Minggu, 22 Agustus 2010

4 Loves 1 True Love Part 8 (Pengurus Kim, aku butuh bantuanmu)

3 PART TERAKHIR



Annyeong mates…

Kembali lagi dengan FF ku..

Yang udah gak sabar pengen baca langsung aja..

Enjoy this….



***




Wajah kim bum terlihat pucat, kakek duduk dengan segala kewibawaanya. Kakek menatap kim bum sebagai pria dengan pria. “Kenapa reaksimu seperti itu?”. Tanya kakek Lee sambil meminum air yang sudah dibawakan pengurus Kim. “Perjodohan??? Aku dijodohkan dengan Goh-Ara??? Kenapa hareboji setega ini terhadapku?”. Ucap kim bum dengan wajah kesalnya. “Apa maksud perkataanmu?”. Tanya kakeknya heran dengan kim bum. “Kenapa aku harus dijodohkan??? Kenapa aku?”. Tanya kim bum. “Bukankah kau dengan Nona Goh sudah saling dekat.. kakek hanya menjembatani hubungan kalian”. Ucap kakeknya. “Hubungan kami yang mana??? Hubungan pertemanan kami???”. Ucap kim bum dengan nada mulai naik. “Bum-ah.. apa maksudmu??? Bukankah kalian berpacaran?? Tuan Goh sendiri yang datang menemui kakek. Jangan mempermalukan kakek seperti ini”. Ucap kakeknya dengan nada serius. “Aku tidak menerima perjodohan ini!”. Ucap kim bum dengan tegas. “Bum-ah.. kau tidak sopan sekali, berbicara dengan kakek dengan nada tinggi seperti itu… bukankah kau lelaki terpelajar, dimana sopan santunmu?”. Bentak kakek, sepertinya penyakit beliau mulai kumat, tangan kanannya dengan sigap mengelus dada sebelah kirinya.



Kim bum beranjak duduknya, dia menatap kakek. “Kenapa diantara kami berempat harus aku yang dijodohkan??? Kenapa harus aku yang tak boleh memilih masa depanku?”. Ucap kim bum dengan mata mulai memerah. “Bum-ah… kau jangan membuat kakek malu… bayangkan kita sedang berhubungan dengan keluarga Goh.. mereka juga salah satu keluarga terpandang di korea, dan merupakan rekan bisnis kakek.. kau mengerti! Pikirkan lagi baik-baik”. Ucap kakeknya. “Tidak perlu aku pikirkan.. aku tidak akan pernah menerima perjodohan ini… kakek begitu jahat kepadaku!!!”. Teriaknya sambil berjalan menjauhi kakek. Diapun keluar dari ruangan itu, tepat ketika dia membuka pintu ketiga saudara sudah berdiri. Ketiganya menatap kim bum, kim bum langsung beranjak meninggalkan mereka. Dia berlari menuju kamarnya. Sementara kakek, benar saja penyakit jantungnya kambuh lagi, kakek pingsan diruang kerjanya. Hyun joong yang berniat ingin menemui kakek, seketika dia kaget ketika dia mendapati kakeknya tergeletak di sofa. “Hareboji!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak hyun joong sambil mendekati kakeknya.



Jam 9.35 p.m, Seoul General Hospital.


Keempat cucu kakek Lee terlihat duduk di ruang ICU, mereka duduk dengan gurat wajah khawatir yang Nampak jelas. “Meskipun aku tidak terlalu kakek banggakan.. tapi aku tak pernah berniat ingin menyakiti kakek”. Ucap kim joon menyindir Kim Bum. “Apa maksudmu hyung, kau berkata sambil mengarah kepadaku?”. Timpal kim bum dengan wajah yang muramnya. “Kau yang menyakiti kakek bum!”. Tegas Kim joon. “Benar.. kau yang menyebabkan kakek sakit!”. Sambung min ho mendakwa kim bum. “Sudahlah.. jangan dibahas lagi, kakek sedang kritis kalian malah sibuk menyalahkan kim bum!”. Ucap hyun joong menengahi. “Ah.. hyun joong-ah, sudahlah jangan terus membela adikmu yang sudah jelas-jelas menyebabkan kakek jatuh sakit”. Sambung min ho. “Tuan.. anda tidak boleh berkata seperti itu”. Ucap so eun yang berdiri tepat disamping kim bum. “Pengurus Kim, kenapa kau membela dia!!”. Bentak kim joon. “Hyung.. kau adalah cucu tertua.. tapi bukanya menengahi, kau malah tampak sangat seperti anak kecil”. Timpal hyun joong.



Tak lama datang dokter, “Bagaimana dokter?”. Tanya keempatnya sambil berjalan menghampiri dokter Kang Ha Reim. “Tuan Lee sudah melewati masa kritisnya, sekarang beliau sudah bisa dipindahkan ke ruang inap”. Ucap dokter Kang. “Kami boleh melihat kakek?”. “tentu saja.. kalian memang orang yang seharusnya berada disisi beliau saat ini”. Ucap dokter Kang sambil berjalan menuju ruanganya, keempat cucu tuan Lee beserta pengurus Kim berjalan menuju ruangan kakek. Namun kim joon berhenti, “Tunggu!”. Perintahnya, serempak semuanya berhenti berjalan. “Bum-ah! Sepertinya kau tidak boleh menemui kakek, kau yang menyebabkan kakek seperti ini…”. Ucap kim joon. “Aku setuju.. bukankah kau marah pada kakek, kau di luar saja menunggu”. Sambung min ho. “Hei.. kita semua sama, kita semua cucu kakek, kenapa adiku tidak boleh melihat kakek?”. Heran hyun joong. “Hyun joong-ah, terserah kau mau masuk melihat kakek atau tidak, yang jelas untuk saat ini kim bum belum bisa menemui kakek!”. Tegas min ho. “sudahlah kau mengalah dulu.. nanti akan aku usahakan kau bisa melihat kakek”. Bisik hyun joong. Kim bum mengangguk. Ketiganya masuk kedalam sementara kim bum berjalan keluar tanpa sedikitpun menatap so eun.



Sementara itu dirumah Goh Ara. “Jeongmalyo???? Ayah tidak salah mendapatkan kabar bukan?”. Kaget ara setelah mendengar berita kakek Lee masuk rumah sakit. “Tidak…”. Jawab ayahnya. “Ara-ah.. sebaiknya kau datang kesana, temani kim bum.. dia kan calon suamimu”. Saran ibunya. “tentu ibu.. aku akan segera kesana”. Ucap ara sambil berjalan menuju kamarnya, dia berganti pakaian, merias secantik mungkin untuk bisa diliihat kim bum. Dia mengambil kunci mobil dan bergegas berangkat. “aku akan menjadi orang yang mendampingimu disana bum… dan kau akan mulai sadar.. aku perduli akan dirimu”. Ucap ara sambil menjalankan mobilnya. Tepat jam 10.15 p.m ara tiba dirumah sakit, dia memparkirkan mobilnya, dan bergegas berjalan masuk kedalam, namun langkahnya terhenti ketika pandanganya tertuju pada sesosok laki-laki yang sedang duduk di kursi kayu di taman rumah sakit.



Kim bum duduk dengan segala beban pikirannya. Dia mulai tak bisa menahan air matanya, matanya merah, benar-benar merah. Pengurus Kim yang berjalan dibelakangnya terdiam menyaksikan betapa terpuruknya kim bum. Pengurus kim tanpa bicara sepatah kata pun langsung duduk disamping kim bum. Dia menatap malang pada lelaki yang awalnya terlihat paling angkuh dan sombong ini. Segala kekuasaanya hilang kali ini dimata so eun, dia melihat seorang Kim Sang Bum, lelaki yang sedang menangis disampingnya. “kau tidak boleh melihatku menangis..”. ucap kim bum sambil berusaha mengusap air matanya, namun tanganya dicegah oleh so eun. “jangan.. biarkan kesedihanmu keluar.. biarkan air matamu membawa pergi kesedihanmu”. Ucap so eun dengan mata yang mulai berkaca-kaca tak tega melihat kim bum seperti itu. Untuk beberapa saat suasana sangat hening, mereka berdua saling diam.



“Apakah aku pembawa sial?”. Tanya kim bum, belum sempat so eun menjawab dia berkata lagi. “sepertinya iya.. ibu meninggal karena aku.. dan sekarang kakek sakit karena aku.. aku hanya membuat orang-orang yang aku sayangi menderita”. Ucap kim bum. “Tuan jangan berkata seperti itu, tidak ada orang pembawa sial di dunia ini.. jangan menyalahkan diri seperti itu”. Ucap so eun. “Pengurus Kim, sebaiknya kau juga jauh-jauh dariku.. aku juga tidak ingin kau sial karena aku”. Ucap kim bum dengan wajah yang tertunduk, so eun menangis. “Tuan.. saya tidak akan pergi meninggalkan anda… saya akan ada disamping anda”. Ucap so eun dengan deraian air matanya. “ Aku tidak pernah ada niatan untuk menyakiti kakek.. untuk membuat kakek sakit.. aku juga tidak menginginkan hal seperti ini.. tapi kenapa untuk melihat kakek saja aku tidak boleh”. Ucap kim bum sambil menangis. So eun menatap dengan tangisan. Dia pun memeluk kim bum sambil mengusap punggung kim bum, dan kim bum menangis dipelukan so eun. “Maaf.. aku begitu lemah”. Ucapnya dalam tangisnya. “Tidak.. ini karena tuan begitu menyayangi kakek tuan”. Ucap so eun, kini pundaknya benar-benar terasa basah dengan air mata kim bum. Sementara dari kejauhan Goh-Ara menatap mereka, “Bukankah itu Kim So Eun, mahasiswi kelas D??? ada hubungan apa mereka?”. Kesalnya.

Atas bantuan hyun joong, kim bum bisa masuk kedalam kamar. Min Ho dan Kim Joon tengah terlelap tidur dikamar kakek. Kim Bum begitu sulit menemui kakek, dia harus berbisik untuk berbicara pun, “Hareboji… josonghamnida!”. Ucapnya menunduk. Sang kakak melihat malang pada kim bum. Sementara itu so eun yang sedang duduk di ruang tunggu dihampiri oleh sesosok gadis yang diperjodohkan dengan kim bum. Ara duduk disamping so eun. “Kau pasti mengenaliku”. Ucap Ara mengawali pembicaraan, so eun menatap kearah suara, pasti so eun mengenali Goh Ara.”Kau.. teman satu kampusku kan? Goh-Ara?”. Tanya nya. “Iya. Pasti kau mengenaliku.. dan aku pun mengenalimu.. kau adalah mahasiswi pintar dari jurusan kita, sementara aku mahasiswi yang populer, tentu kau mengenaliku”. Ucapnya sinis. So eun mengangguk. “Kau.. ada hubungan apa dengan keluarga kakek Lee?”. Tanya Ara. “Aku bekerja sebagai kepala pengurus.. dan juga pengurus pribadi dari keempat cucu tuan Lee”. Ucap so eun, Ara tersenyum sinis. “Nampaknya kau begitu dekat dengan calon suamiku.. aku tadi melihat kau di taman bersama kim bum”. Ucap Ara, so eun terperangah mendengar kata-kata Ara.



***

Seminggu telah di lalui, Tuan Lee sudah bisa kembali pulang ke kediamanya. Semua pengurus rumah dan pelayan berjejer menyambut pulangnya tuan Lee. So eun berdiri di barisan paling depan. Masuklah 5 mobil itu kedalam area rumah. Keempat cucu kakek langsung turun dari mobil masing-masing, dan yang terakhir turun adalah Tuan lee, tak disangka ada seorang gadis yang ikut dalam mobil kakek, Goh-Ara. Dia begitu setia mendampingi kakek, setia berada disamping kakek. So eun menunduk melihat adanya Ara. Melewati so eun, Ara memasang tampang sinisnya. Siangnya so eun masuk ke kamarnya, di lihatnya kim bum dan Ara sedang berbicara berdua di teras belakang.

“Aku tidak menyangka.. kau lebih nekat dari yang aku pikirkan”. Ucap Kim Bum dengan tangan yang dimasukan ke saku celananya. “Karena kau tidak pernah mau mengambil tindakan dengan hubungan kita”. Ucap Ara. “Go Ara-ssi”. Bentak kim bum. “Bum-ssi, apa susahnya kita bersama.. semua orang merestui hubungan kita.. semua orang menginginkan kita berpacaran”. Ucap Ara. “Semua orang itu orang yang tidak mengetahui kau selicik ini.. jangan libatkan keluarga!! Tapi kau mengajaku dengan cara lain”. Ucap kim bum menatap tajam Ara. “apa karena sudah ada wanita lain dihatimu?”. Tanya Ara. “karena aku hanya menganggpamu teman.. sepertinya permainan dating waktu dulu kau masukan kedalam hati??? Aku sudah pernah mengatakan, jangan pernah memakai hatimu ketika kita bermain diacara itu!!”. Ucap kim bum. “Tapi.. aku benar-benar merasakan bahwa kau menyukaiku”. Ucap ara. “Aku benar-benar salah mengikuti acara Dating With KimCorp castle prince itu, kalau tahu akan seperti ini.. Ara-ssi, kau begitu baik.. aku senang berteman denganmu.. namun sekarang aku sudah tak tahu lagi apa kau benar Ara-ssi temanku yang kukenal”. Ucap kim bum. “bum-ssi kenapa kau berkata seperti itu?”. Tangis ara. Kim bum pergi meninggalkan Ara.

***




Keesokan harinya keempat cucu kakek duduk bersamaan di ruang santai lantai 2. Min ho dan kim joon menatap sensi pada kim bum. “Sudahlah.. kau tinggal menerima perjodohan itu, masalah akan selesai bukan?”. Ucap min ho. “jangan egois seperti itu”. Ucap hyun joong. “Adiku juga berhak menentukan masa depannya sendiri”. Sambungnya lagi.min ho dan kim joon pun terdiam mendengar perkataan hyun joong. “dari kemarin kalian berlebihan mendakwa kim bum, aku sebagai kakaknya tidak menerimanya”. Ucap hyun joong. “Apa aku punya salah lain???? Katakan padaku.. kenapa kalian mendesak aku meneriman perjodohan ini?”. Tanya kim bum. Keduanya terdiam. “Aku muak dengan keadaan ini, aku ingin tahu pun tak ada yang memberitahukannya.. sudahlah”. Ucap kim bum sambil keluar dari ruangan itu. Beberapa saat suasana hening, hyun joong menatap min ho dan kim joon. “Apa karena pengurus Kim?”. Tanya hyun joong, kim joon dan min ho menatap hyun joong.




Pengurus Kim sekarang sudah ada diruangan itu bersama hyun joong, min ho dan kim joon. “Ada apa saya dipanggil kemari?”. Tanya So Eun heran. “Ada masalah.. aku harap dengan jawabanmu masalahnya bisa segera diluruskan..”. ucap hyun joong. “Apa itu?”. Tanya so eun. “Kim Bum sedang bermasalah dengan kim joon dan min ho, aku ingin bertanya,apa benar kau berpacaran dengan adiku?”. Tanya hyun joong, so eun kaget dengan pertanyaan hyun joong. “Pengurus Kim, kau tidak suka kan pada kim bum??? Dia kan yang mendekatimu”. Ucap kim joon. “Apa kim bum yang menggodamu pengurus Kim?”. Desak min ho. so eun terdiam. “Kami tidak berpacaran dan tuan Kim Bum tidak pernah sekalipun menggoda saya”. Ucap so eun. “Tapi, apa kau menyukai kim bum?”. Tanya kim joon. “Jawablah sesuai apa yang hatimu rasakan”. Ucap hyun joong. “benar.. saya.. menyukai tuan Kim bum”. Ucap so eun dengan mata memerah. “Tidak!! kenapa harus kim bum.. kenapa dia?? Kenapa bukan aku? Aku yang selalu dekat denganmu dan sedari awal menerimamu disini”. bentak kim joon. Tidak seperti kim joon yang bisa berbicara, min ho langsung pergi keluar ketika mendengar pengakuan so eun. “Josonghamnida!!!”. Hanya kata itu yang bisa so eun ucapkan.

Malam itu min ho dan kim joon sama-sama keluar dari rumah. Kim joon pergi ke arena trek lari, dia lari sekencang-kencangnya, terus berlari melupakan rasa sakit hatinya. Meluapkan rasa sedihnya, meluapkan semua rasa sesak didadanya. Kebetulan mobilnya min jung melewati arena trek lari itu. Min jung memang baru saja dari minimarket membeli soft drink. Dia langsung memutar mobilnya, dan menghentikan. Dia menatap kim joon. “Itu benar dia.. sedang apa dia berlari di malam seperti ini?”. Tanyanya. Min jung pun berlari mendekati kim joon, dia berusaha berlari meskipun kakinya sakit karena memakai highheels. “Joon-ah.. joon-ah..”. teriak min jung sekemampuanya. Dia terus berlari mengejar kim joon sambil berteriak memanggil nama kim joon, kim joon menengok, “Min jung-ah?”. Kaget kim joon. “Aku sudah tidak kuat..”. ucap min jung dengan suara terengah-engah karena berlari, diapun ambruk setelah highheels nya patah. Kim joon berhenti berlari dan berbelok berlari menghampiri min joong.“Sedang apa kau disini?”. Tanya kim joon. “kau sedang apa disini?? Malam seperti ini kau malah berlari”. Ucap min jung khawatir, kim joon hanya terdiam. Diapun membantu min jung berdiri dan memapahnya ke tempat duduk.



Sementara itu min ho yang tak tahu arah, memberhentikan mobilnya di depan warung bubur Bonjuk. Dia diam didalam mobilnya, menatap warung itu. Terlihat hye sun dan Ki Bang, sang boss baru keluar dari warung. “Bos.. semoga ibumu lekas sembuh ya”. Ucap hye sun. “Kita pulang bersama saja”. Ucap Ki bang sambil tersenyum. “Ah… mmmm..”. belum sempat hye sun menjawab tampak lelaki bertubuh tinggi sudah ada didepannya. “Aku lapar.. buatkan aku bubur!”. Perintahnya. “hei.. apa kau tidak bisa melihat, warung sudah tutup. Malam seperti ini mau makan disini”. Bentak Ki Bang. “Aku mau makan!!!”. Ucap min ho kukuh, hye sun memonyongkan bibirnya. “Boss. Kau pulang duluan saja.. dia biar aku saja yang mengurusnya”. Ucap hye sun. “kau yakin??”. Tanya ki bang, hye sun mengangguk. “kalau dia macam-macam, kau pakai saja pisau ikan di dalam lemari, tadi aku sudah mengasahnya”. Ucap ki bang. “Ye.. sini kuncinya, aku yang akan menguncinya.. besok aku akan datang pagi”. Ucap hye sun. Ki Bang memberikan kunci warung itu pada hye sun. diapun pulang. Sementara hye sun dan min ho masuk kedalam warung.

“Bukankah direstoranmu ada bubur juga.. kenapa kau datang kemari???”. Ucap hye sun dingin. “Aku tidak berbicara denganmu.. aku memesan bubur saja”. Ucapnya angkuh. “Aish.. benar-benar menyebalkan, gara-gara kau aku harus memasak bubur lagi.. awas kalau kau tak menghabiskannya”. Ucap hye sun. min ho tak menjawab. Selama memasak bubur hye sun memperhatikan min ho yang terus diam dan cemberut. “hei.. bocah! Kau sedang ada masalah?”. Tanya hye sun yang juga tengah sibuk dengan buburnya. Min ho tak menjawab pertanyaan hye sun, hye sun manyun. Bubur pun siap disantap, hye sun menghidangkan bubur itu pada min ho, namun min ho terlihat menumpangkan kakinya diatas kursi. “Hei.. kau itu tidak sopan sekali.. turunkan kakimu!! apa kau mau kusuruh untuk membersihkan kursinya?”. Perintah hye sun dengan wajah juteknya. Min ho pun menurunkan kakinya. “Makan dan habiskan.. karena kau, aku jadi membuat bubur lagi”. Ucap hye sun. min ho pun segera melahap bubur itu, hye sun pun berjalan menuju dapur namun tanganya di tarik min ho. “Temani aku disini”. Ucapnya dengan nada sedih. Hye sun menurut saja.



Kim joon duduk disamping min jung sambil memijit kaki min jung yang kesakitan akibat terjatuh di trek lari. “Aku jadi merepotkanmu”. Ucap min jung. “Kau itu kenapa ikutan berlari bersamaku?”. Tanya kim joon. “mm.. tadi aku melihatmu sedang berlari seperti orang stress, makanya aku ingin menghampirimu”. Ucap min jung. “Kau sedang ada masalah?”. Tanya min jung. “Kau itu selalu saja tahu kalau aku sedang ada masalah”. Ucap kim joon sambil mengangguk. “Cintaku bertepuk sebelah tangan”. Sambung kim joon, min jung menatap kim joon.”rasanya memang sakit jika kita mencintai tapi tidak dicintai, jadi karena itu kau berlari seperti tadi?”. Ucap min jung. “Min Jung-ah kau seperti mengalami saja”. Ucap kim joon. “Ne.. kau benar, cintaku pun bertepuk sebelah tangan”. Ucap min jung. “Ternyata gadis cantik dan baik sepertimu ada yang menyia-nyiakan juga.. bodoh sekali lelaki itu”. Ucap kim joon. Min jung menatap kecewa pada kim joon. “Kita senasib”. Ucap min jung, “Kita habiskan malam ini bersama.. aku beli minuman dulu”. Ucap kim joon. “Oh.. tidak, aku tadi membeli soft drink, kita minum itu saja”. Ucapnya. “Bawa saja dimobilku”. Sambungnya lagi. “OK!”.




Sementara itu kim bum sedari tadi gelisah dikamarnya. Pikiranya terus berkecamuk. Dia menjatuhkan tubuhnya di kasur, ditatapnya langit kamarnya. “Apa yang harus aku lakukan?? Apa ini saat yang tepat?? Apa dia harus tahu sekarang?”. Tanyanya. Tak lama ada yang mengetuk pintu. “masuk!”. Ucap kim bum yang masih terbaring. “Ini jaket nya disimpan dimana tuan?”. Ucap so eun. “pengurus Kim”. Kaget kim bum. So eun dengan wajah gugup memandang kim bum. Kim bum mulai beranjak dari kasurnya. “saya permisi tuan”. Ucap so eun sambil buru-buru beranjak keluar dari kamar kim bum, namun langkahnya terhenti, karena kim bum menarik tangan kiri so eun dan ketika berbalik tangan kanan kim bum dengan sigap merangkul pinggang so en hingga jarak mereka begitu dekat. So eun kaget dengan apa yang dilakukan kim bum. “kenapa kau ingin cepat keluar dari kamarku??? Kau takut aku, atau kau tak mau melihatku?”. Tanya kim bum, so eun hanya menunduk tanpa melihat wajah kim bum yang begitu amat dekat. “Tuan.. lepaskan saya.. jangan seperti ini”. Ucap so eun.



Bukanya melepaskan kim bum malah tambah erat, tanganya erat merangkul pinggang so eun. “kenapa kau suka membuatku seperti ini?? Kenapa kau sekarang menjauh denganku setelah kejadian dirumah sakit itu?? Apa kau memang suka mempermainkan aku?”. Tanya kim bum. So eun benar-benar tak bisa menyembunyikan wajah gugupnya. “Apa benar kau tak mempunyai perasaan sedikitpun terhadapku??? Sungguh?? Jawab aku!.. kalau tidak aku akan gila pengurus kim”. Ucap kim bum. “tuan.. saya.. saya..”. ucapso eun sambil perlahan menengadahkan wajahnya hingga menatap wajah kim bum. Entah apa yag terjadi dengan hati kim bum, dia pun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah pengurus Kim. Pengurus kim mulai gugup namun dia menutup matanya, dan kim bum pun benar mencium so eun, dengan segala perasaan yang ada dihatinya. Selang beberapa saat kemudian, so eun yang sadar langsung melepaskan ciuman kim bum dia menatap tajam kim bum. Matanya mulai berkaca-kaca, di susutnya bibirnya dengan tanganya. “Tuan.. kenapa anda melakukan ini pada saya..?”. ucapnya, so eun pun segera berlari keluar. Kim bum menatap sedih. “Kau yang pertama dan terakhir”.

Min ho pun selesai menghabiskan buburnya. “Ini bayarannya”. Ucap min ho. hye sun menerima uangnya. “Wah.. tidak ada uang pas yah?? Laci uang sudah di kunci Boss, aku pun tak mempunyai kembalian sebanyak ini”. Ucap hye sun sambil merogoh saku celananya. “Sudahlah.. uang kembalianya kau ganti dengan yang lain saja”. Ucap min ho. “Mwo?”. Tanya hye sun. “Temani aku pulang!”. Ucap min ho, hye sun kaget mendengarnya. “pulang bersamamu?? Kau ini masih waras kan???”. Tanya hye sun. “pulang bersamaku saja kau tidak mau. Benar aku memag tak pantas untuk ditemani, bahkan orang yang aku sukai pun tak mau bersamaku”. Ucap min ho, hye sun melongo mendengar kata-kata min ho. “kau sedang patah hati?”. Tanya hye sun. “Baiklah.. aku temani kau pulang”. Ucap hye sun. “Aku yang akan menemanimu pulang”. Ucap min ho. “Ne..ne.. terserah kau saja! Aku sedang malas berdebat”. Ucap hye sun. merekapun keluar dari warung, dan langsung naik mobil. Min ho mengantarkan hye sun pulang, sepanjang jalan min ho cerita dengan hye sun tentang masalahnya.

***




Siang itu disebuah coffee shop, seorang gadis dengan rambut panjang terurai terlihat sedang meminum kopi, tak lama datang wanita cantik juga menghampirinya. “maaf membuatmu menunggu”. Ucap wanita yang baru saja datang, dia adalah kim so eun. “tak apa.. aku juga yang mengundangmu..”. ucap Goh Ara. “langsung saja.. aku tak punya banyak waktu luang..”. ucap so eun singkat. “wah.. aku baru tahu kau itu sibuk sekali.. sibuk menjadi pengurus?”. Ledek Ara. “baiklah.. aku juga tidak akan bertele-tele. Kau tahu kan aku dijodohkan dengan kim bum. Kakek Lee sangat berharap akan hal itu, sementara aku lihat kau lumayan dekat dengan Kim bum. Jadi aku mau meminta bantuanmu”. Ucap Ara. So eun menatap Ara tanda dia tak mengerti. “Tolong bantu aku bicara pada kim bum untuk menerima perjodohan ini”. Ucap Ara, sontak so eun kaget. “kenapa reaksimu seperti itu?? Kau tak ada perasaan kan pada calon suamiku?”. Kukuhnya, so eun menggeleng berdusta, padahal hatinya sudah sangat kesal dengan tingkah Ara. “Aku tidak bisa janji”. Ucap so eun. “dan satu hal lagi”. Ucap Ara. So eun kembali menatap Ara. “meskipun aku tahu kau hanya seorang pengurus, tapi kau tetap wanita yang aku bisa anggap membahayakan.. aku mau kau jangan terlalu dekat dengan kim bum!”. Ucapnya. “Maaf, tapi aku bertugas sebagai pengurus pribadi juga.. kalau aku sering berhubungan pun itu hal yang biasa”. Ucap so eun. “benar.. aku tidak percaya.. kau mau aku bayar berapa?? Kau lebih baik keluar bekerja saja di rumah kakek Lee, aku bisa membayarmu dua kali lipat bahkan tiga kali lipat lebih besar”. Ucap Ara, so eun benar-benar marah. “Maaf, aku bukan orang seperti itu, sepertinya kau salah menemui orang! Yang memperkerjakan aku adalah Tuan Lee, dan hanya tuan Lee yang berhak memberhentikan aku”. Tegas so eun, diapun pergi dari restoran itu. “Baiklah.. kalau memang begitu.. aku pastikan kakek Lee yang akan memberhentikanmu.. kurang ajar”. Ucap Ara dengan wajah kesalnya..

Kini kim bum dan min ho serta kim joon telah berbaikan lagi, min ho dan kim joon sadar mereka telah salah. “Aku salah.. maafkan tingkah anehku”. Ucap kim joon, kim bum tersenyum senang “Hyung… ternyata hyung ku yang bernama Kim Joon telah kembali, kemarin aku sempat tak mengenalimu..”. ledek kim bum. “Aku malu.. emosiku membalut perasaanku”. Ucap kim joon. “Akupun sama… mianhe bum-ah!”. Sambung min ho. kim bum mengangguk. “Kalian bisa sadar juga.. senang aku melihatnya.. kalian bisa cepat sadar begini karena siapa??? Aku tahu watak kalian berdua sama-sama keras, kecuali ada yang meluluhkannya”. Ucap hyun joong. Kim joon dan min ho pun tersenyum. “ada saja”. Kompak keduanya. Kim joon dan min ho saling menatap dan tertawa karena mereka sama-sama berbicara.

So eun pun berjalan di lorong rumah, dia pun berpapasan dengan pengurus Yong. “pengurus.. anda dipanggil oleh Tuan Lee”. Ucapnya. “baik.. saya akan segera menghadap”. Ucap so eun. diapun segera menghadap tuan lee. “Duduklah”. Ucap tuan lee pada so eun. “Ada apa tuan memanggil saya?? Ada yang tuan butuhkan?”. Tanya so eun. “Betul sekali, aku perlu bantuanmu pengurus Kim”. ucap tuan Lee. “apa itu tuan?”. Tanya so eun. “Aku tahu kau lumayan dekat dengan kim bum, bisakah kau membantuku”. Ucap tuan Lee menggantung. “Benar saya dekat dengan tuan muda, lalu apa yang bisa saya bantu?”. Tanya so eun. “Tolong bantu aku membujuk kim bum untuk menerima perjodohan dia dengan Nona Goh-ara”. Perintah tuan Lee, so eun kaget mendengarnya.




^^ To Be Continued^^

Bagaimana kelanjutan kisahnya??

Akankah so eun membujuk orang yang dia cintai untuk menikah dengan orang lain?

Sanggupkah dia melakukannya???

Dan apakah Kim Bum menerima permintaan so eun??

Saksikan kelanjutanya di 4 Loves 1 True Love Part 9.

0 komentar:

Posting Komentar