Kamis, 12 Agustus 2010

4 Loves 1 True Love Part 6 (Tuhan.. Perasaan Apakah Ini?)

Annyeong mates..chingu..eonnie..saeng….

Adakah yang nunggu kelanjutan FF aku??

Langsung aja dech.. enjoy this


So eun terus berusaha memanjat bukit itu, bukit yang sebagian besar dipenuhi oleh batu-batu besar itu, dia terus berusaha meskipun dingin sudah semakin menusuk kulitnya. Udara memang semakin dingin, semakin tinggi tempat kita berpijak, hidungnya telah memerah, wajahnya mulai memucat bercapur keringat lelah, namun hasilnya nol, dia belum mendapatkan bunga eidelwes yang dia cari hingga bukit ke dua ini. “Hoh… aku sudah lelah sekali.. tapi aku masih belum mendapatkannya.. bagaimana ini.. hari sudah semakin gelap.. padahal tadi aku berangkat pagi”. Ucap so eun yang menganggap awan hitam tanda petang. Diapun memilih beristirahat dulu, dia duduk disebuah batu besar.

Sementara itu kim bum terlihat begitu panik, wajahnya benar-benar memperlihatkan gurat kekhawatiran, sesekali dia menarik nafas panjang dan menyimpan tangan kanannya di keningnya. “Kenapa kau selalu membuatku gila… pengurus Kim.. kali ini kau berhasil”. Ucap kim bum, dia tetap konsen mengemudi mobil namun matanya juga tetap melihat awan yang semakin mendung saja. “tuhan.. jagalah dia”. Ucap kim bum. Diapun tiba dikaki gunung Gwon. Mobilnya sudah terparkir di pos. “Tuan anda mau kemana??? Akan turun badai hujan.. maka kami sudah melakukan siaga 1 sehingga kami melarang anda masuk!”. Ucap penjaga pos di bawah. “aku harus masuk!”. Ucap kim bum dengan tegas. “anda tidak boleh masuk, ini demi keselamatan anda!”. Ucap petugas sambil menahan kim bum. “Aku tak perduli!”. Bentak kim bum dengan nada mulai meninggi. “Tapi tuan..”. bantahnya. “aku harus menyelamatkan seseorang… aku harus menyelamatkan dia!!!!!!!!!!!!!!! Kau mengerti!!!!!!!!!!!!”. Bentak kim bum, langsung saja dia menghempaskan tangan petugas ditubuhnya, dan berlari naik gunung.

So eun yang duduk diatas batu hanya terdiam lemas karena capek. “pengurus Yong ternyata salah… disini tidak ada bunga eidelweis.. aku harus mencariya kemana?”. Ucap so eun, dia pun menghembuskan nafasnya sambil menggosok-gosok kedua telapak tangannya. “ternyata jika melihat dari sini.. bisa melihat kota seoul dengan sangat jelas”. Ucap so eun. Tiba-tiba rintik hujan mulai turun, “gerimis??”. Ucapnya sambil melihat rintik hujan membasahi telapak tanganya. “PENGURUS KIM!!”. Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah belakang. So eun mendengar suara itu. Dia mulai mengerutkan keningnya, bertanya-tanya. “PENGURUS KIM!!”. Teriak kim bum lagi. “kenapa disaat seperti ini aku terus memikirkannya juga, suaranya selalu terngiang begitu jelas ditelingaku… tuhan otaku sudah rusak sepertinya!”. Ucap so eun yang tak sadar ada seseorang dibelakangnya. “PENGURUS KIM!!!! KAU SUDAH TULI?”. Teriak kim bum, “kenapa semakin jelas saja suaranya”. Ucap so eun, kim bum berjalan menghampiri so eun, so eun mulai berbalik kearah kim bum, dia tercengang melihat kim bum dengan desah nafasnya yang tidak beraturan. “Tuan muda??????????”. Kaget so eun dengan suara lemahnya. “Apa kau sudah benci hidup??? Apa kau mau mati?? Atau kau mau membuatku mati?”. Tanya kim bum dengan matanya yang berkaca-kaca. So eun terdiam sejenak, “tuan muda??? Tuan muda kenapa ada disini?”. Tanya balik so eun. “Kau ini kenapa selalu membuatku gila.. kenapa selalu membuatku khawatir.. selalu membuat jatungku ingin berhenti…Kenapa??? Kau tidak tahu kan sepanjang jalan dadaku terasa sakit, aku seperto orang bodoh… aku takut hal buruk terjadi padamu.. apa kau tahu itu!!!!!!!!!!!!”. Bentak kim bum dengan nada paling tinggi dari yang pernah dia lontarkan.So eun terperangah dengan sikap kim bum, namun tiba—tiba kim bum memeluk erat so eun.


So eun terdiam dengan posisinya. “tuhan… ada apa denganku ini???? Dia mendekapku dengan hangat.. dia memeluku dengan erat…kepalaku menyandar didadanya.. telingaku mendengar detak jantungnya yang tak beraturan….ada apa denganku?”, batin so eun. Kim bum terus memeluk so eun dengan air mata yang mulai menetes. “Mianhaneyo…”. Ucap so eun lirih, diapun ikut menangis. Kim bum pun kemudian melepaskan pelukanya. “kenapa kau melakukan ini?”, Tanya kim bum, “bunga eidelwes”. Ucap so eun. “kau benar-benar bodoh.. ayo sebaiknya kita langsung turun gunung.. akan sangat bahaya”. Ucap kim bum sambil berjalan, so eun mengikuti kim bum dari belakang dengan gaya polosnya. Benar saja hujan turun begitu deras, di bukit pertama hujan tambah deras saja, tubuh mereka sudah basah kuyup, so eun yang sedari tadi sudah kedinginan tambah dingin saja, sesekali kim bum melihatnya. “ini tidak akan berhasil dengan cepat.. kau kedinginan?”. Tanya kim bum, so eun terdiam. “kita harus cepat turun… kau yakin padaku???”. Tanya kim bum, so eun menganggguk lemah. “peganglah tanganku kalau kau yakin padaku”. Ucap kim bum. So eun menatap kim bum. “kalau terus berjalan beriringan denganmu.. 20 jam baru sampai dibawah.. ayo naik kepunggungku”. Ucap kim bum sambil jongkok didepan so eun. So eun kaget dengan aksi kim bum. “aniyo…”. Ucap kim bum, dia kembali berdiri dan melepaskan dulu jaket yang dia pakai. “ini nanti kau kerudungi tubuhmu dengan ini, dan sekarang cepat naik”. Ucap kim bum. Akhirnya so eun pun mau digendong kim bum. “aku merasa aman dan hangat jika berada di dekatnya..tuhan… tapi ini bukan perasaan…..????”. batinya. Kim bum berjalan begitu cepat.

Tibalah dia di pos penjaga, penjaga yang tadi masih ada disana ternyata. “Tuan.. anda???”. Tanyanya, melihat keadaan kim bum dan so eun pejaga menyurus mereka masuk pos dulu. Dia membawakan 2 gelas teh hangat dan sebuah handuk. “jadi nona ini yang anda cari?? Untung bisa ditemukan”. Ucap penjaga, so eun menatap polos padanya, kim bum mengangguk. “Dia kekasihmu?”. Tanya penjaga itu, kim bum menatap dingin. “oh.. maaf itu privasi kalian.. silahkan nikmati dulu teh nya.. saya keluar dulu”. Ucap penjaga. Tak lama mereka beristirahat merekapun kembal jalan, mereka pun pergi menuju toko pakaian dan membeli baju lalu langsung menggantinya.


***


“Jadi ini berkasnya”. Ucap mi ho sambil membaca berkas yang diberikan bawahannya. “Ye..”. jawabnya. “sudah lengkap dengan sejarahnya, menu makanan hingga pengelolanya”. Sambungnya lagi. “jadi sekarang hanya dikelola oleh seorang pemilik dan seorang pekerja wanita??? Warung miskin ternyata..kita lakukan survey ke Bonjuk”. Ucap min ho, dia dan bawahannya segera berangkat menuju rumah makan Bonjuk. 20 menit mereka lewati hingga sampailah mereka didepan warung bubur itu. “jadi ini yag menjadi saingan kita??? Menyedihkan sekali, ternyata warung kecil.. paling hanya ada 10 kursi didalamnya”. Ledek min ho. “Sekarang kau turun, berpura-pura menjadi pelanggan dan laporkan padaku rasa buburnya”. Perintah min ho. bawahannya pun turun dan masuk kewarung itu. Tak butuh wakktu lama selang 15 menit kemudian bawahannya sudah kembali kedalam mobil. “bagaimana?”. Tanya min ho dingin. “ saya boleh jujur?”. Tanya nya. Min ho mengangguk. “rasanya sangat enak, buburya terasa lembut dilidah.. rasanya gurih dan memiliki cita rasa tersendiri”. Ucapnya. “kau.. mau mengkhianati restoran kita””. Bentak min ho. “tadi anda memperbolehkan saya untuk jujur”. Ucapnya. “aku harus masuk kedalam”. Ucap mi ho.

Min ho langsung masuk kedalam, kebetulan bos sedang tidak ada, hye sun yang baru saja melayani pelanggan terakhir yang datang duduk santai di tempat. Min ho masuk dengan gaya arogannya. “mana pemilik warung ini?”. Teriak min ho, hye sun bangkit dan mereka saling kaget. “kau!!!”. Kompak keduanya. “dunia memang sangat sempit sekali.. sering sekali aku bertemu dengan wanita tua ini”. Bentak min ho, hye sun melotot. “jadi kau pemiliknya.. aku minta kau tutup warung ini kalau tidak ingin warung ini aku runtuhkan!”. Ucap min ho, “MWO??? Kau sudah tidak waras..??? seenaknya kau berkata seperti itu”. Teriak hye sun. adu mulut pun terjadi selama beberap menit, min ho yang emosi dibalas dengan emosi ala wanita dari hye sun menambah keruh, sampai akhirnya ada ide gila. “ah…aku sudah capek berdebat, begini saja.. kita taruhan saja.. kalau dalam seminggu ada yang bisa mengumpulkan pembeli bubur mencapai 300 pengunjung.. maka aku akan mengikuti perintahmu untuk pergi dari warung bubur ini dan menjadi juru masak bubur di restoranmu… namun jika warung ini yang menang maka kau tidak boleh menyentuh warung bubur ini dan satu lagi permintaan rahasiaku”. Ucap hye sun. “kau kira aku takut??? Baiklah.. setuju!”. Ucap min ho. “SEPAKAT”. Balas hye sun. min ho pun keluar dari warung bubur dengan segala keangkuhannya, namun ketika dekat pintu dia berpapasan dengan bos di warung bubur itu, dia menatap rendah. “siapa orang tadi?? Pelanggan? Kenapa gayanya begitu sombong?”. Tanya Ki bang. “Aku tidak tahu bos, orang gila ingin makan bubur disini”. Ucap hye sun sambil beranjak kedapur. “baru pertama kali aku melihat orang gila serapih itu?”. Tanyanya polos.

***


Disebuah tempat yang sepi dan hanya terdapat 2 pohon besar, lampu-lampu terpancar begitu indah dibawahnya. Malam yang begitu gelap tercahayai oleh bintang dan bulan malam itu. “dimana kita?”. Tanya so eun pada kim bum, kim bum segera keluar dari mobilnya, diikuti so eun. “wahhhhhhhhhhh indah sekali… lampu-lampu di kota terlihat begitu jelas?? Kita sedang ada diatas?”. Tanya so eun pada kim bum, kim bum menoleh. “ini tempatku.. tempat rahasiaku”. Ucap kim bum. “rahasia?? Tapi kenapa tuan mengajak saya?”. Tanya so eun. “ya.. karena kau orang pertama yang tahu tempat ini..hari ini kau cukup membuat perasaanku campur aduk.. dan aku harus menenangkan perasaanku.. dan perasaanku tenang jika aku ada disini, di pohon bintang”. Ucap kim bum, so eun giliran yang menatap kim bum. “kenapa kau begitu bodoh… mau mencari bunga eidelwes.. di gunung Gwon mana ada bunga itu”. Ucap kim bum dingin. “bukankah tuan yang meminta saya untuk mengambilkannya untuk tuan muda? tuan sudah lupa, bukankah tuan yang ingin melihat pengorbanan pengurusmu ini?”. Tanya balik so eun. Kim bum terdiam, namun dia berusaha menutupi apa yang ada dihatinya.

“Aku kira kau bisa pergi ke toko bunga untuk membelinya. Aku maksudkan kau mengorbankan uangmu”. Ucap kim bum berbohong. “tuan muda begitu sangat naïf, tuan pikir apa makna bunga eidelwees seperti itu??? Jangan menodai makna bunga itu hanya dengan uang”. Bentak so eun. Kim bum memandang tajam. “untuk mendapatkan bunga eidelwes kita harus berkorban melawan dinginya udara, terjalnya bukit, curamnya lereng, dan itu yang disebut pengorbanan yang sesungguhnya.. saya tidak pernah sedikit pun berpikiran untuk membelinya… karena saya ingin memberikan bunga itu pada tuan dari hasil pengorbanan saya”. Ucap so eun. “Tapi kau mau mengorbankan keselamatanmu?? Aku juga khawatir, pengurus Kim!”. Ucap kim bum. “pengurus Kim, apa kau menyukaiku?”. Tanya kim bum, so eun kaget mendengarnya. “Sekarang kita pulang saja sudah malam”. Ucap so eun mengelak. Merekapun pulang.


Hari H pertandingan pertama kim joon pun tiba, hari ini adalah hari minggu. Kakek yang sedang sakit tidak bisa melihat langsung, namun kakek akan menyaksikan lewat stasion TV yang menyiarkanya secara live. Sementara ketiga sepupunya dan pengurus Kim pergi ke lapangan. Kim Bum dan so eun terlihat sama-sama sedang flu. “Kalian berdua.. kenapa seperti ini…”. Ucap min ho menatap cemburu pada keduanya. “doakan aku yah!”. Ucap kim joon. “Tuan muda FIGHTING!”. Spontan so eun dengan mengepalkan tangan kanannya. “Gomawoyo..”. ucap kim joon dengan menatap lembut so eun. “apa-apaan dia”. Bisik kim bum, hyun joong dan min ho ikut—ikutan menatap dingin. “Joon-ah!!! Semoga berhasil”. Ucap min jung di seberang. “min jung-ah.. mau menyaksikan pertandingan pertama sepupumu yah?? dukung aku juga!”. Ucap kim joon akrab. “tentu.. aku juga akan mendukungmu.. ingin melihat permainan cantikmu”. Ucap min jung. “aku baru tahu kakaku juga digerumuti wanita.. kenapa hari ini dia begitu laku dipasaran wanita?”. Ucap min ho dingin. Pertandinganpun dimulai.

Tepat pukul 5.30 p.m pertandingan selesai. Dan Tim-nya kim joon menang, terlihat kesenangan terpancar. Kim joon begitu antusias sekali, dia langsung berlari ke menuju tempat istirahat. Disana ketiga saudaranya dan pengurus Kim telah menanti, selain itu ada min jung juga. “yeyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”. Teriak kim joon. Ketiga saudara nya tersenyum, namun tiba-tiba kim joon memeluk so eun sambil memutar. “aku menanggggg!!!”. Teriaknya. Ketiga saudara nya, min jung serta so eun pun kaget dengan aksi kim joon. Tatapan kim bum dan min ho paling tajam. “Tuan muda..sudah sudah…”. Ucap so eun kaku. “maafkan aku.. aku terlalu bersemangat!! Pengurus Kim aku menang… kau senang?”. Tanya kim joon. “Ye.. pasti saya sangat bangga pada tuan..dan sangat senang melihat tuan begitu gembira hari ini”. Ucap so eun. “Hyung.. selamat yah”. Ucap hyun joong sambil memberikan pelukan diikuti min ho dan kim bum. “Gomawoyo…”. Ucap kim joon. “joon-ah!!! Selamat yah…”. Ucap min jung meskipun dengan rasa sakit hatinya. “Gomawo…”. Ucap kim joon dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya. “Bro!!! sukses.. tim kita sukses!!!”. Sambung jung min. “Woi..bro!!!daebak!”. sambut kim joon. Tak lama mereka pun pulang kerumah.

Beberapa hari kemudian so eun terlihat sedang duduk santai di balkon belakang, karena sudah beberapa hari tak berhubungan dengan hye sun diapun menelepon eonnie nya yang satu itu.


*yeoboseyo…*

*Eonnie.. kau kemana saja tak ada kabar sama sekali, bogoshipo!!*

*sso-ah… mianhe, aku sedang sibuk, makanya aku jarang menghubungimu*

*Oh.. banyak pelanggan yah di warung bubur?*

*Ya begitulah.. selain itu aku juga sedang sibuk memasang famplet bubur*

*sedang ada promosi besar-besaran yah?? Wah.. daebak!*

*Aku sedang ada urusan..makanya seperti ini, saeng..doakan aku semoga sukses*

*tentu.. memangnya ada apa,, ada masalah dengan warung bubur?*

*mm… pokoknya aku harus menang.. tutup dulu teleponnya yah.. annyeong*

*o…ne, annyeong eonnie*


Selesai menelepon hye sun, tibalah min ho, dia berdiri di belakang so eun. “apa yang sedang pengurus Kim lakukan disini???”. Tanya nya dingin. “Tuan muda.. tidak saya sedang duduk saja, kebetulan tugas saya belum ada”. Ucap so eun. “pengurus Kim, aku mau bertanya sesuatu”. Ucap min ho, so eun menatap datar. “sepertinya kau dekat sekali dengan ketiga saudaraku”. Tanya min ho dengan nada jutek. “apa maksud tuan muda?”. Tanya so eun mulai bingung. “Ya.. aku melihat kau dekat dengan ketiga saudaraku.. apa kau menyimpan rasa pada kami?”. Tanya min ho, so eun kaget dengan pertanyaan min ho. “Tuan.. sepertinya anda..”, belum selesai so eun berbicara min ho sudah memotongnya. “ya.. aku pikir juga jika kau menyukai kami berempat maka pasti aku yang kau sukai, secara aku terkenal dikalangan wanita..dan aku keren”. Ucap min ho PD, penyakitnya mulai keluar. “Saya hanya pengurus dan kalian semua adalah tuan muda saya, saya tak pernah berpikiran untuk mendapatkan tempat lebih diantara kalian, apa hebatnya saya”. Ucap so eun. “kau jangan mengelak pengurus Kim, buktinya kau mau mengurusiku waktu sakit, apa itu bukan bukti kau menyukaiku”. Kukuh min ho. “saya seperti itu, karena itu memang tanggung jawab saya, tuan muda adalah majikan pribadi saya, sudah sepantasnya saya melakukan hal itu”, jelas so eun. “baik kalau kau tak mau mengakui, tapi suatu saat aku bisa membuktikan kalau kau menyukaiku”, ucap min ho sambil berjalan menjauhi so eun. “aku lama-lama gila, kenapa akhir-akhir ini banyak yang bertanya perasaanku pada mereka”. Kesal so eun.

***


Sementara itu di kediaman Goh Ara, dia terlihat sedang melamun di ruang tengah, tiba ayahnya datang menghampiri. “apa yang sedang puteri ayah lamunkan?”. Tanya ayahnya. “Aboji!!”. Sambut ara, “Apa kau sedang memikirkan seseorang?”. Tanya ayahnya, ara mengangguk. “apakah dia salah satu cucu tuan Lee Jeong Gil?”. Tanya ayahnya lagi. “ayah kenapa bisa tahu??? Ne.. aku aku sedang memikirkannya”. Ucap Ara dengan gaya manjanya. “jadi benar gossip yang mengatakan kau dan dia ada hubungan?”. Tanya ayahnya. “Ne.. kami memang dekat, sering berjalan bersama bahkan keluar untuk minum kopi”. Dusta Ara. “ternyata hubungan kalian sudah seserius itu, ayah tidak menyangkanya”. Ucap ayahnya. “kami sebenarnya sudah sangat dekat.. tapi kami masih malu untuk mengatakan pada keluarga, maka dari itu, ayah cobalah berbicara dengan Kakek Lee”. Ucap ara dengan seribu dustanya. “tapi kalau berniat, seharusnya Tuan Lee yang berbicara dengan ayah.. Tuan Lee kan ada dipihak pria”. Ucap ayahnya keheranan. “ayah..!!! ayo temui dan berbicaralah dengan Kakek Lee”. Ucap Ara, “Baiklah.. nanti kalau ada wakktu luang, ayah sempatkan”. Ucap ayahnya.

***


Siang itu hye sun dan min ho tampak duduk serius di sebuah tempat. “sudah satu minggu bukan… sekarang kita sama-sama melihat hasilnya”. Ucap hye sun. “baiklah…”. Ucap min ho. “kemarikan berkas jumlah pengunjung di restoran kita!”. Ucap min ho pada bawahannya, bawahannya pun memberikan berkas itu pada min ho. “Kau tidak curang bukan?”. Tanya hye sun. “kurang ajar sekali kau berkata seperti itu, aku lelaki terhormat… tidak mungkin melakukan hal sepicik itu”. Ucap min ho, mereka berdua sama-sama melihat berkasnya. “yeyyyyyyyyy!!!!”. Teriak hye sun. “pelanggan ku selama satu minggu ada 279 pelanggan.. aku menang”. Ucap hye sun. “mwo?? Apa tidak salah. Jadi seminggu pelanggan direstoran kita yang memesan bubur hanya 195 orang saja? sialan”. Ucap min ho yang terpaksa harus mengakui kekalahannya. “baik aku akui kekalahanku… aku tidak akan mengusik warung ini”. Ucapnya. “baguslah… kalau kau mengakuinya”. Ucap hye sun. “ lalu apa permintaan rahasiamu?”. Tanya min ho. “mmm…..Kita berkencan, bagaimana?”. Tawar hye sun. “hey.. itu sama sekali tak ada hubungan dengan restoran.. kau itu wanita tua tak tahu malu… aku masih mempunyai kualifikasi wanita yang bisa berkencan denganku”. Bentak min ho. “Aku yakin kau bukan seorang pengecut yang mengingkari janjimu sendiri”. Ucap hye sun. “oh… dasar wanita tua, sepertinya kau memang menyukaiku”. Ucap min ho. “kau salah!! apa susahnya kita berkencan satu hari”. Ucap hye sun. “OK!!! Aku terima”. Ucap min ho sambil pergi dari tempat itu.


Semalaman min ho terus berpikir dengan keras, dia ingin membuat kencan ini tidak nyaman, “aku tidak mau berkencan dengannya.. dasar gila”. Ucap min ho. “ah.. aku punya ide, aku akan membuat kencan ini tidak benar..dan aku juga harus membuktikan kalau pengurus Kim menyukaiku”. Ucap min ho. keesokan harinya min ho meminta so eun untuk ikut dengannya, awalnya so eun ragu, dia takut min ho sama kasusnya dengan kim bum yang mengajak dia kabur. “Baiklah.. kalau kau takut dan ragu.. maka aku akan mengajak satu saudaraku juga”. Ucap min ho. “supaya kau yakin aku tidak akan melakukan hal aneh”. Ucap min ho, so eun mengangguk.


Min ho pun menemui hyun joong. “Hyun joong-ah kau mau kan menemaniku menemui temanku hari ini?”, Tanya min ho. “Tumben kau memintaku menemanimu, lagi pula aku tidak bisa.. hari ini aku harus pergi ke acara pernikahan HwangBo”. Ucapnya. “oh..iya aku lupa, tak apa kan aku tidak pergi kesana.. aku ada urusan”. Ucap min ho. “tak apa.. ya sudah kau ajak saja yang lain”. Ucap hyun joong. Sekarang min ho beranjak menuju kim joon di kamarnya. “aku tidak bisa, hari ini rencananya aku dan tim ku mau merayakan pesta kemenangan kami, aku mau berkemah di Gunung Nam”. Ucap kim joon. “ya sudahlah..”. ucap min ho mulai putus asa. “kalau anak paling bontot itu tidak bisa aku ajak.. aku gagal ingin melihat ekspresi cemburu pengurus Kim”. Ujar min ho sambil berjalan menuju kamarnya kim bum. Awalnya kim bum terus menolak, dia tak mau ikut pergi. “Hei.. bum—ah, kalau kau tidak mau ikut, aku pastikan foto-foto pribadimu tersebar di internet”. Ancam min ho. “Hyung… kau ini sedang mengajaku pergi atau mengancamku???”. Tanya kim bum. “terserah kau mau mengartikan apa.. yang jelas kau haru ikut”. Ucap min ho. “baiklah..”. Ucap kim bum kesal.

Mereka bertiga pun berangkat, kim bum sesekali melihat so eun. “sebenarnya kita mau kemana?”. Tanya kim bum dingin. “Diam saja.. nanti kau juga tahu”. Ucap min ho dengan senyuman liciknya. Akhirnya dua mobil gagah berwarna merah dan orange itu terparkir disebuah tempat ramai. “gila, aku tak menyangka dia memilih tempat ini.. kita bisa ketahuan”. Ucap min ho. “hyung sebenarnya untuk apa kita kemari?”. Tanya kim bum jengkel. “Diam saja kau!”. Bentak min ho. “tuan.. ada seseorang yang sedang anda tunggu yah?”. Tanya so eun. “ne”. jawab min ho. “kau pasti akan cemburu mengetahui yang datang itu seorang perempuan.. ku tunggu reaksimu”. Batin min ho. tak lama datanglah orang yang dituju, “kenapa banyak sekali orang?”. Batin hye sun. ketika sudah mendekati. “Kya… sso-ah”. Teriak hye sun. “eonnie…”. Sambut so eun, mereka berduapun berpelukan. Min ho kaget melihat keduanya. “apa-apaan ini.. mereka saling mengenal???”. Batin min ho dengan mata melototnya. “kenapa banyak orang?”. Tanya hye sun pada min ho. “eonnie kenapa ada disini?”. Tanya so eun. “sebenarnya kita mau apa kemarin?”. Tanya kim bum keanehan. “kita..kita..kita akan kencan ganda”. Ucap min ho yang kacau karena semuanya tak sesuai dengan yang dia harapkan. “MWO? KENCAN GANDA????”. Teriak kim bum dan so eun.

^^ To Be Continued^^


Bagaimana kelanjutan kisahnya?? Apa yang terjadi selama kencan ganda itu?? Apakah so eun akan cemburu melihat min ho dengan hye sun, atau sebaliknya min ho yang cemburu melihat so eun dengan kim bum??? Lalu masalah Goh ara??

Tunggu kelanjutanya di 4 Loves 1 True Love Part 7.

0 komentar:

Posting Komentar