안녕하세요 (annyeong haseyo) mates and all chingu
Ayo ayo.. siapa yang penasaran sama kelanjutan ff yang sangat fenomenal, bombastis, fantastik, elastic, so elastic, so fantastic *lagu SHINee donk* hahahhahaahh....... sekarang ini dia... our present..... *jeng jeng jeng*
Dekatkanlah hatimu pada hatiku, maka akan kuajarkan kau apa itu cinta !!!
Matahari mulai unjuk gigi pagi ini, lewat sinarnya ia mengintip ke jendela rumah so eun dan kim bum yang masih terlelap di sofa. So eun mulai terusik ia berusaha membuka matanya begitu pula dengan orang yang di sampingnya yang ia peluk.
“kyaaaaaaaaaaaa…………” teriak so eun dan kim bum berbarengan yang kaget melihat pose tidur mereka yang tak biasa.
So eun dan kim bum reflex loncat ke belakang. So eun mendekap dirinya sendiri begitu pula dengan kim bum.
“apa yang kau lakukan padaku?” teriak so eun
“aku ……. Aku tidak melakukan apapun” timpal kim bum
“lalu kenapa kau memelukku?” ujar so eun
“hei kau yang memelukku.” tukas kim bum
“hei ….. kalau aku yang memelukmu kenapa kau memegang bahuku.” ujar so eun sembari memperagakannya.
“apa kau ingat semalam kan mati lampu, kau langsung loncat ke arahku dan memelukku. Kemudian saat aku akan mencari penerangan kau malah tidak mau kutinggalkan.” tukas kim bum membela diri.
So eun berusaha mengingat-ingat kejadian semalam, ia pun malu mengingat kronologis kejadiannya. Ia pun meraih bantal sofa dan melemparkannya pada kim bum. Kemudian berlalu pergi. Kim bum menatapnya heran, “kenapa wanita selalu sulit dimengerti.” batinnya.
**********************
“nden, kamu udah tarik tuas itu lagi kan?” Tanya rahmi
“iya, aku udah tarik tuas itu lagi sebelum aku ikut lari ngikutin kalian.” tukas nden yang tengah sibuk memasak mie ramen.
“wah semalam menyenangkan yah, hahahahah …….” gumam lulu yang juga asyik ikutan masak mie ramen, salah satu kegiatan saat camping.
“oh iya apa yang terjadi pada so eun dan kim bum yah?” Tanya rahmi pada 2 rekannya tersebut.
“aku tidak tau, tapi pasti menarik semalam.” gumam nden diselingi tawa jail
“ah iya,,,, hahahahahah …… sayang kita malah lari bukannya mengintip.” gumam lulu
“kau mau kita ketahuan.” ujar rahmi
“iya juga sih, oh iya sampai kapan kita akan di sini?” Tanya lulu
“mungkin sampai kita mendapatkan bukti-bukti yang otentik kalau mereka berdua dekat.” tukas rahmi.
“de …….” gumam nden dan juga lulu yang ikutan manggut-manggut.
****************
Lantunan ringtone pun mengalun dari handphone so eun. Ia meraih handphone yang terletak di meja rias kamarnya dan mengangkatnya.
“yoboseyo ………….” sapa so eun
“yoboseyo … so eun, ini aku manajer hwang.” timpal manajer hwang
“ya ada apa manajer?” Tanya so eun yang tengah sibuk mengeringkan rambutnya.
“so eun apa kau sudah melihat berita di internet?” ujar manajer hwang
“berita di internet?” ulang so eun
“ya, coba kau cek di internet.” gumam manajer hwang
So eun pun meraih laptopnya dan mulai membrowsing berita tentang dirinya. Ada sebuah blog bernamakan triple S. Di sana tertulis bahwa so eun dan kim bum juga dekat di luar shooting terbukti saat so eun shooting untuk dramanya, kim bum datang memberi dukungan dengan membawakannya sarapan. Dan itu bukan bagian dari shooting we got married.
“oh berita ini.” gumam so eun dengan ekspresi santai
“kenapa kau hanya bereaksi santai so eun?” Tanya manajer hwang
“lalu aku harus bagaimana?” Tanya so eun
“memangnya kau dekat dengan kim bum yah? Apa terjadi skandal di antara kalian?” Tanya manajer hwang
“tentu saja tidak, mana mungkin terjadi sesuatu di antara kami.” kilah so eun sembari mengingat-ingat insiden ciuman itu dan semalam.
“ya tenang saja, lagipula ini juga ada keuntungannya bagimu.” tukas manajer hwang.
“keuntungannya bagiku? Apa?” Tanya so eun
“tentu saja, bukankah tujuanmu ikut acara ini supaya orang-orang percaya kalau kau bukan penyuka sesama jenis?” ujar manajer hwang
“ah iya kau benar.” gumam so eun.
“oh iya so eun, pekan depan kan kau mendapat undangan untuk datang ke acara baeksang award.” ujar manajer hwang
“ah iya aku tau. Memangnya kenapa?” Tanya so eun
“apa kau sudah mempersiapkan segalanya” Tanya manajer hwang
“persiapan apa?” Tanya so eun lagi
“persiapan pidato kemenangan. Kau kan masuk nominasi aktis terbaik.” ujar manajer hwang
“memangnya aku sudah pasti menang apa?” ujar so eun yang kini mulai sibuk merias dirinya.
“kurasa kau yang akan menang so eun.” tukas manajer hwang
“ya kita lihat saja nanti.” gumam so eun
“ya sudahlah aku akan mengurus jadwalmu dulu. Sudah jangan ganggu aku.” ujar manajer hwang yang kemudian menutup telponnya.
So eun melihat layar handphonenya dan berujar, “bukankah dia yang menelponku? Kenapa aku yang dia bilang mengganggunya? Aku benar-benar dikelilingi orang – orang yang aneh.”
***********************
Di tempat camping
“ah akhirnya titisan triple S datang.” ujar nden yang melihat dita, bella, dan icha annisa menghampiri mereka.
“hai eonnie-eonnie.” ujar mereka berbarengan sembari melambaikan tangannya.
“hai dita, bella, dan icha.” ujar lulu membalas lambaian tangan mereka.
“wah kalian sudah siap?” tanya rahmi
“kami siap sekali, eonnie.” ujar dita
“tapi memangnya ada apa eonnie-eonnie memanggil kami kemari?” Tanya icha
“waktunya kalian dilantik menjadi triple S junior.” ujar rahmi
“wah….berarti sebentar lagi kami akan menjadi netizens.” ujar bella bersemangat
“hahahaha …… iya.” gumam rahmi
“lalu sekarang kami harus apa eonnie?” Tanya dita
“aku akan mengajarkan pada kalian bagaimana menjadi netizen.” tukas rahmi
“wah benarkah? Bagaimana caranya unnie?” Tanya bella
“betul betul betul bagaimana caranya?” tambah icha
“lihat saja nanti.” gumam nden yang asyik dengan jalabria hasil buatan ibunya. (hadoh hadoh, makanan sunda nyasar ke Korea, hahahahah *rahmi)
**************************
Di rumah so eun dan kim bum
“aku pergi dulu.” ujar so eun yang sedang sibuk memakaikan sepatunya.
“kau mau kemana?” Tanya kim bum yang sedang sibuk berolahraga
“tentu saja pergi shooting.” jawab so eun
“oh …” gumam kim bum
“oh iya kau tidak bekerja?” Tanya so eun
“aku ambil libur 3 hari karena dari kemarin aku sibuk sekali.” tukas kim bum
“ugh, kau enak sekali yah.” ujar so eun yang kemudian beranjak pergi.
Kim Bum menatapnya dan tersenyum. “hati – hati.” gumamnya pelan diiringi senyum manisnya.
“wah jadi ini rumah so eun dan kim bum yah, eonnie?” Tanya bella
“iya benar. Shuutttttttt kalian jangan berisik oke?” ujar rahmi memberi peringatan
“iya iya iya.” ujar nden, lulu, dita, bella, dan icha diiringi anggukan mengerti.
Mereka pun mengendap-endap ke sekitar rumah so eun dan kim bum memperhatikan yang terjadi di dalam.
Kim bum melangkah menuju kamarnya. Ia rebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan ia pejamkan matanya beberapa saat. Bunyi dering handphone membangunkannya, dengan malas kim bum pun meraih cellphonenya tersebut.
“yoboseyo…” sapa kim bum
“yoboseyo … tuan kim bum.” sapa seseorang
“siapa ini?” Tanya kim bum
“saya angela, tuan, sekretaris GM Lee Jung Gil.” ujar angela
“ada apa?” ujar kim bum agak ketus mendengar nama ayahnya disebut
“saya hanya ingin menyampaikan pesan dari bapak Jung Gil bahwa hari ini ia menunggu tuan untuk makan malam di rumah.” tukas angela
“maaf aku tidak bisa.” ujar kim bum
“tapi bapak sangat berharap anda bisa datang.” ujar angela
“aku sibuk.” Gumam kim bum sembari menutup handphonenya dan melemparnya ke kasur.
Kim bum merenung sejenak, ia pun meraih kalender yang ada di meja. Ia tatap tanggal hari ini.
***************
Di lokasi shooting
“cut” ujar sutradara member isyarat bahwa pengambilan gambar selesai
“oke.” gumam so eun sembari mengangkat jempolnya. Ia pun mengucapkan terima kasih pada para kru
“so eun istirahatlah, oh iya temanmu menunggumu.” ujar penata gaya
“ah iya. Terima kasih.” ujar so eun lagi
Di rumah
Kim bum sedang sibuk memilah-milah sayuran mana yang akan ia pakai untuk ia masak. “ah kentang, jagung, dan wortel.” gumamnya sembari meraih sayuran-sayuran tersebut.
Dengan sigap kim bum memotong-motong kentang itu berbentuk dadu, kemudian membersihkan jagung begitu pula dengan wortelnya.
“aish ….belum matang juga.”ujar kim bum yang tengah memeriksa daging steak panggangnya.
Kemudian ia lanjutkan terus kegiatannya untuk membuat garnish.
Kim bum mungkin tidak terlalu pandai memasak tapi ia terlihat sekali sangat berusaha.
Tanpa Kim bum sadari ada beberapa orang yang memperhatikannya dengan serius, tentu saja mereka adalah triple S beserta dita, bella, dan icha. Dengan sigap lulu memotret kim bum yang tengah sibuk memasak.
“kyaaaaa …… tampan sekali.” teriak bella
“shuutttttttt …….jangan berisik.” bisik rahmi pada bella dengan isyarat menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya.
“iya jangan berisik, wah kim bum tampan sekali yah walau mukanya sedang semrawut begitu.” ujar lulu yang masih sibuk dengan kegiatan jepretannya.
“tentu saja, kalau kata rahmi, cetakannya pas.” timpal nden
“cetakan apa memangnya?” Tanya icha
“cetakan kue kali.” timpal dita
Di lokasi shooting
“ji yeon?” gumam so eun yang melihat ji yeon berada di samping tempat duduknya.
“hai so eun.” sapa ji yeon ramah
So eun pun duduk di samping ji yeon dan membalas senyumnya. “ada apa?” Tanya so eun memulai percakapan.
“aku hanya ingin mengunjungimu.” jawab ji yeon
“oh ….” gumam so eun
“oh iya so eun, ini aku bawakan cokelat kesukaanmu.” ujar ji yeon yang kemudian menyodorkan sekotak cokelat pada so eun.
So eun pun menerima sekotak cokelat itu, “gomawo sahabatku.” ujar so eun dengan senyum manisnya.
“sama-sama juga sahabatku.” jawab ji yeon dan membalas senyum so eun
“ji yeon, apakah aku boleh bertanya.” ujar so eun sambil membuka kotak cokelatnya.
“boleh, asal jangan matematika saja, karena aku tidak mengerti.” jawab ji yeon
“hahahahah ….. tenang saja, lagipula aku juga tidak ingin berurusan lagi dengan matematika.” ujar so eun
“ya kita berdua kan bermusuhan dengan trigonometri, pangkat, akar-akaran beserta teman-temannya. Hahahahhah …..” tukas ji yeon diiringi tawa renyahnya.
“ya hahahahh …. Oh iya ji yeon aku ingin bertanya serius kali ini.” gumam so eun dengan mimik muka yang mulai serius.
“ya apa?” ujar ji yeon
“kapan kau bertemu dengan seung ho?” Tanya so eun
“oh itu ….. seung ho menemuiku.” gumam ji yeon
“menemuimu? Kapan?” Tanya so eun lagi
“beberapa hari yang lalu di restoran temannya.” jawab ji yeon jujur
“ji yeon apa kau bersekongkol dengan seung ho?” Tanya so eun
“maksudmu?” Tanya ji yeon balik
“seung ho saat itu memintaku untuk kembali padanya. Tapi aku tidak menggubrisnya.” ujar so eun yang sibuk mengunyah cokelatnya.
“ya aku tau. Seung ho menjelaskannya padaku.” timpal ji yeon singkat
“ji yeon, apa kau percaya dengan apa yang dikatakan seung ho?” gumam so eun
“aku tidak tau, tapi kurasa dia berkata yang sebenarnya. So eun, apa kau masih menyukainya?” Tanya ji yeon
So eun kaget mendengar pertanyaan itu, sebenarnya ia pun bingung dengan jawabannya. “aku tidak tau ji yeon, terkadang aku memang masih mengingatnya tapi rasa sakit itu masih ada membekas di hatiku.” tukas so eun
“so eun, kurasa jika kau masih mencintainya berilah seung ho kesempatan kedua.” ujar ji yeon
“kesempatan kedua?” gumam so eun
“ya, dia berjanji padaku kalau dia bisa kembali denganmu lagi dia tidak akan menyakitimu lagi.” tukas ji yeon
“aku tidak tau, ji yeon. Tapi yang pasti aku belum mau menemuinya.” ujar so eun
“kalau kau rasa itu yang terbaik aku tidak bisa memaksamu. Tapi kau harus tegas dengan perasaanmu.” tambah ji yeon
“ya aku tau.” gumam so eun
**********************
Malam pun tiba …..
(short message service)
To: Ubur-ubur
From: Petapa genit
Datanglah ke pantai belakang rumah kita, ada sesuatu menunggumu
“apa maksud si gila itu?” batin so eun yang kemudian konsen menyetir.
Setelah tiba di depan rumahnya so eun pun memarkirkan mobilnya. Kemudian ia membuka pintu rumahnya. “kim bum….” teriaknya memeriksa apakah kim bum berada di rumah atau tidak. Tapi tidak ada jawaban.
So eun melangkah menuju kamarnya. Ia rebahan di kasurnya. “ke mana si petapa genit itu?” batinnya. Ia pun teringat dengan sms kim bum. “ah iya dia menyuruhku ke pantai belakang.” ujar so eun sembari memegang jidatnya *pose orang kalo udah inget apa yang dilupakan*
So eun pun menuruni tangga kamarnya, ia keluar lewat pintu belakang dan mencari-cari sosok kim bum.
Setelah sampai di pantai ia temukan sebuah meja dengan penuh makanan di atasnya.
“so eun, kenapa kau baru datang?” ucap kim bum yang tiba-tiba muncul.
“ahhhh …. Kau mengagetkanku saja.” gumam so eun seraya mengelus-elus dadanya karena kaget.
“aku menunggumu dari tadi, tapi kau lama sekali.” ujar kim bum
“memangnya kenapa?” Tanya so eun
“ah sudahlah ayo duduk.” perintah kim bum yang kemudian menggeserkan kursi untuk so eun
So eun pun mengikuti perintah kim bum. So eun menatap makanan yang tersaji di meja tersebut. “ada apa ini?” Tanya so eun yang penasaran dengan kelakuan kim bum.
“hari ini ulang tahunku.” ujar kim bum
“ulang tahunmu?” Tanya so eun
“ya, karena aku tidak merayakan ulang tahunku dengan teman-temanku, maka aku rayakannya bersamamu. Jadi bersikaplah manis padaku karena ini hari special untukku.” tukas kim bum
“ah, tergantung. Kalau kau mengajakku berduel maka aku tidak bisa bersikap manis.” ujar so eun
“geezz …… ya anggap saja sebagai kado untukku dengan menemaniku malam ini menghabiskan hari ultahku.” tukas kim bum
“iya …. Iya……” gumam so eun
“ayo makan, ini aku sendiri yang membuat.” ujar kim bum
“oh jadi ini buatanmu yah? Kalau begitu kau duluan yang makan.” ujar so eun
“kenapa harus aku dulu?” Tanya kim bum
“karena kalau di antara kita harus ada yang mati duluan maka itu kau. Aku kan masih terikat kontrak menyelesaikan dramaku.” Ujar so eun
“hei …. Kau pikir aku mencampur makanan ini dengan racun?” timpal kim bum
“kita tidak pernah tau apa yang dipikirkan orang lain kan?” gumam so eun
“ah sudahlah makan saja, lagipula kalau aku mati, hidup kau tidak akan menarik lagi.” ujar kim bum yang memulai kegiatan santap menyantapnya.
“kenapa memangnya?” Tanya soeun
“karena tidak ada lagi yang bisa kau siksa.” jawab kim bum
“dasar gila.” ujar so eun
Setelah kegiatan makan memakan pun dilanjutkan ke acara dansa. Kim bum menyalakan tape dan memainkan lagu instrument lembut. Ia pun mengajak so eun berdansa. Namun beberapa kali so eun menolaknya, tapi kim bum terus memaksanya dan kemudian menariknya untuk berdansa.
Beberapa lama so eun dan kim bum berdansa sehingga tercipta suasana romantis antara mereka berdua.
Kim Bum menaruh tangan so eun di pundaknya, kemudian ia pegang tangan kiri so eun. “Kau harus menatap mataku,” ujar Kim Bum mengarahkan.
“Aku tidak mau melihat matamu,” timpal so eun.
“Memangnya kenapa?” tanya kim bum.
“Di matamu ada belek, tidak sedap dipandang,” ujar so eun.
Repleks kim bum melepaskan so eun dan mengucek-ucek matanya. “Apa sekarang masih ada?” tanya kim bum.
“Hahahaahha, kau tertipu, wajahmu lucu sekali,” ujar so eun sambil tertawa terpingkal-pingkal.
“Aiissshhh...,” gumam kim bum kesal.
“Ahh, sudahlah, ikuti aku. Kalau kau tidak benar, aku akan melemarmu ke laut,” rutuk kim bum sambil menarik tangan so eun untuk berdansa.
Setelah posenya perfect, kim bum pun mengarahkan wajah so eun agar melihat matanya, dan mereka pun berdansa mengikuti alunan lagu.
Setelah itu so eun dan kim bum pun duduk berdua di tepi pantai menikmati indahnya malam.
“hari ini adalah perayaan ulang tahunku yang paling menyenangkan” ujar kim bum sambil menatap lukisan malam yang bertabur bintang.
“memangnya kemarin-kemarin kau kenapa?” Tanya so eun yang duduk di sampingnya.
“aku tidak pernah sebahagia ini.” jawab kim bum
“ya, aku tanya kau kenapa?” Tanya so eun lagi
“sejak kecil, semenjak ibu meninggal aku tidak pernah merayakannya. Aku tidak pernah mau merayakannya karena ……” ujar kim bum menggantungkan kalimatnya
“karena apa?” Tanya so eun yang penasaran dengan lanjutan kata-kata kim bum
“karena tepat di hari ulang tahunku ibuku meninggal di depan mataku.” tukas kim bum
So eun terkejut mendengarnya. Ia menatap kim bum yang tengah asyik memandang bintang. “ternyata si gila ini punya kisah yang kelam juga” gumamnya dalam hati
“kami mengalami kecelakaan saat kami akan pulang setelah merayakan ulang tahunku. Saat itu aku masih berusia 6 tahun dan aku tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk menolong ibuku karena saat itu aku sendirian dan jalanan sepi. Aku hanya bisa menangis memeluk ibuku yang berlumuran darah.” tukas kim bum
“lalu apa yang terjadi.” Tanya so eun lagi
“ibuku meninggal di hadapanku. Dan sejak saat itu aku benci hari ulang tahunku.” ujar kim bum
“lalu kenapa sekarang kau ingin merayakannya?” Tanya so eun lagi
Kim bum terdiam dan menatap lekat so eun. “aku pun tidak tahu mengapa aku ingin merayakannya dan... itu denganmu” batin kim bum.
“kenapa ?” Tanya so eun lagi mengulang pertanyaannya.
“tak apa.” jawab kim bum.
“kau memang aneh.” gumam so eun
“hahahaha ……. Tapi ibuku pernah bilang padaku, jika aku merindukannya tunjuklah satu bintang yang paling bersinar di langit. Maka itu adalah dia.” gumam kim bum diselingi senyum mautnya
So eun menatap dalam kim bum, ia tak menyangka bahwa orang yang selama ini ia anggap gila memiliki suatu kisah yang cukup menyedihkan.
“so eun boleh aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya kim bum
“apa?” jawab so eun
TO BE CONTINUED ….
Apa yang akan ditanyakan kim bum pada so eun ya???
Kalian penasaran???? Saya juga penasaran... *gubrak* heheheheheh
Kita tunggu saja kelanjutannya di WE GOT MARRIED part 7
Jangan lupa ... setelah baca... dikomen-dikomen....
감사합니다 친구 ^^ 안녕 (kamsahamnida chingu ^^ annyeong)
2 komentar:
AKu suka banget ceritanya bikin Happy n snYum senYum ndiri he.. he..
wah wah wah..
aku suka deh ama nih FF..
Posting Komentar