinya. So eun keluar sementara Ara masuk. Dia datang menemui kakek.

Di ruang kerja kakek Ara tampak sibuk menjelek-jelekan so eun. “sepertinya kakek telah salah memilih seorang pengurus”. Ucap Ara. “apa maksud perkataanmu Ara-ssi?”. Tanya tuan Lee. “Pengurus Kim tak sebaik apa yang kakek pikirkan. Aku sedih melihat perubahan sikap kim bum-ssi padaku… dia menjadi dingin padaku.. dan kakek tahu siapa yang menyebabkan semua ini?”. Dusta Ara. Kakek menatap Ara sambil meletakan koran yang sedang dibacanya. “Itu semua karena pengurus Kim.. pengurus Kim yang selalu menggoda kim bum-ssi hingga dia berubah”. Fitnah Ara. “pengurus Kim????”. kaget kakek. “Ye hareboji..sebaiknya pengurus Kim dipecat saja.. aku takut… kakek marah… tapi kakek harus tahu yang sebenarnya.. pengurus Kim mengancam hubunganku dengan Kim Bum-ssi”. Ucap Ara. “Jeongmalyo????”. Ucap kakek tak percaya. Ara menunduk. “Kalau pengurus Kim membahayakan hubungan kalian.. akan kakek berhentikan pengurus Kim”. ucap kakek. “Ye.. kamsahamnida..asal kakek tahu.. pengurus Kim itu menyukai Kim Bum-ssi”. Ucap Ara. Kakek terlihat marah mendengar kata-kata Ara.



Sementara itu malam menyambut so eun yang tengah berjalan mencari kim bum. So eun tertuju pada satu tempat yang dia yakini kim bum berada disana. Di Pohon Bintang. Benar saja kim bum tampak sedang berdiri menatap kota seoul malam diatas sana. So eun melangkahkan kakinya beberapa langkah sampai dia memberhentikan langkahnya ketika melihat kim bum. Kim bum yang mendengar ada suara langkah kaki seseorang langsung berbalik. Ketika dia melihat so eun dia kaget, so eun tanpa basa basi langsung berlari memeluk kim bum. Kim bum kaget dibuatnya, matanya melotot kaget.



“jeongmal mianheyo…jongmal mianheyo.. aku telah berbohong padamu..”. ucapnya sambil terisak menangis. “Ada apa?? Maaf untuk apa?”. Tanya kim bum. “Aku telah berbohong.. aku tidak suka melihat kau dengan Ara-ssi.. aku tidak rela.. aku tidak akan bahagia.. hatiku sakit kau dijodohkan dengannya dan.. aku menyayangimu..aku menyayangimu..mianheyo..b..bu..bum-ah!”. Ucap so eun sambil memeluk kim bum erat. Kim bum bahagia mendengar pengakuan so eun, terutama ini kali pertamanya so eun memanggil namanya ‘bum-ah’. “Kau memanggil namaku??? Akhirnya kau memanggil namaku”. Ucap kim bum. “Mianheyo..bum-ah”. Ucapnya. “so eun-ah.. saranghaeyo”. Ucap kim bum sambil memeluk so eun dan mencium kening so eun.



***


So eun dan kim bum pun berjalan kaki menuju mobil yang berada dibawah. Karena jalan menuju pohon bintang tidak bisa diterobos menggunakan mobil. Sepanjang jalan so eun dan kim bum terus bergandengan. Senyum terus terpasang di muka keduanya, sesekali kim bum mengayunkan genggaman tanganya, tingkahnya sedikit terlihat manja tapi lucu juga, so eun hanya tersenyum. “boleh aku bertanya?”. Tanya so eun, kim bum menoleh menatap so eun. “mwo?”. “apa aku cantik???? Sehingga kau memilih untuk menyayangiku”. Tanya so eun. “kau tidak cantik”. Jawabnya singkat, so eun sedikit kecewa mendengar jawaban kim bum. “Bum-ah apa kau berharap untuk hidup denganku?”. Tanya so eun lagi. “Aniyo…”. Jawabnya sangat singkat, so eun mulai manyun. “baiklah ini pertanyaan terakhir.. apa kau akan menangis jika aku meninggalkanmu?”. Tanya so eun meyakinkan. “Aniyo…”. Jawab kim bum pasti. “Kalau begitu untuk apa aku berada disampingmu.. jika aku tidak berarti untukmu”. Kesal so eun.



Kim bum tersenyum melihat aksi so eun. “Waeyo???? Kau jangan marah seperti itu.. ne..ne.. so eun-ah, bagiku kau itu tidak cantik.. tapi kau indah. Aku tidak berharap untuk hidup denganmu.. karena aku hidup untukmu dan jika kau meninggalkanku aku tidak akan menangis, tapi aku akan mati”. Ucap kim bum, so eun terharu mendengar jawaban kim bum. “Kau masih marah?”. Tanya kim bum. So eun menggeleng. “Malam ini kita cari penginapan.. aku tidak mau pulang”. Ucap kim bum. Mereka pun naik mobil dan mencari penginapan. Tersisa hanya ada satu kamar lagi, itupun bukan dihotel tapi disebuah rumah penginapan kecil. “kau tidur dibawah.. dan aku diatas yah”. Ucap so eun, kim bum mengangguk. “bum-ah saranghaeyo..annyeong!!!”. ucapnya sambil memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian so eun sudah terlelap tidur, kim bum beranjak menuju ranjang so eun, diapun mendekat untuk mencium kening so eun. “so eun-nin annyeong!!!”.


***



Keesokan harinya mereka bangun dan didapatinya kim bum tengah tidur disamping so eun. *jangan negative…pakaian masih lengkap yah.. tidak terjadi sesuatu chingu* so eun terbangun duluan. “Aish,,, dia tidur disini juga”. Ucapnya. Kim bum pun ikut terbangun dan orang pertama yang dia lihat adalah so eun. “So eun-nin..annyeong!!!”. ucapnya dengan posisi masih tidur. “Masih pagi sudah gombal.. kau itu begitu mempesona..tapi melihatmu tidur seperti ini..dimataku tetap sama seperti orang biasa”. Ucap so eun. “Aku senang mendengarnya”. Ucap kim bum sambil mendekat mencium pipi so eun. “hei.. kau seenaknya menciumku.. kau belum mandi dan gosok gigi.. jorok sekali hidupmu”. Bentak so eun. “Ah.. pagi-pagi sudah mencium kekasihku..rasanya tak perlu mandi”. Ucap kim bum cengengesan. “tingkahmu semakin aneh saja..ayo sekarang cepat kau mandi!”. Ucap so eun sambil beranjak dari ranjang lalu melemparkan handuk. “kau itu harus lembut.. aku kan kekasihmu sekarang…”. Ucap kim bum menatap so eun. “bum-in.. mandilah..ayo..ayo…”. ucapnya lembut, kim bum tersenyum.

Siangnya sebelum pulang kerumah mereka pergi jalan-jalan dulu, mereka pergi membeli ice cream, makan, nonton film, sampai photobox. *hal-hal yang dilakukan mereka lazimnya orang lagi kencan*. Setelah selesai menyenangkan hati dan pikiran mereka pun siap untuk pulang dan mengaku pada kakek. Merekapun pulang, hyun joong, kim jun dan min ho menyambut mereka. Kim jun dan min ho yang sudah sadar meminta maaf pada So Eun. “Kau sudah siap menghadap kakek?’. Tanya kim bum pada so eun. “Bukannya sudah.. yang benar kalian harus siap menghadap kakek”. Ucap Kim jun. Malamnya sepulang tuan Lee dari kantor so eun di minta untuk menghadap ke ruang kerja Tuan Lee. Dia duduk diatas kursi yang langsung berhadapan dengan Tuan Lee.



“Saya mengaku bersalah tuan.. maafkan saya”. Ucap so eun dengan wajah menunduk. “Kali ini aku sangat kecewa denganmu pengurus Kim. kau pergi bersama cucuku bermalam pula”. Bentak tuan Lee dengan tatapan tajam. “josonghamnida..josonghamnida”. ucap so eun semakin menunduk. “Kau lancang sekali berbuat seperti itu.. kau menyukai cucuku bukan?? Padahal kau tahu dia sudah aku jodohkan dengan putri tuan Goh”. Ucap tuan Lee. “Saya mengaku bersalah.. saya menyukai tuan muda”. Ucap so eun. “Tahu dengan posisimu sendiri.. sepertinya benar apa yang dikatakan Goh Ara-ssi, kau lebih membahayakan dari yang aku duga. Dengan sangat menyesal aku memberhentikanmu mulai malam ini juga”. Ucap tuan Lee tegas. “Mwo??? Tuan apa Anda tidak bisa mempertimbagkannya lagi???”. Tanya so eun. “Keluarlah dari rumah ini!!!!”. Perintah tuan Lee. So eun menunduk menangis.


Beberapa saat kemudian so eun sudah siap pergi dengan kopernya. “Aku akan berbicara dengan kakek!!!”. Ucap kim bum, “Bum-ah jangan sekarang.. ini malah akan semakin membuat masalah”. Saran kim jun. “Hyung.. apa kau ingin membiarkan so eun keluar dari sini???? Aku tidak mau”. Ucap kim bum. “Nanti kita akan bantu.. pasti!! tapi tidak malam ini”. Saran min ho. “kalau begitu saya pamit”. Ucap so eun. “Malam ini kau akan pergi kemana?”. Tanya Kim Bum. “Sepertinya aku akan kembali ke warung Bonjuk”. Ucap so eun. “Itu tempat yang tepat.. Hye sun noona bisa menjagamu”. Ucap min ho. “Siapa itu hye sun noona?”. Tanya hyun joong. “ah… tidak penting jangan dibahas!!!”. Ucap min ho. “Untuk sementara aku akan ikut tinggal bersama hye sun eonnie”. Ucap so eun. “Ya sudah kalau begitu, biarkan mereka berdua.. kita keatas saja”. Ajak kim jun.



“Kenapa kau memilih pergi?? Kenapa kau memilih untuk meninggalkanku lagi?”. Tanya kim bum sambil membawa koper so eun. “aku lebih bersedia untuk pergi bum-ah”. Jawab so eun menatap lembut kim bum. “Waeyo??? kau tidak ingin bersamaku lagi?? Secepat inikah?”. Tanya kim bum. “Biarkan aku untuk menyayangimu… aku ingin menyayangimu bum-ah, dan dengan cara aku pergi dari sini aku bisa menyayangimu seutuhnya”. Ucap so eun, kim bum menatap so eun. “So eun-ah aku tidak akan melepaskanmu lagi”. Ucap kim bum. “Ne.. akupun begitu.. kalau kau ingin menemuiku kau bisa datang ke warung Bonjuk”. Ucap so eun. “Warung Bonjuk dimana aku tidak tahu”. Ucap kim bum. “Tanya pada tuan min ho pasti tahu”. Ucap so eun. “ya sudah aku harus pergi..jaga diri baik.baik”. ucap so eun dengan mata berkaca. “Kau yang harus menjaga dirimu baik-baik, selalu hubungi aku..”. ucap kim bum. “hm…”. Ucapnya sambil mengangguk. So eun pun pergi.

***

Seminggu telah berlalu, Ara datang kerumah kakek Lee. Di rumah kebetulan hanya ada hyun joong hari minggu ini. Kakek pergi bermain golf dengan rekan bisnisnya, Kim bum sepertinya sedang pergi menemui so eun, kim jun pergi entah kemana, hal yang sama juga terjadi pada min ho. “Semuanya ada acara masing-masing.. pasti mereka semua sedang berkencan” ucap hyun joong. “Annyeong oppa”. Sapa Ara manja. Hyun joong menoleh kearah Ara. “Kau ternyata”. Ucap hyun joong dingin. “Hyun joong oppa.. kau sepertinya tidak senang melihat kedatanganku”. Tanya Ara. “Sepertinya perasaanmu peka sekali”. Ucap hyun joong. “Kenapa harus dengan nada sinis?”. Tanya Ara. “Aku baru tahu jika kau wanita selicik itu…sungguh tak kusangka”. Ucap hyun joong. “Apa maksudmu?”. Tanya Ara. “Kau hebat.. hingga bisa membuat kakek memberhentikan pengurus Kim”. ucap hyun joong. “dia sudah berhenti???”. Heran Ara.

***

Kim Bum pun bersiap untuk pulang dari warung bonjuk. Dia tengah sibuk membelokan mobilnya, tak disangka Ara datang ke warung Bonjuk. Kim Bum dari mobil terus memperhatikan gerak-gerik Ara. Ara terlihat masuk kedalam warung dan menemui so eun. Mereka berduapun memilih mengobrol di meja paling samping yang langsung terlihat jelas dari luar. “Ada apa dia menemui so eun?”. batin kim bum yang memperhatikan dari luar. “Langsung saja kau ingin bicara apa?”. Tanya so eun. “Aku baru saja mendengar kabar bahagia.. ternyata kau diberhentikan oleh kakek Lee”. Ucap Ara. “Itu memang benar.. lantas kenapa?”. Tanya balik so eun. “Bukankah kau pernah mengatakan jika hanya kakek Lee yang bisa memberhentikanmu.. dan semua terbukti”. Ucap Ara. “Dan aku tahu ini ada campur tanganmu.. sebenarnya kenapa kau begitu membenciku?”. Tanya so eun. “karena kau dekat dengan calon suamiku.. kau harus ingat itu”. Ucap Ara. Tiba-tiba handphone so eun berbunyi, ada pesan dari Kim Bum.

Aku yakin padamu…

Kau akan mempertahankuan hubungan kita

Biarkan saja dia!!!

Sender : Kim Bum-ah

+0930035546xxxx



Setelah membaca itu, diluar sana kim bum langsung pergi pulang. So eun pun semakin yakin setelah membaca pesan dari kim bum. “Lepaskan kim bum-ssi.. lepaskan dia untuku dan demi kakek Lee”. Ucap Ara. So eun menatap “Aku tidak akan melepaskan kekasihku untukmu”. Ucap so eun. “Mworagoyo??????????? Kekasihmu???”. Kaget Ara. “Ne.. kekasihku.. jadi sekarang kau yang ku mohon jangan mengganggu hubungan orang lain!!”. Ucap so eun tegas. “Kau tahu kan dimana pintu keluarnya..silahkan keluar dari sini”. Ucap so eun. “Ah…sulit dipercaya.. jangan menghayal kau!!!”. Ucap Ara, so eun pun segera berjalan mendekati pintu dan membukakan pintu itu. “Jika kau tidak tahu pintu keluar.. ini aku tunjukan.. silahkan kau keluar dari warung ini”. Ucap so eun. Ara pun berjalan menghampiri So Eun. “aku akan mengingat penghinaan ini”. Ucap Ara. “Silahkan keluar!!”. Balas So Eun. Arapun segera keluar sambil terus menatap tajam So Eun. Dia yang akan menyebrang karena mobilnya diparkir diseberang warung, berjalan tanpa melihat jalan, tatapannya menatap tajam so eun, hingga dia tak sadar ada mobil di jalan itu yang sedang melaju kencang. So eun yang melihatnya sontak kaget. “Ara-ssi awas………..!!!!!”. teriak so eun, ketika menengok Ara yang shok melihat mobil malah tak bisa menggerakan tubuhnya. So eun yang melihat hal itu langsung berlari untuk menyelamatkan Ara.



^^ TO BE CONTINUED^^

Bagaimana akhir kisah kim bum dan so eun?

Apakah Ara atau So Eun yang selamat dalam kecelakaan itu???

Lalu apakah sikap keras kakek terhadap hubungan kim bum dan so eun bisa melunak?

Tunggu jawabannya di 4 Loves 1 True Love FINAL PART.

0 komentar:

Posting Komentar